Senin, 05 November 2012

Coretan Pasya

Pasya sudah mulai lancar menulis dan baca. Entah dari mana awal nya, dia suka sekali menuliskan kata - kata sayang. Misal Pasya sayang Bunda, Pasya sayang Ayah dan banyak sayang lagi untuk yang lain. Jujur saya enggak tau apa anak lain saat belajar menulis juga melakukan hal yang sama, tapi Pasya demikian.
Sejak kecil, kata sayang, cinta memang akrab di telinga nya. Ya, saya kerap kali membisikkan di telinga nya , baik saat bermain atau saat Pasya sedang tidur sekalipun. Saya juga membiasakan memanggil anak - anak dengan panggilan sayang. Saya selalu memanggil El dengan panggilan sayang Si Ganteng, atau Si Shaleh. Sedangkan Pasya saya panggil dengan panggilan sayang Si Cantik, atau Princess. Pasya suka panggilan itu, maka nya dia suka berpakaian ala Princess walau saya tidak mengajarkan nya. Rasa nya panggilan itu begitu melekat dalam benak nya.
Berilah panggilan yang terbaik untuk orang terdekat mu, apa lagi untuk orang yang kau cinta terutama anak. Rasul pun mencontohkan demikian .... Bisikkan juga kata - kata baik di telinga anak karna hal itu akan selalu di ingat nya.

Senin, 29 Oktober 2012

Efek ga pake BB

Udah 2 mingguan ini BB tersayang *lebay* rusak ....
Efek nya dramatis banget, dari mulai badan meriang sampe saldo tabungan menipis.
Mau tau kenapa ???
Penjelasan nya sederhana koq. Temen - temen ampe suami jarang banget kontak sejak BB rusak. Padahal no handphone aku tetep aktif lho, mereka bilang itu dalam rangka penghematan pulsa, sms kan mahal. *hadeuh ... kebangetan medit nya ya. Trus badan jadi ikut meriang sejak temen - temen jarang kontak, meriang karena ga bisa tau lagi deh peredaran berita terkini di antara mereka. Saldo tabungan juga menipis karena aku kudu stop sementara jualan aku karena komunikasi dengan supplier hanya via BB sedang jika via sms niscaya akan di balas 2 hari kemudian.
Ehm ....
BB emang udah mengalihkan dunia ku.

Minggu, 28 Oktober 2012

Jujur pada masa lalu ...

Suami ikut pelatihan Seft.
Lupa kepanjangan nya apa, tapi seingat saya pelatihan tersebut tentang semacam terapi untuk banyak hal melalui tapping  atau menekan di beberapa titik tubuh kita, bisa juga melalui do'a atau memasukkan kalimat - kalimat baik dalam pikiran kita. * maaf jika secara harfiah pengertian nya salah.
Saya sering sekali migran, beberapa kali di tapping alhamdulillah membaik ... walaupun memang belum hilang secara keseluruhan. Menurut suami, saya masih menyimpan banyak dendam masa lalu sehingga di alam bawah sadar saya hal tersebut terkumpul, terjadilah yang nama nya migran. Emosi pun jadi tidak terkontrol dan sering gelisah tidur.
Jujur saya tidak punya dendam masa lalu, bagi saya semua yang saya lalui memang hal yang harus saya hadapi, entah itu pahit ataupun manis. Tapi suami menyuruh saya menuliskan hal yang menurut saya menyakitkan di masa lalu dan me-review kembali semua kejadian yang saya anggap buruk, agar saya bisa lebih ikhlas.
Ehm ....
Disinilah sulit nya, saya harus kembali menguak semua hal buruk yang pernah saya alami, dan saya sangat tidak suka melakukan nya. Pedih untuk jujur pada diri sendiri mengenai masa lalu apalagi pada orang lain.
Baiklah...
Saya putuskan tetap "menyimpan" migran ini karena saya tidak ingin lagi berurusan dengan segala bentuk masa lalu saya. Saya akan anggap migran ini sebagai "pengingat" setiap keburukan masa lalu yang pernah saya tapaki.

