Jumat, 30 Desember 2011

Penampilan

Setelah menikah banyak pasangan yang tidak lagi memperhatikan penampilan. Hal ini tidak hanya bagi wanita nya saja, tapi juga laki-laki. Kaum laki-laki lebih banyak cuek dengan penampilan mereka setelah menikah. Baju tidak lagi rapi, badan tidak lagi harum juga rambut yang di biarkan acak-acakkan saat bersama pasangan. Sedangkan yang wanita, lebih suka "santai" dengan penampilan yang seadanya di hadapan suami, tak hanya di dalam rumah di luar rumah pun demikian.
Pada dasarnya siapapun menyukai hal yang indah. Pasanganpun demikian, mereka memilih kita pun pasti nya ada unsur keindahan dalam diri kita. Entah cara kita berpakaian, bertutur kata maupun bertingkah laku. Ada pasangan yang selalu tampil kembar dalam setiap suasana, baju 1 set selalu saja sama dari ujung rambut sampai kaki, namun tidak sedikit pula yang lebih suka menjadi diri mereka sendiri dari pada ribet harus tampil seragam dengan pasangan.
Ada baik nya kita bercermin bagaimana diri kita saat ini. Dari pakaian luar kita sampai "pakaian" yang membalut hati kita.
Apa pasangan suka dengan tampilan kita, apa pasangan tidak risih memandang kita, apa pasangan tidak malu bersanding dengan kita....
Mungkin banyak faktor yang membuat semua nya tidak terungkap, salah satu nya mungkin karena ingin saling menjaga perasaan.. tapi kalo ujung-ujung nya pasangan justru mencari "pemandangan" di luar apa bukan kita sendiri yang rugi.....
Mari kita berikan pasangan semua yang terbaik yang kita miliki.... terutama penampilan kita saat sedang bersama nya, karena hal itu juga termasuk ibadah.

Kamis, 22 Desember 2011

upik abu

Mengutip cerita seorang teman...
Percakapan nya di telpon dengan sang suami berakhir dengan air mata. Sedih tak terkira menggalayuti hati nya..Sia-sia sudah rasa nya semua yang di lakukan nya selama ini, ternyata sang suami menilai nya begitu rendah.
Semua diawali dengan si istri (teman saya) menelpon suami nya untuk sekedar berbincang siang. Semua baik, sampai pada titik percakapan yang membuat mereka beradu argument.. Tidak keras tapi cukup membuat suasana menjadi tidak enak. Sampai sang suami akhir nya mengeluarkan kata-kata yang sama sekali tidak di "prediksi"...
"aku minder jika ketemu dengan teman-teman, mereka melihat pakaian mu yang kurang pantas.."
sang istri diam.
Terpana dia melihat penampilan nya di kaca.. aku memang tidak cantik, tidak juga molek tapi penampilan yang kurang pantas?? Apa aku begitu buruk di mata mu sampai kau minder bersanding dengan ku.. Seribu pertanyaan lalu lalang di pikiran nya. Di letakkan gagang telpon itu, tidak lagi berminat dia berbicara soal apapun. Sekarang dia merenung, mengulang-ulang kembali kata-kata itu.
Ya sekarang tak lagi ada kepercayaan diri nya. Kalopun dia berjanji akan memperbaiki penampilan, semua tak lain hanyalah kekecewaan nya pada diri nya sendiri. Dia tak mau lagi terus terluka, biarlah semua nya berganti "topeng" asal orang yang dia sayang bahagia.
Si istri tak lagi percaya akan tampilan diri nya di kaca, sekarang bagi nya semua terlihat "kurang pantas"..

