Selasa, 29 September 2009

Mohon Maaf Lahir Batin ya…

Ga terasa yamudik_lebaran, Ramadhan yang penuh berkah telah berlalu. Idul Fitri kita jelang juga. Hem, mudik lagi deh…hehehehe. Seperti tahun sebelumnya, Aku dan Mas juga Pasya mudik ke Purwokerto, tanah leluhur Suami. Dari sana kami lanjut ke Magetan, tempat kelahiran Eyang Kakung Pasya (Bapakku). Uh…kebayangkan bagaimana capeknya aku. Sampai di rumah aja ga bisa langsung istirahat. Ya tugas sebagai seorang Istri dan Ibu sudah menantiku. Bebenah rumah, bongkar seluruh isi perbekalan sampai menata kembali rumah yang sempet 1 minggu terbengkalai. Malam harinya ga kebayang bagaimana rasanya badan ini, capek bukan maen…Ya itulah romantika mudik. Tahun ini terasa beda karena akhir nya Mas setuju dengan ajakan aku untuk jalan-jalan selama kami mudik, jadi mudik kali ini ga monoton di Rumah aja. Aku mengunjungi Batu Raden, tepat wisata yang jadi kebanggaan masyarakat Purwokerto. Lalu hari berikutnya kami mampir di Aquarium raksasa, masih di Purwokeidul fitrirto juga. Selama di Magetan kami juga mampir ke Sarangan, telaga yang belum pernah di liat sama Mas…hehehehe, norak!! Nikmat juga mudik kali ini, walaupun cucian kotor setumpuk, badan pada pegel, otak juga ngebul tapi jiwa refresh banget!! Moga aja deh kita bisa menjalani hari lebih baik lagi kedepannya. Amin…. Minal Aidin Wal Faidzin ya, Maafkan lahir Batin.

 

 

Minggu, 13 September 2009

1 Minggu Yang Tersisa...

Ga terasa tinggal 1 minggu lagi kebersamaan aku di barak perbudakan itu... Hem, kangen??!! Ga lah ya!!! Aku kangen sama teman - teman ku yang mengalami semua masa sulit yang pernah aku alami, tapi tidak pada barak itu. Sama sekali tidak... Aku malah sangat bersyukur waktu aku di sana hanya tinggal 1 minggu lagi. Ga kebayang kalo aku harus tinggal di sana lebih lama lagi. Kasian teman - teman yang masih tertinggal di sana. Tapi keputusan haruslah di ambil, tetap bertahan atau hengkang, itu 1 harga mati.
Boss sama sekali ga berubah, semua masih sama, masih tetap teriak - teriak dengan lengkingan suaranya yang mirip tikus kejepit. Belum lagi bentakan - bentakan yang menghujam hati, sungguh polusi suara yang sangat mengganggu. Sekarang malah Istri Boss yang dulu diam, tak bergeming, sekarang mulai menunjukkan gejolaknya. Bagaikan lalat, kehadirannya justru membuat kami makin jijik, geli dan ribet untuk berurusan dengan barak itu. Hem...Sungguh 1 pasang manusia yang meribetkan. Tapi tenang, 1 minggu lagi aku akan hengkang dari sana. Kebebasan aku akan tertebus sebentar lagi, 1 minggu lagi......HORE!!!!!

Sabtu, 05 September 2009

Menghitung Hari...

Alhamdullilah ya Allah, akhirnya hari ini aku tanda tangani Surat Pernyataan aku di Terima di kantor yang baru. Em.... Lega, sekaligus sedih. Lega karena terlepas dari beban "perbudakan" yang selama ini aku terima, sedih karena harus berpisah dengan teman - teman terbaik. Aku telah mempersiapkan semuanya, dari mulai kebiasaan bangun pagi yang nanti harus aku jalani (karena tempat kerjaku lebih jauh..), sampai kemungkinan terkecil yang nantinya akan aku hadapi. Hem..Allah memang baik. 
Baru aja, Jum'at kemaren Boss bikin perkara lagi. Satu "korban" lagi jatuh. Ya Accounting aku, lemas tergeletak tak berdaya di semprot Boss. Air matanya pun deras mengalir, seolah tak peduli lagi dengan kondisi kantor yang ramai. Ya ampun, ternyata Boss ga belajar juga dari kesalahan - kesalahannya. Aku yang rencananya saat keluar nanti akan "pamit" secara baik - baik, kembali berfikir, dan memutuskan untuk TIDAK melakukannya. Buat apa pamit pada orang yang tidak mengenal sopan santun. Untuk apa juga kita menghargai orang yang tidak pernah menghargai kita, ya kan??!!
Bagi aku, pengalaman kerja dengan dia telah memberikan aku banyak pelajaran. Terutama menghargai orang lain. Bagaimana pun besarnya kita, kuatnya kita, kita masih butuh orang lain. Ga pantas kita sombong dengan mengangkat kepala kita tinggi - tinggi dan menutup mata terhadap orang lain. 
Sekarang.. Aku tinggal menghitung hari kebersamaan dengan teman - teman terbaik, dan memberikan kenangan terbaik pula untuk mereka.