Jembatan ke Surga

Miris rasa nya melihat anak yang sejak kecil bersekolah di sekolah dengan basic agama tapi setelah akhil balik seolah lupa dengan semua ajaran agama yang di dapat di sekolah. Contoh kecil saja saat sekolah, rapih banget pake jilbab, pakaian juga tertutup rapat. Tapi justru saat akhil balik semua atribut itu di lepas begitu saja.
Ya Allah hamba sadar memang tidak mudah mendidik anak pada masa sekarang. Godaan tak hanya datang lewat media yang tersedia dengan mudah, tapi salah mencari teman saja  bisa membuat anak jauh dari agama. Kami berusaha sebaik mungkin ya Allah... kami berikan pendidikan dasar agama tak hanya dengan memilihkan sekolah yang terbaik sejak anak - anak mulai sekolah, tapi di rumah pun sebisa mungkin kami contohkan hal - hal baik sesuai tuntunan para Nabi dan Rasul Mu.
Ya Allah jangan jadikan anak - anak kami pembawa murka Mu, tapi jadikan anak - anak kami sebagai jembatan kami ke surga Mu ya Allah. Amin
Jaga mereka ya Allah dari kejahatan dunia maupun kejahatan akhirat. Hindarkan mereka dari segala bentuk keburukan, baik terlihat maupun tidak. Jadikan mereka anak - anak yang berprestasi tidak hanya di dunia tapi juga si akhirat. Amin

* Ijabah do'a kami ya Allah ..... Amin

Sabtu, 27 Oktober 2012

Kecanggihan Otak Anak

Awal nya saya tidak pernah tau kalo apa yang di kerjakan anak - anak terus menerus ternyata melekat dalam pikiran mereka. Hal sepele saja, Pasya termasuk anak yang lebih mudah menghafal lewat audio. Semua bacaan surat, do'a juga hafalan bacaan shalat di hafalkan dengan mudah hanya mengandalkan suara sang guru.
Sedangkan ade nya, El seperti nya mudah menghafsl lewat instruksi gerakan tangan atau visual. Contoh mudah, saat bermain tablet atau gadget lain nya El hafal betul tombol mana yang harus di pilih padahal dia belum bisa membaca. El juga paham betul gambar hewan yang di tempel di dinding kamar nya. Sayang kata - kata yang dapat di ucapkan nya masih sangat terbatas....
Saya percaya semua ada waktu nya. Jika pasya sudah lancar bicara sejak usia nya 1 tahun sedangkan El belum, bukan berarti ada hal yang salah pada diri El. Semua motorik nya baik, El pun sudah paham betul dengan instruksi sederhana untuk anak seusia nya. Jadi ga perlu di khawatirkan, tinggal kita maksimalkan saja stimulasi nya.
Bismillah...
Semoga di usia 2 tahun besok El sudah lancar bicara, pasya juga semakin pintar dalam sekolah dan kegiatan lain nya. Amin

Rabu, 24 Oktober 2012

Berapa Banyak Uang Mu ?????

Pengalaman ini adalah pengalaman yang sangat berharga untuk saya dan suami, pengalaman yang membuat kami berfikir dan selalu ingat bahwa uang bukanlah dewa dan segala nya. Kenapa saya bilang demikian ....
Saat kita sehat, berapapun uang yang kita punya serasa tak terasa "aliran nya", datang pergi seolah tak jelas kemana rimba nya. Saat kita sakit, uang seolah menjadi bodyguard kita, uang berdiri paling depan mengantarkan kita ke ruang mana kita akan menginap dan fasilitas seperti apa yang akan kita dapatkan...
Tapi, bukan kesulitan uang lah yang ingin saya bahas di sini. Melainkan, kesulitan kami mencari kamar untuk perawatan. Saat datang, kami sudah konfirmasi bahwa ingin kamar VIP, karena keluarga kami banyak, tentu kunjungan dari keluarga yang silih berganti akan sangat mengganggu pasien lain jika kami tidak di kamar VIP. Tapi ternyata, semua kamar VIP penuh. Ok, kami "turun" kan booked kami ke type kelas 1, lalu apa kami langsung masuk perawatan... TIDAK.
Karena kelas 1 pun penuh, dan kami harus menunggu sampai jam yang di tentukan untuk bergantian dengan pasien yang akan pulang. Ya Allah, 3 jam kami terlantar di ruang tunggu, menanti si pasien yang di janjikan pulang selesai dengan semua kewajiban nya.
Pasti pertanyaan yang terlontar di benak anda
"kenapa kami tidak pindah Rumah Sakit??!!" Jawab nya Karena dokter yang menangani keluhan sakit kami hanya praktek di RS ini (yang terdekat dengan rumah kami).
Dalam menunggu saya ngobrol dengan suami, saya katakan..
" Ternyata, bukan karena tidak punya uang saja ya orang bisa terlantar di RS..."
Sekarang bertanyalah dalam hati, Berapa Banyak Uang Mu yang sanggup kau bayar untuk mendapatkan kamar perawatan sesuai dengan yang kau mau dan secepat yang kau ingin kan...

Bak Naik Roller Coster....

