Jumat, 30 Desember 2011

Penampilan

Setelah menikah banyak pasangan yang tidak lagi memperhatikan penampilan. Hal ini tidak hanya bagi wanita nya saja, tapi juga laki-laki. Kaum laki-laki lebih banyak cuek dengan penampilan mereka setelah menikah. Baju tidak lagi rapi, badan tidak lagi harum juga rambut yang di biarkan acak-acakkan saat bersama pasangan. Sedangkan yang wanita, lebih suka "santai" dengan penampilan yang seadanya di hadapan suami, tak hanya di dalam rumah di luar rumah pun demikian.
Pada dasarnya siapapun menyukai hal yang indah. Pasanganpun demikian, mereka memilih kita pun pasti nya ada unsur keindahan dalam diri kita. Entah cara kita berpakaian, bertutur kata maupun bertingkah laku. Ada pasangan yang selalu tampil kembar dalam setiap suasana, baju 1 set selalu saja sama dari ujung rambut sampai kaki, namun tidak sedikit pula yang lebih suka menjadi diri mereka sendiri dari pada ribet harus tampil seragam dengan pasangan.
Ada baik nya kita bercermin bagaimana diri kita saat ini. Dari pakaian luar kita sampai "pakaian" yang membalut hati kita.
Apa pasangan suka dengan tampilan kita, apa pasangan tidak risih memandang kita, apa pasangan tidak malu bersanding dengan kita....
Mungkin banyak faktor yang membuat semua nya tidak terungkap, salah satu nya mungkin karena ingin saling menjaga perasaan.. tapi kalo ujung-ujung nya pasangan justru mencari "pemandangan" di luar apa bukan kita sendiri yang rugi.....
Mari kita berikan pasangan semua yang terbaik yang kita miliki.... terutama penampilan kita saat sedang bersama nya, karena hal itu juga termasuk ibadah.

Kamis, 22 Desember 2011

upik abu

Mengutip cerita seorang teman...
Percakapan nya di telpon dengan sang suami berakhir dengan air mata. Sedih tak terkira menggalayuti hati nya..Sia-sia sudah rasa nya semua yang di lakukan nya selama ini, ternyata sang suami menilai nya begitu rendah.
Semua diawali dengan si istri (teman saya) menelpon suami nya untuk sekedar berbincang siang. Semua baik, sampai pada titik percakapan yang membuat mereka beradu argument.. Tidak keras tapi cukup membuat suasana menjadi tidak enak. Sampai sang suami akhir nya mengeluarkan kata-kata yang sama sekali tidak di "prediksi"...
"aku minder jika ketemu dengan teman-teman, mereka melihat pakaian mu yang kurang pantas.."
sang istri diam.
Terpana dia melihat penampilan nya di kaca.. aku memang tidak cantik, tidak juga molek tapi penampilan yang kurang pantas?? Apa aku begitu buruk di mata mu sampai kau minder bersanding dengan ku.. Seribu pertanyaan lalu lalang di pikiran nya. Di letakkan gagang telpon itu, tidak lagi berminat dia berbicara soal apapun. Sekarang dia merenung, mengulang-ulang kembali kata-kata itu.
Ya sekarang tak lagi ada kepercayaan diri nya. Kalopun dia berjanji akan memperbaiki penampilan, semua tak lain hanyalah kekecewaan nya pada diri nya sendiri. Dia tak mau lagi terus terluka, biarlah semua nya berganti "topeng" asal orang yang dia sayang bahagia.
Si istri tak lagi percaya akan tampilan diri nya di kaca, sekarang bagi nya semua terlihat "kurang pantas"..