Sabtu, 17 Desember 2011

Kreatif

Menjadi full time mom membuat saya harus kreatif dalam menangani dan mengurus anak-anak. Anak-anak bukan lah orang dewasa yang bisa kita "paksa" untuk mengikuti kemauan kita, mereka punya banyak mau yang justru harus kita ikuti.
Minggu ini Pasya menerima raport pertama nya di kelas TK A. Banyak catatan yang membuat saya berfikir bahwa pola asuh saya terhadap Pasya sudah "benar" walau masih banyak yang harus di sempurnakan. Pasya masih kesulitan berbagi dengan teman nya. Pasya memang mandiri dalam kegiatan sekolah nya, banyak hal yang sudah dapat dilakukan nya, hampir semua sentra dia mendapat A dari guru nya.
Tapi soal berbagi, Pasya masih sulit melakukan nya.
Kalo saya menyebutnya Moody. Bagaimana tidak, dalam 1hari Pasya bisa "berganti" mood sampai ratusan kali.
Bangun tidur ngambek, nangis ga jelas apa yang dia mau lalu mandi, main air dan ceria kembali. Lalu sarapan, ga suka menu nya kembali ngambek, mewek. Bermain dengan ade happy lupa dengan segala yang tadi, lalu ga lama karna bosan atau ngantuk bisa kembali uring-uringan ga jelas. Begitu terus sampai matahari terbit lagi esok. hufh....
Tiap minggu pun jadi jadwal rutin jalan-jalan ke Mall sekedar menghilang kan ke BT-an nya bersekolah 1minggu. Belum lagi harus beli mainan dan banyak hal lain yang memakan tenaga ekstra.
Lalu, saya mulai berfikir, Pasya sudah enjoy dengan jadwal sekolah nya. Tiap pagi dia selalu bertanya "Main sentra apa hari ini Bunda...". Nah kenapa ga saya buat saja semua permainan di rumah seperti sentra??!! Tiap minggu jadwal jalan-jalan ke Mall saya kreatifkan dengan tidak hanya nongkrong di Time Zone, tapi juga ke Toko Buku, main Play Ground untuk dede, lalu saya selipkan juga jadwal berenang nya karena mereka suka main air. Lalu saya buat jurnal harian, untuk setiap prestasi maka Pasya akan dapat gambar "senyum" dari saya atau ayah nya, sedangakan untuk ngambek nya dia akan dapat gambar "mewek". Lalu tiap minggu akan ada rewads jika dia bisa mengendalikan mood nya. Adil rasa nya kan....
Semua saya diskusikan dengan Pasya, dia boleh minta mainan kesukaan nya jika bisa mengisi full jurnal yang saya ajukan, atau sebalik nya harus "puasa" beli mainan jika yang terpampang malah gambar mewek.
Ehm...
Tak cuma jadi guru yang menuntut kita kreatif menghadapi anak-anak. Sebagai ortu pun kita harus terlatih kreatif mengarahkan anak yang mulai kristis seperti Pasya, jangan sampai justru kita salah meletakkan mereka ke dalam lubang kemanjaan yang membuat mereka jadi mundur secara psikis dan lama-lama akan mundur juga secara berfikir.....

Rabu, 14 Desember 2011

Tanggung Jawab

Siapa bilang anak 4 tahun tidak bisa di ajarkan mandiri dan bertanggung jawab??
Pasya yang tahun ini genap 4tahun, sudah "pandai" mengurus kebutuhan nya sendiri. Dari mulai makan, mandi bahkan buang air dan membersihkan nya pun sudah bisa sendiri. Pasya juga sudah terbiasa mengembalikan semua barang-barang nya kembali ketempat semula, tak hanya mainan, makanan juga baju semua bisa di rapihkan nya sendiri.
Memang bukan hal yang mudah untuk mulai membiasakan hal tersebut tapi juga ga sulit koq. Dengan sistem mencontoh langsung, anak jadi lebih sigap dalam berbuat. Anak terbiasa melihat lingkungan bersih maka dia juga akan suka kebersihan, juga berlaku sebalik nya. Pasya pun sudah bisa bertanggung jawab atas barang-barang sekolah nya. Tempat makan, minum, tas semua kembali ke rumah dengan "aman" tidak pernah 1kalipun tertinggal. Ya itulah anak-anak, mereka "cerdas" melebihi bayangan kita asal kita mampu mengasah dan memberi contoh mereka pun akan dengan mudah melakukan hal-hal baik yang kita ajarkan.