Jadi orang tua adalah pngalaman terindah dalam hidup saya.
Tak terbayangkan dalam rahim saya bisa "hidup" anak manusia, bergerak, sehat dan akhir nya lahir dalam pelukan saya.Anak - anak membuat saya "hidup", dengan ada nya anak - anak saya semakin kangen dengan mama, karena dari rahim beliau saya berasal. Bagi saya menjadi orang tua sejak saya di nyatakan positif hamil anak pertama sampai saat ini rasa nya bagaikan naik permainan roller coster.
MY LOVELY STAR AND MOON
Bagaimana tidak, saat pertama ingin naik permainan tersebut tentu ny kita begitu antusias, deg - degan dan sejuta perasaan lain nya kan, sama hal nya saat pertama kali saya melihat test pack dengan gurat merah dua strip. Saat sedang antri naik, perasaan semakin tidak sabar bergemuruh dalam hati, lengkap dengan imajinasi rasa bagaimana nanti di atas permainan tersebut. Saat hamil pun, itu yang saya rasakan.. Imajinasi saya "liar" tentang bagaimana nanti anak ini akan lahir, saya peluk, memanggil saya Bunda dan banyak harapan baik lain nya. Permainan berlanjut, saya siap meluncur dengan roller coster ini... Perasaan yang sama saat saya menantikan kelahiran anak - anak di ruang operasi. Deg - degan sekaligus pasrah pada takdir Allah pada saya nanti nya. Ahhhhhh.... Roller coster ini mulai meluncur keras, menghantam bahu kanan kiri saya, tapi saya senang saya malah berteriak kesenangan. Persis saat saya mendengar tangisan anak - anak pertama kali, walau perut rasa nya masih nyeri karena bedah caesar yang saya jalani tapi perasaan bahagia jauh lebih mengisi hati saya. Tapi kemudian roller coster ini berbalik, kepala saya di bawah, mual, takut dan cemas.... Ya Allah, anak - anak sakit, perasaan yang sama, semua bercampur aduk, sampai saat saya melihat El kemarin masuk Rumah Sakit saya tidak bisa membendung air mata, tumpah dalam do'a kepasrahan saya pada takdir Nya semata.
Ini lah hidup saya yang menyenangkan... 
Sama seperti bermain roller coster. Semua ada timing nya. Saat di mana saya menangis bahagia, sampai saat di mana saya harus tertunduk dalam kepasrahan do'a. Tapi bagi saya tidak ada yang lebih indah dari pada menjadi seorang Bunda. Melihat senyum anak - anak saat saya membelikan  mereka mainan, melihat tawa mereka saat saya menggelitik manja pinggang mereka sampai saat melihat tangis mereka saat saya marahi... semua adalah rangkuman indah hidup saya yang nanti nya pasti akan saya urai di masa tua.

Puji Anak Dengan Porsi Yang Sama

Nama nya orang tua pasti lah memuji anaknya di depan umum jika si anak membuat sesuatu yang sangat mengagumkan. Tapi akan jadi sangat bahaya jika kita selalu memuji salah satu anak saja tanpa perduli dengan anak yang lain. Terlepas dari prestasi apa yang di torehkan oleh si anak, mereka tetap lah mempunyai hak yang sama dari kita orang tua nya.
Sama seperti kita, anak pasti lah rendah diri jika hanya saudara nya saja yang selalu menerima pujian. Apalagi jika pujian yang terlontar di lakukan di depan nya. Anak akan semakin minder, malu dengan kekurangan nya.
Prestasi anak memang beragam, satu anak bisa unggul di satu bidang sedang yang lain di bidang yang berbeda. Sama seperti kita kan, tidak semua dari kita mahir matematika tapi banyak juga yang mahir bidang studi lain nya.
Anak kita lahir dari orang tua yang sama dengan kasih sayang yang sama besar pula. Soal prestasi jangan sampai membuat semua itu berubah .... Tidak semua anak yang berprestasi secara akademis bisa berprestasi secara akhlak juga. Contoh banyak anak yang pintar di sekolah tapi sombong. Tapi tidak sedikit juga anak yang prestasi nya biasa saja namun akhlak nya jauh lebih santun. Semua itu kita yang menentukan karena anak terbentuk dari apa yang kita terapkan pada mereka.
Akhlak baik, santun modal utama anak menghantar kita pada surga Nya. Bukan itungan matematika di atas kertas. Persiapkan anak agar siap berkompetisi secara sehat. Puji mereka dengan porsi yang sama agar mereka selalu semangat untuk jadi lebih baik lagi. 

Rabu, 17 Oktober 2012

It's Easy To Say...