Sabtu, 17 Desember 2011

Kreatif

Menjadi full time mom membuat saya harus kreatif dalam menangani dan mengurus anak-anak. Anak-anak bukan lah orang dewasa yang bisa kita "paksa" untuk mengikuti kemauan kita, mereka punya banyak mau yang justru harus kita ikuti.
Minggu ini Pasya menerima raport pertama nya di kelas TK A. Banyak catatan yang membuat saya berfikir bahwa pola asuh saya terhadap Pasya sudah "benar" walau masih banyak yang harus di sempurnakan. Pasya masih kesulitan berbagi dengan teman nya. Pasya memang mandiri dalam kegiatan sekolah nya, banyak hal yang sudah dapat dilakukan nya, hampir semua sentra dia mendapat A dari guru nya.
Tapi soal berbagi, Pasya masih sulit melakukan nya.
Kalo saya menyebutnya Moody. Bagaimana tidak, dalam 1hari Pasya bisa "berganti" mood sampai ratusan kali.
Bangun tidur ngambek, nangis ga jelas apa yang dia mau lalu mandi, main air dan ceria kembali. Lalu sarapan, ga suka menu nya kembali ngambek, mewek. Bermain dengan ade happy lupa dengan segala yang tadi, lalu ga lama karna bosan atau ngantuk bisa kembali uring-uringan ga jelas. Begitu terus sampai matahari terbit lagi esok. hufh....
Tiap minggu pun jadi jadwal rutin jalan-jalan ke Mall sekedar menghilang kan ke BT-an nya bersekolah 1minggu. Belum lagi harus beli mainan dan banyak hal lain yang memakan tenaga ekstra.
Lalu, saya mulai berfikir, Pasya sudah enjoy dengan jadwal sekolah nya. Tiap pagi dia selalu bertanya "Main sentra apa hari ini Bunda...". Nah kenapa ga saya buat saja semua permainan di rumah seperti sentra??!! Tiap minggu jadwal jalan-jalan ke Mall saya kreatifkan dengan tidak hanya nongkrong di Time Zone, tapi juga ke Toko Buku, main Play Ground untuk dede, lalu saya selipkan juga jadwal berenang nya karena mereka suka main air. Lalu saya buat jurnal harian, untuk setiap prestasi maka Pasya akan dapat gambar "senyum" dari saya atau ayah nya, sedangakan untuk ngambek nya dia akan dapat gambar "mewek". Lalu tiap minggu akan ada rewads jika dia bisa mengendalikan mood nya. Adil rasa nya kan....
Semua saya diskusikan dengan Pasya, dia boleh minta mainan kesukaan nya jika bisa mengisi full jurnal yang saya ajukan, atau sebalik nya harus "puasa" beli mainan jika yang terpampang malah gambar mewek.
Ehm...
Tak cuma jadi guru yang menuntut kita kreatif menghadapi anak-anak. Sebagai ortu pun kita harus terlatih kreatif mengarahkan anak yang mulai kristis seperti Pasya, jangan sampai justru kita salah meletakkan mereka ke dalam lubang kemanjaan yang membuat mereka jadi mundur secara psikis dan lama-lama akan mundur juga secara berfikir.....

Rabu, 14 Desember 2011

Tanggung Jawab

Siapa bilang anak 4 tahun tidak bisa di ajarkan mandiri dan bertanggung jawab??
Pasya yang tahun ini genap 4tahun, sudah "pandai" mengurus kebutuhan nya sendiri. Dari mulai makan, mandi bahkan buang air dan membersihkan nya pun sudah bisa sendiri. Pasya juga sudah terbiasa mengembalikan semua barang-barang nya kembali ketempat semula, tak hanya mainan, makanan juga baju semua bisa di rapihkan nya sendiri.
Memang bukan hal yang mudah untuk mulai membiasakan hal tersebut tapi juga ga sulit koq. Dengan sistem mencontoh langsung, anak jadi lebih sigap dalam berbuat. Anak terbiasa melihat lingkungan bersih maka dia juga akan suka kebersihan, juga berlaku sebalik nya. Pasya pun sudah bisa bertanggung jawab atas barang-barang sekolah nya. Tempat makan, minum, tas semua kembali ke rumah dengan "aman" tidak pernah 1kalipun tertinggal. Ya itulah anak-anak, mereka "cerdas" melebihi bayangan kita asal kita mampu mengasah dan memberi contoh mereka pun akan dengan mudah melakukan hal-hal baik yang kita ajarkan.

Rabu, 07 Desember 2011

Anak Sakit

Beberapa hari belakangan ini, Pasya dan El sakit bergantian. Dimulai dengan El yang panas tinggi selama 2hari, lalu Pasya yang batuk pilek nya sampai hari ini belum reda juga. Sedih pasti lah, mana ada Ibu yang "bahagia" melihat buah hati nya tergeletak lemah tak berdaya. Saya pun demikian.
Walau masih dalam tahap "belajar" mengenai kesabaran, tapi saya "memaksa" diri saya untuk sabar menghadapi anak-anak. Mereka lebih manja sudah pasti, dan keadaan saya yang sedang lelah sudah pasti akan membuat hati lebih mudah meledak-ledak.
Saya meredam amarah dengan kembali membuka "agenda" curhat saya, ya di blog ini. Sudah beberapa waktu terakhir ini saya jarang sekali curhat. Batin saya penuh, jiwa saya hampa. Memang bukan curhatan penting yang selalu butuh solusi, tapi dengan curhat jiwa saya kembali fresh dan saya bisa lebih "hidup" di depan anak-anak.
Saya berusaha menyempatkan waktu untuk kembali menulis, menyusun kata dan sekedar curhat melepas kepenatan. Tentu saja di sela waktu saat anak-anak terlelap...

Selasa, 06 Desember 2011

Me Time

Beberapa teman mengeluh saat si buah hati lebih dekat dengan ayah nya.. kalo bagi saya, hal itu justru "menguntungkan". Bagaimana tidak, jika si buah hati bermain dengan ayah maka saya bisa punya cukup waktu untuk diri saya sendiri. Ya kadang, saya butuh waktu untuk diri saya sendiri (me time). dengan waktu "menyendiri" yang cukup, membuat saya lebih fresh dalam mengasuh anak-anak... Simple memang tapi seperti itulah. Seporang Ibu juga butuh waktu untuk diri nya sendiri...