Rabu, 07 Desember 2011

Anak Sakit

Beberapa hari belakangan ini, Pasya dan El sakit bergantian. Dimulai dengan El yang panas tinggi selama 2hari, lalu Pasya yang batuk pilek nya sampai hari ini belum reda juga. Sedih pasti lah, mana ada Ibu yang "bahagia" melihat buah hati nya tergeletak lemah tak berdaya. Saya pun demikian.
Walau masih dalam tahap "belajar" mengenai kesabaran, tapi saya "memaksa" diri saya untuk sabar menghadapi anak-anak. Mereka lebih manja sudah pasti, dan keadaan saya yang sedang lelah sudah pasti akan membuat hati lebih mudah meledak-ledak.
Saya meredam amarah dengan kembali membuka "agenda" curhat saya, ya di blog ini. Sudah beberapa waktu terakhir ini saya jarang sekali curhat. Batin saya penuh, jiwa saya hampa. Memang bukan curhatan penting yang selalu butuh solusi, tapi dengan curhat jiwa saya kembali fresh dan saya bisa lebih "hidup" di depan anak-anak.
Saya berusaha menyempatkan waktu untuk kembali menulis, menyusun kata dan sekedar curhat melepas kepenatan. Tentu saja di sela waktu saat anak-anak terlelap...

Selasa, 06 Desember 2011

Me Time

Beberapa teman mengeluh saat si buah hati lebih dekat dengan ayah nya.. kalo bagi saya, hal itu justru "menguntungkan". Bagaimana tidak, jika si buah hati bermain dengan ayah maka saya bisa punya cukup waktu untuk diri saya sendiri. Ya kadang, saya butuh waktu untuk diri saya sendiri (me time). dengan waktu "menyendiri" yang cukup, membuat saya lebih fresh dalam mengasuh anak-anak... Simple memang tapi seperti itulah. Seporang Ibu juga butuh waktu untuk diri nya sendiri...

Senin, 20 Juni 2011

Gelisah

"Kok hati gelisah ya.. Kaya ga tenang dan penuh dengan kecurigaan gitu, apa ini yang nama nya sebuah pertanda atau hanya perasaan aja."
Status seorang teman di jejaring pertemanan suatu kali. Saya menerungi kata-kata nya berulang kali sambil mencari apa yang sebenar nya di maksud dari kalimat itu. Ternyata lagi-lagi masalah dalam rumah tangga nya yang selama ini menyita perhatian. Kadang, saya sebagai "orang luar" yang melihat rumah tangga mereka merasa aneh. Bagaimana bisa, 2 orang yang tinggal bersama, satu atap dalam ikatan pernikahan dalam bilangan tahun yang tidak sebentar, tapi saling tidak tau kesukaan masaing-masing. Bagaimana bisa si Suami "memprotect" HP, BB, IPAD, IPHONE dan gadget lain nya dengan password yang si Istri selama puluhan tahun ini tidak tau??!! Bagaimana bisa, si Istri yang notabene di nikahi secara resmi tidak tau berapa no PIN BB si Suami, PIN ATM Suami, apakah ini privaci atau memang ada hal lain yang di sembunyi kan??!!.
Memang tidak ada rumah tangga yang sempurna,tapi bisa kan kita ciptakan "kesempurnaan" itu sendiri dalam ikatan suci yang bernama pernikahan. Banyak kita jumpai pasangan Suami-Istri yang "malu" membahas masalah mereka. Jangankan masalah di tempat tidur, masalah sehari-hari soal anak-anak saja mereka lebih banyak diam dan mengambil posisi masing-masing, maksud nya Suami ya posisi nya mencari nafkah sedang Istri ya mengurus anak.
Lalu di mana romansa itu?!

Romansa tertawa "geli" saat Suami membisikkan kata-kata mesra, romansa deg-degan saat Istri memijat leher suami yang sedang asyik di depan laptop, atau romansa "nakal" lewat kedipan untuk memberi "kode" pada pasangan.
Suami tetaplah manusia, yang kadang bosan dengan keadaan yang selalu itu-itu saja, begitu juga dengan Istri. Kita perlu hal baru untuk selalu memperbaharui cinta kita, agar selalu "awet" di tempat nya. Salah satu nya ya dengan selalu melibatkan pasangan dalam hal apapun. Mengasuh anak bersama, menciptakan ruang usaha yang bisa di kerjakan berdua, jadi Istri tidak merasa "hanya sebagai pengurus anak-anak" di rumah, padahal Istri punya kemampuan lebih. Juga bisa dengan selalu "mencuri" waktu bersama di sela-sela kebersamaan, semisal saat keluar kota tunggu anak-anak tidur lalu keluar berdua sekedar melihat indah nya taburan bintang di langit, sambil bergandeng tangan. Indah dan mudah kan menjadikan rumah tangga kita selalu penuh dengan romansa, agar tidak menjadi gelisah....