Mudah untuk beberapa orang bilang kalo menghadapi anak - anak harus sabar.
Ehm... Kalo mereka sedang "tenang", saya pun betah berlama - lama main dengan anak sulung saya, atau bahkan dengan si bungsu yang masih sangat muda. Tapi kalo mereka sedang rewel... apa masih bisa menghadapi mereka dengan senyum??
Ok, sekarang kita tengok peristiwa ini ...
Pagi saat sedang sibuk membuat sarapan untuk anggota keluarga, salah satu anak rewel. Kita tak mungkin meninggalkan rutinitas membuat sarapan karena memang hanya kita "tenaga" yang di andalkan di rumah. Lalu, bagaimana dengan si anak yang sedang rewel?? Harus kah kita abaikan.. tidak mungkin juga. Baik, mari kita gendong si anak sambil terus membuat sarapan. Atau jika yang rewel si anak yang berumur lebih besar, mari kita "diskusi" apa yang dia mau. Lalu apa semua persoalan selesai.. tentu tidak, tangan manusia yang memang memiliki keterbatasan tentu lah membuat gerakan kita juga terbatas jika harus "membaginya". 1 tangan sibuk menggendong, sedang tangan lain sibuk membuat sarapan, atau 1 tangan sibuk membuat sarapan sambil tangan lain sibuk "meladeni: keinginan si anak yang jauh lebih besar.
Lalu kemana pasangan yang kata nya akan selalu siap membantu kesulitan kita...
Ehm, sekeliling mata menyapu ruangan, aha... ketemu dia sedang asyik masyuk dengan gadget nya. Bahkan seolah tak terganggu dengan "pemandangan" di hadapan nya, yaitu sin istri yang sedang kerepotan. 
Ehm..
Ok, situasi kedua..
Saat badan masih sangat lelah karena aktifitas seharian di rumah, tiba saat istri membayangkan kasur empuk untuk sekedar merebahkan tubuh, istirahat. Tapi, ternyata masih ada aktifitas mengajari si sulung yang sudah bersekolah, belum lagi anak lain yang juga tak kalah menyita perhatian. Lalu kemana si pasangan nya..
Oh, dia ada sedang sibuk bermain games di gadget nya, atau sibuk update status via FB nya dengan alasan yang tidak logis saat di tegur "Anak itu hanya mau sama kamu kan... Jadi percuma kan saya pegang dia tetap nangis juga". 
Ehm...
Dari 2 contoh kejadian simple di atas masih kah bisa kita tersenyum menghadapi situasi yang ada...
Bukan saya memberikan pembenaran terhadap kemarahan yang terkadang memang meluap pada anak - anak, tapi ketahuilah, rasa jenuh, lelah dan tidak ada nya "bantuan" itu yang membuat kami para istri kerap kali tidak dapat menajaga emosi. Belum lagi pasangan yang terkadang sibuk dengan "kesibukannya" sendiri tanpa perduli dengan kerepotan istri. Masih bisakah istri tersenyum dalam situasi tersebut...
Pernahkah anda para suami bertanya pada istri kalian bagaimana repot nya, lelah nya mengurus rumah dan anak - anak di tambah lagi dengan kerepotan mengurus kebutuhan anda??

** Mari kita bertukar posisi, sejenak saja... 
Jika pasangan anda (para suami) mampu menghadapi kerewelan anak - anak tanpa mengeluh, tanpa emosi dan tetap tersenyum mari kita beri mereka pelukan hangat dan "hadiah" istimewa **


Minggu, 14 Oktober 2012

Status....

Paling males ya buat status di FB maupun di BB kalo akhir nya justru membuat orang lain "merasa" status saya itu di tujukan untuk dia. Hufh.....
Jujur ya, saya tidak pernah mengganggu siapapun dengan status saya, kalaupun ada yang merasa terganggu lalu saya harus bagaimana....
Ok, untuk antisipasi awal, seperti suami selalu bilang " perempuan itu sensi, walaupun kita ga bermaksud untuk mengganggu nya sekalipun terkadang mereka merasa kita itu sangat mengganggu. Maka nya, jaga jarak dengan sesama jenis kamu karena aku tau kamu tuh orang nya cuek, sedang yang lain ga bisa kan cuek seperti kamu. " ehm....
Ok, saya paham maksud suami, saya tau dia tak ingin saya lagi - lagi berada dalam posisi pertemanan yang salah. Maka saya pun membatasi diri saya dengan juga membatasi pemakaian FB dan BB saya untuk mengupdate status. Saya update status dengan kalimat yang santai bahkan kadang ga penting. Sekedar eksis saja kalo FB maupun BB saya masih aktif, semoga dengan begitu saya lebih bisa santai juga tanpa harus terintimidasi oleh orang yang merasa terganggu dengan status saya..... semoga.

Rabu, 10 Oktober 2012

Aku Harus Kuat....

