Rabu, 30 Desember 2009

Mobil Mewah...

Akhir tahun 2009 ini di tutup dengan berita menghebohkan dari Pemerintah... Lagi-lagi Pemerintah membuat rakyatnya "ngiri". Di saat rakyat sulit mendapatkan pengobatan gratis untuk anak mereka, saat rakyat mengais makanan dari tong sampah dan tumpukkan sampah di bantar gebang. Pemerintah malah mengejutkan rakyat dengan membelikan sederetan menterinya dan pejabat negara lainnya mobil mewah seharga 1,3 Milliar. Sungguh harga yang fantastis untuk sebuah mobil dinas, apalagi dengan keadaan Indonesia yang sekarang sedang "terkecik".
Kami rakyat tidak meminta banyak, kami hanya ingin kesenjangan antara kami sebagai rakyat dan mereka sebagai Pemerintah "di hapuskan". Kami ingin hidup layak, makan layak, mendapat pendidikan layak, dan pengobatan layak. Kami tak ingin selalu jadi "korban" kesenjangan...

Senin, 28 Desember 2009

Belajar Menabung...

Menabung memang bukan hal yang mudah...
Bagi aku, menerapkan pada diri sendiri soal menabung, sama sulitnya seperti belajar menepati janji. Tapi aku berusaha semaksimal mungkin untuk melakukannya. Aku dan mas, juga komit untuk sebisa mungkin tetap menabung, walaupun kadang keuangan kami sedang di ujung tanduk.
Kebiasaan ini sedang aku "tularkan" pada Pasya. Bidadari kecilku itu, memang sangat mudah menyerap banyak hal baru. Apa saja hal baru yang di temuinya, langsung mendapat perhatian khusus di hatinya, begitu juga menabung.
Sebulan terakhir ini, aku "iseng" menaruh botol bekas minuman di lemari, yang aku ubah bentuknya menyerupai sebuah celengan.
Ga bagus memang, tapi aku lebih melihat ke maknanya, bukan bentuknya, (lagi pula Pasya bukan anak yang selalu melihat sebuah benda dari bentuknya kok...).
Bermula dari recehan, sekoin demi sekoin Pasya masukkan ke dalam botol itu, dan sekarang kebiasaan itu berjalan dengan baik.... Bahkan ga jarang dia merengek minta uang dalam dompet aku, untuk di masukkan ke dalam celengan.
Hem... semoga kebiasaannya ini bisa terus berlanjut sampai dia dewasa kelak. amin

Kamis, 24 Desember 2009

Resolusi di Tahun Baru....

Tahun Baru Hijriah sudah berlalu beberapa hari yang lalu...
Tahun Baru Masehi akan kita jelang sebentar lagi.....
Tahun yang lalu, kami lewati dengan banyak kenangan, indah dan sedih semua bercampur baur. Aku bersyukur, tahun lalu tidak terlalu penuh liku untuk aku dan keluargaku, semua masih berjalan
sewajarnya....
Tahun Baru ini,
aku jelang dengan senyuman..
Dengan harapan baru yang membuncah dalam benakku. Aku ingin segera menimang adek nya Pasya, bayi mungil yang kehadirannya sampai sekarang masih kami usahakan.
Resolusi lain, aku ingin kehidupan Rumah Tangga kami lebih bahagia lagi, lebih barokah, harmonis, jauh dari segala hal yang bisa memisahkan kami. Aku juga ingin kami bisa lebih dewasa melewati kehidupan ini. Aku ingin bisa jauh lebih baik lagi...
Ya Allah..
Semoga Tahun Baru ini bisa memberikan banyak kebahagiaan, kemudahan dan pastinya banyak rezeki dalam kehidupan kami. amin.

Sabtu, 12 Desember 2009

Pameran Perhiasan Mutumanikam


Udah pada dateng belom ke Pameran Perhiasan Mutumanikam di JCC Senayan Hall B??!! Wah rugi banget deh kalo belum.... Banyak banget perhiasan yang bagus n asli buatan Indonesia berjejer di sana. Aku mencoba membawa "oleh-oleh" sedikit dari perjalanan aku ke sana. Enjoy it.... N Bagi yang pada mau ke sana, masih ada waktu kok, karena Pamerannya di tutup tanggal 13 Desember. Jadi... tunggu apalagi, buruan deh kesana, n bawa uang yang banyak, biar ga ngiler kalo liat yang bagus-bagus...

Senin, 07 Desember 2009

Berkorban...

Pernahkah kita membayangkan, saat nyawa orang lain bergantung pada kita?? Hem, saat saya nonton film SAW IV, bayangan itu yang hadir dalam benak saya. Bagaimana tidak, di film itu jelas tergambar, bagaimana kita "bertanggung jawab" atas kematian orang lain, begitu juga sebaliknya. Film yang sadis memang, darah mengalir di mana-mana, banyak jeritan dan ga lepas dari rengekan minta tolong. Tapi lepas dari semuanya, membawa nurani saya belajar lebih dalam lagi mengenai pengorbanan. Bagaimana kita berkorban untuk orang lain, bahkan yang baru kita kenal...
Saya memposisikan diri bagaimana kalo saya di tuntut untuk menyelamatkan nyawa suami dan anak saya, dengan taruhan nyawa saya sendiri..
Apa saya sanggup??!!
Padahal untuk melihat darah saja, kadang saya langsung migran. Saya pandangi wajah Pasya yang tertidur lelap di sebelah saya, saya ciumi lembut pipinya.
Apa saya bisa memberikan nyawa saya untuk keselamatan dia..
Apa saya rela bertukar tempat dengannya jika dia mengalami kesulitan
...
Tapi kemudian saya sadar, bahwa saya sebagai seorang Ibu mempunyai kekuatan yang mungkin di luar jangkauan saya sendiri. Seorang Ibu yang dengan sadarnya mendamba kehadiran seorang buah hati, lalu berjuang melawan maut untuk membuatnya melihat dunia, tentu saja saya punya "kekuatan lain".
Saat kita sadar seperti sekarang, mungkin kita ga akan mampu menalar semua itu. Tapi saya yakin, saat keadaan menuntut kita untuk itu, nyawa sekalipun akan kita berikan untuk yang terkasih...