Kamis, 09 Juni 2011

BT...

Cuapek deh...
Lama cari-cari info tentang online bisnis yang aku coba bangun, eh tiba-tiba aja gitu harus aku "kubur" impian itu. Aku ga menyalahkan siapa-siapa, apa lagi Tuhan. Mungkin memang bukan bidang aku untuk bisa "bergelut" di sana. Aku pasrah, Tuhan pasti punya takdir lain buat aku.
Sekarang aku sedang menikmati keindahan kebersamaan dengan anak-anak, sambil mencari celah apa yang bisa aku lakukan.
Arghhhh...
Andai ada yang tau dan paham apa yang aku rasakan, selain Engkau Tuhan.

Rabu, 01 Juni 2011

Proses

Siapapun dalam kehidupan nya pastilah pernah merasakan sebuah perjalanan atau proses untuk mencapai sesuatu. Contoh ringan, saat kita ingin masuk sekolah kita melalui tahapan pencarian sekolah yang cocok, setelah kita dapat yang sesuai kita daftar ke sekolah tersebut, lalu melalui serangkaian test dan pengukuran seragam sekolah. Lalu hari yang di tunggu datang, kita masuk sekolah menjalani hari seperti yang kita tunggu-tunggu.
Saat kita ingin mendapatkan keturunan pun kita melewati serangkaian proses, dari mulai hamil selama 9 bulan, sampai dengan melahirkan. Barulah kita bisa menatap si buah hati dengan tatapan senyum bahagia, segala sakit yang kita rasakan hilang sirna seluruh nya.
Sekarang saya sedang dalam tahap panjang itu, bukan lagi menantikan kelahiran memang. Tapi proses yang saya jalani tak kalah "melelahkan" nya dengan menanti seorang buah hati. Berkutat saya mencari ide tentang apa yang akan saya lakukan untuk "menabung" guna melengkapi hidup saya agar menjadi lebih berguna, lalu saya mencoba menjalani yang menjadi rutinitas ibu rumah tangga kreatif, usaha online sambil menyelipkan waktu untuk mengurus anak-anak yang memang masih butuh perhatian saya. Lalu saya masih juga harus "berjuang" agar apa yang sedang saya kerjakan ini di minati banyak orang, di pilih dari sekian banyak "model" yang ada. Ya saya sedang dalam proses membangun diri saya, mencari apa sih sebenarnya yang saya bisa lakukan untuk menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi dan berguna tidak hanya bagi saya pribadi tapi juga orang lain. Memang tak saya pungkiri kalo saya juga mengharapkan materi sebagai imbalan "kerja keras" saya, tapi saya letakkan itu di urutan setelah nya, urutan yang utama adalah saya mampu mandiri.
Ya Allah, proses ini sangat panjang dan kadang melelahkan batin dan raga saya. Tapi saya mencoba bertahan dengan terus "rajin" menggali potensi yang saya punya. Semoga apa yang saya lakukan ini bisa menghasilkan sebuah kebahagiaan, karna saya mampu mandiri dan materi pasti nya sebagai bentuk "penghargaan" untuk kerja keras saya. amin

Selasa, 31 Mei 2011

Tambahan...