Remuk redam rasa nya mendengar penjelasan dokter soal penyakit El. Sedih, cemas, ga ngerti harus berbuat apa. Air mata udah ngintip di ujung mata, siap tumpah kapan aja. Ada seorang teman memberikan aku kekuatan, dalam pesan nya dia menulis "Kita adalah seorang bunda... Tidak mudah memikul tanggung jawab ini, melahirkan dan mendidik buah hati. Tapi kita harus bisa, kita harus kuat, karna untuk mereka lah kita ada."
Ya, aku memang remuk, tapi melihat El yang seharian ini tetap ceria di sela pemeriksaan nya membuat aku bangkit dari sedih ku. Aku harus kuat, harus mampu berdiri untuk El yang belum juga paham apa yang terjadi pada nya saat ini. Aku juga harus kuat, untuk Pasya yang sementara waktu harus ku titipkan pada eyang nya karna El sakit.
Aku bersandar pada Allah saat hati ini sedang resah, walau tak ada ayah nya anak - anak aku berusaha tegar sambil mencari solusi terbaik untuk El. Tak akan membuat El lebih baik jika aku terpuruk sekarang. El butuh aku... Beruntung mama di sampingku saat ini, tak sendiri ku lalui detik - detik terpanjang ini..
Dalam kegalauan ku rangkai kata ini dalam hati .....
Bunda...
Tak ada waktu untuk mu bergelayut dengan luka hati yang ada.
Bunda...
Untuk si buah hati kau harus kuat, tegar apapun terpaan badai yang mampir pada mu.
Bunda...
Tak perlu risau kau tunggu pahala untuk semua pengorbanan mu, surga terbentang menanti mu.

*sajak kecil penguat jiwa*

Senin, 08 Oktober 2012

3 Kata ....

Tiba - tiba aja kok kepikiran ya tentang masa depan anak - anak. Bukan tentang sekolah mereka aja, tapi soal bagaimana mendampingi mereka sampai dewasa. Anak - anak butuh saya tak hanya hari ini... tapi mereka justru lebih butuh saya saat nanti mereka dewasa nanti.
Saya harus sehat, itu kata pertama yang keluar di benak saya. Ya, bagaimana mungkin saya bisa mendampingi langkah mereka jika saya tergolek lemah di tempat tidur. Saya tak hanya sehat secara jasmani, tapi lebih ke batin. Sebagai seorang wanita, istri sekaligus ibu saya butuh batin yang sehat. Batin yang sehat membuat saya mampu menciptakan aura kebaikan untuk anak - anak nanti nya.
Saya harus cerdas, itu kata kedua yang mampir di benak saya. Saya ingin jadi orang pertama yang menjadi media bertanya bagi Pasya dan El. Kalo memang jawaban saya jauh dari senpurna atau bahkan tidak bisa memuaskan dahaga bertanya mereka, saya akan alihkan ke ayah mereka. Karena bagi saya, anak - anak itu spon.... informasi apapun akan mereka serap dengan baik, karena nya jangan sampai spon itu menyerap air yang kotor.
Bisa jadi apapun yang mereka mau ..... itu kata terakhir yang terlintas. Anak - anak selalu ingin kita menjadi teman saat mereka butuh teman bermain, tapi saat mereka terjatuh nereka butuh pelukan hangat ibu nya, lalu saat mereka ingin bertanya mereka butuh guru untuk meluruskan pertanyaan mereka. Untuk itulah saya ingin jadi datu paket hemat buat mereka.... jadi apapun yang mereka mau, mereka butuh jadi mereka tak perlu mencari di luar rumah.
Tidak mudah memang jadi seorang ibu, apalagi saya ingin jadi ibu yang selalu ada untuk mereka, tapi saya yakin aaya mampu.. Karena saya ada untuk mereka.

Rabu, 26 September 2012

Ulang Tahun

Sering saya mengajarkan Pasya untuk mengucapkan Selamat Ulang Tahun saat ada keluarga maupun orang terdekat kami yang berulang tahun, saya juga selalu mengajak Pasya ikut serta memilihkan kado untuk mereka. Bukan untuk bermewah - mewah tapi lebih kepada bentuk perhatian yang akan membuat si penerima senang. Memang beberapa keluarga mungkin tidak punya tradisi ini,tapi sedari kecil saya sudah di perkenalkan dengan kebiasaan membahagiakan orang yang sedang berulang tahun.
Anda tau, bagaimana bahagia nya wajah suami saat saya dan anak - anak beri kejutan di hari ulang tahunnya?? Padahal kami hanya memberikan nya kue sederhana yang bisa ia nikmati bersama beberapa teman kantor nya, itu saja. Kalo pun ada hadiah lain mungkin tak seberapa harga nya karna saya tau suami bisa membeli yang jauh lebih mahal dan bagus. Tapi perhatian yang kami berikan, tidak kah mungkin sama rasa nya di hati dengan segudang hadiah mahal. Bayangkan betapa sedih nya jika saat kita berualng tahun, tidak satupun orang yang perduli pada kita... Bagaimana perasaan kita?? Sayapernah merasakan nya,saat tahun lalu ultah saya tepat dengan hari raya Idul Fitri, jauh dari keluarga yang biasa heboh mengingat ulang tahun saya.
Untuk itu, seberapa sibuk nya kita tetap lah ingat hari istimewa orang terdekat kita, karena itu berarti buat mereka.