Saat kita berdo'a adalah saat yang paling istimewa antara kita dan Allah. Pasti banyak yang kita minta dalam do'a kita, baik secara tersirat maupun secara simbolik. Allah tak pernah tidak mengabulkan do'a-do'a hambaNya, kalopun sekarang kita belum mendapatkan apa yang sedari dulu kita minta adalah karna mungkin Allah menundanya atau bahkan menukarnya dengan yang jauh lebih baik lagi, tanpa kita sadari.
Saat berdo'a saya selalu berusaha "menghadirkan" wajah-wajah orang terdekat saya. Saat mereka saya sebutkan dalam do'a, saya berharap Allah menggetarkan hati mereka, sehingga mereka tahu bahwa mereka tidak sendiri, ada Allah yang menemani dan saya yang berusaha membantu mereka dengan do'a agar segala kesulitan mereka terselesaikan.
Setiap ada permasalahan dalam hari-hari saya, setiap itu pula "tambahan" do'a saya semakin banyak. Saya mengulang-ulang nya sampai saya rasakan kelegaan dalam hati saya. Memang tidak setiap permasalahan butuh jalan keluar secara logika, terkadang dengan menumpahkan nya dalam do'a, tangis bisa membuat semua masalah "lebur".
Tak perlu malu untuk berdo'a, karena Allah "suka" jika hambaNya bergantung padaNya. Tumpahkan segala keresahan hati hanya padaNya, buat saat berdo'a seperti kita sedang curhat dengan teman dekat, dengan pasangan atau bahkan seperti kita menulis diary. Moment berdo'a harus jadi saat dimana jiwa dan raga kita penuh kepasrahan di hadapanNya. Buang semua kesombongan, ego dan segala bentuk keduniawian yang kita punya. Ini waktu nya untuk kita dan Allah.....
Mari kita berdo'a...

Haruskah???

Siapapun pasti tak ingin miliknya di ambil orang lain, baik itu berupa barang apalagi pasangan hidup. Mengutip cerita seorang teman, dia sedang gusar karena apa yang menjadi miliknya (pasangan) sedang dalam "genggaman" orang lain. Lalu serta merta dengan penuh kemarahan nya dia lampiaskan segala rasa yang mengusik hati pada siapapun yang di temui nya, termasuk saya. Kami lalu berbincang singkat, dalam percakapan itulah dia mengatakan dengan gamblang segala keresahan hati nya.
Saya tidak memberinya banyak masukkan, tidak dalam porsi saya jika saya harus ikut masuk dalam urusan mereka. Bagi saya, dengan membuat teman saya ini lebih tenang saja sudah sangat baik untuk hubungan kami, kan dia jadi ga perlu uring-uringan lagi saat kita bersua.
Mendengar keluh kesah teman saya, membuat saya berfikir apakah bijak jika kita selalu menyalahkan orang lain saat kita sedang marah.... Memang, apa yang dialami teman saya bukanlah masalah yang mudah, tapi alangkah bijaksana nya jika kita kembali "menata" hati kita agar bisa lebih baik lagi. Jangan hanya menyalahkan orang lain, menghujatnya, membuat nya malu jika bertemu tapi jauh lebih bijak jika kita bisa menunjukkan diri kita lebih baik dengan begitu pasangan pun akan "kembali" pada kita dengan sendiri nya.
Betapa bodoh nya kita, membuang energi untuk hal yang membuat kita sendiri malu. Membuka aib keluarga pada orang lain dengan marah-marah pada orang sekitar. Cukuplah masalah yang kita punya menjadi "konsumsi" kita pribadi, bukan orang lain. Benahi diri, tata hati dan perbaiki segala bentuk komunikasi dengan pasangan. Insyaalah segala nya akan jauh lebih baik. amin

Selasa, 24 Mei 2011

Usia Pernikahan

Tahun ini pernikahan kami, insyaallah memasuki usia 5 tahun. Lengkap dengan 2 buah hati yang selalu menyemarakkan rumah kami. Tidak ada yang kurang, setidak nya bagi ku. Semua begitu "sempurna". Memang sebagai wanita rasa nya begitu naif kalo aku menganggap pernikahan kami ini selalu mulus, tak tersentuh masalah. Ada memang beberapa masalah yang sempat mampir, tapi sampai hari ini kami bisa bergandeng tangan melewati nya.
Beberapa orang bilang, usia 5tahun pernikahan termasuk usia rawan. Dimana suami sudah mulai membandingkan "masakan" dirumah dengan "masakan" luaran. Suami juga mulai pulang telat ke rumah dengan sejumlah alasan yang dulu tak pernah di utarakan sebelumnya. Lalu apakah perubahan itu hanya berlaku terhadap suami, tidak. Istripun mulai dengan kejenuhannya mengurus si buah hati, selalu duduk di rumah menghitung detik yang berlalu tanpa ada kegiatan yang signifikan. Kalo sudah begini, bagaimana nasib rumah tangga yang ada, haruskah mereka saling mendahulukan keinginan masing-masing untuk mendapatkan apa yang selama ini tidak di dapat nya??
Anak-anak bisa menjadi salah satu peredam keinginan yang ada. Saat suami tergoda dengan segala kesenangan di luar rumah, bukalah dompet dan liat foto-foto anak-anak di sana. Dengarkan celoteh ringan mereka lewat telpon. Tak mudah memang, apalagi jika hati benar-benar tergoda untuk mencari pelabuhan lain. Lalu, apa yang sanggup mengembalikan nya...
Percayakah, bahwa semua yang suami lakukan di luar rumah tak lepas dari ridho Istri, dan dari do'a Istri?? Semua yang suami dapatkan semata bukan karna hasil kerja keras nya, tapi karena kerelaan Istri yang selalu menautkan nama nya dalam do'a panjang. Apakah hal itu bisa suami dapatkan saat suami "sibuk" mengejar pelabuhan lain?? Apakah suami rela melepaskan nya demi kebahagiaan yang belum pasti untuk sebuah kerusakkan yang permanent??
Berapapun usia pernikahan kita, janganlah selalu melihat kemolekan fisik yang ada. Kalopun Istri tak lagi cantik seperti saat menikah dulu, lalu apakah suami juga tidak berubah... Menjadi keriput, gemuk dsb. Bawalah pernikahan yang ada tak hanya menjadi status di surat-surat legalitas, tapi di hati dan pikiran mu. Kembalilah ke rumah tidak hanya dengan lelah dan penatmu, tapi dengan cinta yang meluap yang siap kau bagikan untuk Istri dan anak-anakmu.

Berjuang

pohon uangMemang tidak ada yang kurang dalam kehidupan kami sekarang, alhamdullilah… Tapi aku juga tak ingin terlena dengan keadaan yang ada. Aku ingin menjadi lebih berarti karena mempunyai nilai lebih. Ga mudah memang, apalagi sekarang ijin untuk berkarya di luar rumah tak lagi ku dapatkan seiring dengan tumbuh nya anak-anak. Tapi aku tak kecil hati, mulai ku cari “kegiatan” lain yang takkan menyita banyak waktuku di luar. Duduk di rumah, membuka laptop dan BB sebagai teman setia walau mengurangi jam tidur siang karena memang hanya bisa ku kerjakan saat anak-anak terlelap, tapi aku fun.

Berjuang… Ya sekarang itu yang sedang aku lakukan. Mencari celah kesempatan, mencoba mengukur kemampuan diri dan terus bersabar. Orang bilang “kegiatan” yang aku lakukan sekarang tidak beda jauh dengan memancing. Aku sudah mengumpulkan kail, menebar umpan dan jala tinggal berdo’a dan bersabar agar ikan-ikan segera berdatangan masuk jala.

Bismillah… Semoga perjuangan ini tak hanya sampai disini. Aku ingin bisa mandiri walau suami mencukupi. amin

Sabtu, 30 April 2011

Kebahagiaan

Hari ini El sudah memasuki bulan ke 3,5. Sudah bisa miring-miring dan kepala nya pun sudah mulai tegak, lucu banget liat nya. Kakak Pasya ga kalah gemes kalo liat dede El, tiap saat selalu merengek minta ciumin dede. Bahagia, walau ga di pungkiri capek nya juga bertambah.
Kegiatan aku sebagai Ibu rumah tangga ga banyak berbeda setelah lahir nya El, pulang sekolah jemput Kakak Pasya terus seharian main deh sama mereka berdua. Tiap minggu juga selalu jalan sama Kakak Pasya dan dede El, bikin mereka seneng. Walau ga jauh-jauh tapi mereka seneng bisa punya waktu khusus sama ayah dan bunda nya.
Seperti minggu ini kami ngajak Kakak berenang, memang ga jauh cuma di BSD, tapi Kakak happy. Main air seharian, sampai akhir nya sekarang kecapean tidur deh Kakak. Ga kerasa Kakak udah gede banget, sudah mau 4tahun, September ini.
Ya Allah, berikanlah kami sebagai orang tua kesempatan untuk memberikan yang terbaik untuk anak-anak kami. Agar mereka "mampu" menjadi anak-anak yang terbaik juga untuk kami. Amin