Senin, 24 September 2012

Kok cuek...

Entah kenapa ya tiap kali mengantar Pasya ke tempat les membaca nya, hati saya kok miris sekali dengan keadaan anak - anak di sana. Mereka masih punya orang tua, tapi kenapa mereka kok serasa di biarkan begitu saja oleh orang tua mereka. Bagaimana tidak, setiap saya keluar masuk tempat tersebut selalu saja di hadapkan oleh pilihan sulit untuk putar balik mobil, parkir dan sebagai nya.
Anak - anak di sana seolah bebas lari kesana kemari tanpa takut dengan lalu lalang nya kendaraan yang lewat. Orang tua mereka.... Jangan tanya, mereka cuek setengah mati. Mungkin kalo anak mereka lari tiba - tiba menghampiri mobil yang lewat pun mereka tidak akan perduli. Mereka malah sibuk ngobrol, ketawa dengan tetangga atau sodara mereka seolah tak punya beban.
Saya, jujur saja tak pernah merasa nyaman membiarkan anak - anak berdekatan dengan kendaraan. Walaupun itu dalam keadaan di parkir, karna bukan tidak mungkin tanpa kita sadari si pengendara masuk ke mobil lalu berniat memindahkan mobil tersebut. Nah apalagi membiarkan anak - anak berlarian di luar rumah, ehm... Saya tak pernah "tega" melakukan nya. Tapi kenapa orang tua mereka bisa??!!

Rindu Muhammadku....

Tiap kali mendengarkan lagu Hadad Alwi "Rindu Muhammadku" saya selalu terkenang pada saat Pasya perpisahan TK A beberapa bulan lalu. Pasya yang saat itu mendapat tugas menari dari Ibu Guru lagu tersebut, tampak manis berbalut gaun ungu gambar cup cake menari dengan lincah di atas pentas.
Jangan di tanya bagaimana perasaan saya waktu itu, hampir saja air mata saya meleleh tiap melihat gerakan tangan nya yang mungil melenggak lenggok.
Saya bangga pada nya, 1 kata yang selalu saya ucapkan dalam hati... "Pasya, Bunda bangga pada mu Nak.." Tak pernah surut kalimat itu saya ucapkan, bahkan sampai hari ini setiap saya melihat Pasya menarikan lagu tersebut.
Lagu indah yang selalu akan saya ingat dalam pikiran, bukan karna syair nya saja yang bagus tapi lebih kepada kenangan yang tersirat dari lagu tersebut.

Minggu, 23 September 2012

Are u TRENDSETTER or FOLLOWER ???

Are u trendsetter or follower.... Pliz be honest.
Dalam seiap keluarga, bisa di pastikan ada anak - anak yang memang terlahir menjadi pemimpin dan sebalik nya, ada anak - anak yang memang "berbakat" sebagai pengikut. Jujur, saya sangat tidak bisa memimpin, beberapa kali dalam kegiatan sekolah apapun bentuk nya, saya tidak PD jika harus berdiri di depan berbicara mantap dan lantang sebagai seseorang yang di panggil pemimpin.
Tapi di rumah, entah karna kewenangan saya sebagai kakak, atau apa adik - adik selalu membuat saya berdiri sebagai pemimpin mereka, dalam acara apapun. Mereka, mempercayakan semua tanggung jawab penting di tangan saya, dan memang semua hal yang menjadi tanggung jawab saya selalu selesai dengan baik.
Menyenangkan memang, saat kita menjadi trendsetter, semua mata tertuju pada kita dan menjadi kan kita topik pembicaraan mereka. Tapi ga salah juga kok menjadi follower, mengikuti trend teman yang sedang update, "meniru" yang mereka lakukan asal tidak secara keseluruhan.
Being trendsetter or follower are ur choise.... But pliz be honest.