Jumat, 18 Februari 2011

Syafiq Azzam El-Jundi

Alhamdulillah..
Hari yang di nanti tiba jua, 11 Januari 2011 hari yang "telah disepakati" antara aku dan dr. Rossa untuk kelahiran anak kedua kami. Tepat pukul 6 pagi, aku dan mas tiba di RS. Sari Asih Karawaci Tangerang, kami langsung menuju ruang bersalin. Tapi tak lantas langsung bisa melahirkan saat itu, aku yang sudah melewati fase pembicaraan dengan dr. Rossa bahwa kelahiran anak kami akan melalui operasi caesar, harus menjalani serangkaian test.
Tepat jam 16.00 aku di bawa masuk ke kamar operasi, kamar yang sama yang aku gunakan saat dulu melahirkan Pasya. Hanya butuh waktu 25 menit sampai akhirnya lahirlah anak kami yang kedua, laki-laki yang kami beri nama Syafiq Azzam El-Jundi. Lahir tampan, lengkap dengan segala kelucuan nya. Terima kasih ya Allah, segala nikmat yang kau beri kepada kami, semoga anak kami menjadi anak yang berbakti, shaleh dan menyenangkan bagi siapapun yang melihatnya. amin....
Selamat datang nak, selamat melihat dunia....
Semoga keberkahan selalu menjadi milikmu...

Kamis, 06 Januari 2011

Sebentar Lagi

Kehamilan kedua ini terasa lebih cepat "berlalu" di bandingkan dengan kehamilanku yang pertama dulu. Dulu saat hamil Pasya setiap detik aku lewatkan hanya dengan aktifitasku sebagai Istri dan pribadi. Sedangkan sekarang, aku lebih sering membagi waktuku dengan Pasya.
Pasya yang sudah menginjak usia 3tahun, memerlukan banyak perhatian. Dari mulai bangun tidur sampai menutup mata, semua nya aku dedikasikan untuk mengurus Pasya. Memang sih, beberapa saat dalam kebersamaan dengan nya, aku selipkan kesempatan untuk bisa "bercengkrama" dengan duniaku. Ya, untuk browsing, say hello dengan teman lama atau sekedar update blog (seperti sekarang ini..).
Pasya memang jauh lebih mandiri, walau kadang sebagai anak usia 3tahun masih banyak hal-hal yang perlu di bantu. Dia juga sudah paham betul kalo sebentar lagi akan ada anggota keluarga baru yang bergabung bersamanya, untuk "berebut" perhatian kami sebagai orang tua nya.
Tanpa terasa 9bulan berlalu begitu cepat, seolah tak ada kesempatan untuk mengeluh karena kaki yang bengkak, pinggul pegel atau perut yang sudah mulai mengencang sana sini. Semua terlewati dengan indah bersama Pasya. Setia dia menemani aku USG, melihat gambar ade nya yang lincah lewat layar komputer. Kami juga menghabiskan waktu bersama di sekolah, berangkat dan pulang dengan motor, bernyanyi riang sepanjang jalan. Belum lagi di rumah, seharian bersama nya merasakan eneg nya mual yang mendera selama 5bulan awal kehamilan ini. Tapi dia mengerti, sangat mengerti kalo aku tak bisa lagi seleluasa dulu untuk menemaninya bermain.
Kakak Pasya...
Sebentar lagi dia akan di panggil dengan panggilan itu. Sedari kehamilanku masih 1bulan, aku sudah membiasakan dia "menyandang" sebutan itu, dan dia suka. Insyaallah tanggal 11 Januari 2011 besok ade nya akan lahir, lewat sebuah operasi caesar seperti si Kakak dulu.
Sebentar lagi akan kami jelang kelahiran dede, yang akan menambah semarak rumah kami...Menambah kebahagiaan rumah tangga kami, Membuat lengkapnya kebersamaan kami sebagai sebuah keluarga.
Bismillah...
Jaga selalu adik kecil kami ya Allah, beri dia kesehatan, keselamatan.
Jadikanlah adik kecil kami anak yang normal, sehat, lengkap tanpa kurang suatu apapun. Amin....