Rabu, 19 September 2012

Ritual Pasya

Nama nya juga anak - anak, selalu saja lucu dengan "caranya" mereka sendiri. Pasya selalu punya ritual setiap kali pulang sekolah atau menjelang tidur. Pasya selalu bercerita tentang teman - teman nya, tidak hanya teman sekolah nya, tapi juga teman les atau bahkan terkadang tentang Bu Guru.
Cerita nya selalu unik, tapi lugas khas anak - anak. Seperti siang ini, Pasya bercerita tentang seorang teman dekat nya, Andine.
Hari ini saya terlambat menjemput Pasya lalu saya mencari nya keseluruh ruangan kelas, bukan cemas karna Pasya akan kemana - mana, tapi saya tidak menemukan 1 pun guru yang memberi saya petunjuk, di mana si cantik saya itu berada. Lama menunggu, seorang guru menghampiri saya dan memberi tahu, bahwa Pasya sedang ikut dengan Wali Kelas nya ke TK A belakang .... Ehm, tanpa pikir panjang pun saya langsung menyusul.
Di sana lah cerita itu bermula, Pasya duduk manis di bangku panjang bersama Bu Guru. Tersenyum manja dia menyambut saya. Setelah pamit kami pun bergandengan pulang, dan Pasya memulai ritual nya.
Pasya : "Bunda, tadi Andine berdarah hidung nya..." *dengan mimik serius.
Saya : "Kenapa....Jatuh, atau berantem sama Pasya???" *mimik saya tak kalah serius.
Pasya : "Ga Bun, tadi Andine bermain dengan Fatiha, lalu....... *cerita itu mengalir begitu saja dari bibir mungil nya. Saya pun ikut manggut - manggut sambil menyimak cerita nya, tak mau kalah, beberapa pertanyaan mengalir dari bibir saya.
Itu lah Pasya, yang dalam 2 hari sekolah saja sudah kenal teman - teman sekelas nya. Tak hanya kenal, tapi juga hapal kebiasaan mereka. Pernah suatu kali Pasya bercerita...
Pasya : "Bun, kalo Jasmine tuh selalu terlambat terus jarang masuk soal nya sering sakit. Terus Ridho suka ga nyimak Bun kalo Bu Guru bilangin, malah lari sana - sini..."
Ehm...
Cerita hebat nak, dan ritual yang luar biasa. Dengan begitu Bunda tau bagaimana kamu di sekolah, siapa teman - teman mu juga Bu Guru yang dengan sabar mendampingimu. I Love U, Dear....

Senin, 17 September 2012

Hidup tuh simple aja .....

Ngobrol di meja makan sama ayah nya anak - anak tentang hidup sehat. Ayah nya anak - anak selalu berusaha untuk menerapkan hidup sehat, begitupun dengan anak - anak selalu di ajarkan hidup sehat. Saya tidak suka makan sayur, buah pun saya hanya suka jenis tertentu saja. Dengan kondisi saya yang masih menyusui ini, terkadang membuat saya mendapatkan kritikan dari suami, ya seperti saat makan sekarang ini. Saya di tegur keras agar tidak selalu pilah pilih makanan, agarbisa hidup sehat dan banyak hal terkait lain nya.
Sedangkan saya, dengan tegas berprinsip ....
Hidup itu mudah aja koq, lakukan yang kita mau, makan yang kita suka. Selama kita ga menyusahkan orang lain, dan bisa membuat orang lain bahagia, itu cukup koq....
Saya berusaha untuk tidak ribet dalam berfikir, terutama soal kesehatan. Memang, untuk kesehatan anak -anak, saya lebih perhatian tapi untuk kesehatan saya sendiri terkadang saya lebih santai. Bagi saya yang saat kecil sering banget sakit, hidup ribet sekarang ini sudah bukan waktu nya lagi.... Sekarang saya ingin menikmati hidup, melakukan apa yang saya suka. Bagi saya inilah hidup yang sebenar nya....

Kamis, 13 September 2012

Serong Kanan - Kiri

Seorang teman curhat perihal suami nya yang selalu saja punya sejuta alasan untuk menyakiti nya. Entah itu secara di sengaja maupun tidak, baik melalui perkataan ataupun tingkah laku. Sejak mereka berumah tangga, banyak hal yang selalu menjadi perdebatan. Sampai akhir nya sang suami ketahuan "bermain api". Tidak mudah memang untuk kita para istri memahami apa sih kemauan suami, apa sih yang menjadi kebahagiaan mereka apalagi menebak secara gamblang isi hati mereka....
Tapi apa adil jika dengan segala keterbatasan istri lalu suami berpindah kelain hati... Mencari pelabuhan indah yang baru. Lalu bagaimana jika kekurangan tersebut justru kami temui pada pasangan kami, suami - suami apakah mereka akan berlapang da jika kami melakukan hal yang sama???
Pertanyaan itu yang selalu menjadi perdebatan antara saya dan pasangan, bagai pepesan kosong yang tak tau kemana isi nya, perdebatan tentang halntersebut selalu membuahkan ketidaknyamanan di antara kami. Tidak munafik, sebagai istri saya pasti cemburu pada suami, apalagi beberapa kali suami terlihat sangat rapi jika keluar rumah sebuah bentuk kebiasaan baru yang sebelum nya tidak saya lihat. Suami juga kerap "menerima" ajakan pertemanan dari beberapa wanita, tanpa tau detail siapa mereka...
Tapi kemudian saya berkaca diri, kenapa harus cemburu berlebihan jika memang suami tidak melakukan hal - hal yang aneh. Bukan kah cinta butuh tak hanya kepercayaan tapi juga pemahaman....

Selasa, 11 September 2012

Bukan sekedar sekolah

Beberapa bulan lagi Pasya mulai menapaki masa baru nya di Sekolah Dasar (SD). Aku dan juga ayah nya sudah mulai mencari alternatif sekolah untuk Pasya, kami tak mau terlambat. Bukan hal yang mudah memang, melihat banyak nya sekolah bagus di sekitar tempat tinggal kami. Tapi kami harus lah selektif, karna tak hanya sekolah yang kami cari tapi juga "jembatan" masa depan lebih baik untuk Pasya.
Jaman sekarang, mencari sekolah tak ubah nya mencatatkan nama kami sebagai orang tua di great wall masa depan anak kami. Bagaimana tidak, saat di tanya akan sekolah di mana sudah tentu dengan penuh kemantapan kami akan menyebutkan nama sekolah yang di tuju dengan penuh kebanggaan pula.
Belum lagi dengan gengsi yang di sandang, sekolah bagus dan terkenal yang nanti nya akan jadi tujuan tentu nya sangat berpengaruh dengan gengsi kami pula sebagai orang tua kan.... Itulah kenapa tidak sedikit orang tua yang "nekat" menyekolahkan anak mereka di tempat yang mentereng.
Tapi semua kembali lagi ke tujuan awal kita sebagai orang tua, akan kita "bentuk" menjadi apa anak-anak ini nanti nya. Apakah akan kita buat mereka sebagai objek gengsi semata tanpa perduli dengan "kemampuan" dan hasil nya nanti atau akan kita buat mereka sebagai anak-anak membanggakan yang bisa berprestasi tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat.... Semua kembali ke tangan kita.

Senin, 10 September 2012

Hidup itu perjuangan, nak....

Hidup itu perjuangan, nak....
Berjuang tidak melulu urusan hidup ato mati ya sayang, tapi berjuang demi masa depan yang lebih baik tentu nya. Nak, Bunda dan Ayah juga berjuang demi kalian bahkan tanpa kalian sadari. Sejak kalian masih dalam kandungan pun kami sudah berjuang nak, agar kalian bisa mendapatkan asupan dan perlindungan yang terbaik. Begitu kalian lahir, kami berjuang memberikan pangan, pakaian dan fasilitas terbaik lainnya.
Nak, hidup itu perjuangan sayang....
Berjuanglah untuk bisa meraih masa depan lebih baik nanti nya.
Seperti hal nya Ayah Bunda yang juga selalu berjuang untuk memberikan yang terbaik untuk kalian.

Jumat, 06 Juli 2012

Selamat Hari Ibu, Bunda....

Tahun ini, Pasya punya cara tersendiri untuk mengungkapkan "perasaannya", terhadap peringatan hari Ibu. Aku yakin, dia pasti belum tau makna peringatan hari Ibu. Tapi di sekolah, dia dan kawan lain nya sibuk membuat kartu ucapan sederhana untuk kami, para Ibu.
4tahun sudah aku menjadi Ibu bagi Pasya, 9bln dalam kandunganku dan 3tahun bermain bersamaku sampai hari ini. Tak sedikit kelakuan nya yang membuatku kesel, marah bahkan sampai menghukumnya. Tapi bukan sekali dua kali juga dia membuatku bersyukur karna Allah telah berbaik hati menitipkan dia di rahimku, untuk menjadi bagian dari hidupku.
Pulang sekolah tadi Pasya serta merta memelukku dan mendaratkan ciuman di pipi kanan-kiriku sambil mengucapkan "Selamat Hari Ibu, Bunda...". Ah, sebuah kata sederhana yang keluar dari mulutnya membuat air mataku mengembang. Mungkin kalo kejadian itu bukanlah di sekolahnya, aku sudah pasti akan menangis haru...
Pasyaku yang kecil, yang dulu selalu ku bawa dalam rahimku.
Yang selalu berbagi nafas denganku selama 9bulan, kini sudah bisa membuatku terharu dengan tingkahnya.
Bunda bangga padamu nak....
Tidak seperti kawanmu yang "hanya" tanpa ekspresi saat bertemu dangan Ibu mereka, kau seolah ingin berkata lebih pada Bunda tentang peringatan hari Ibu, bahwa kau juga bersyukur menjadi anak Bunda...

You Are Special...

Tiap anak special, saya percaya itu...
Begitupun dua buah hati kami... Pasya dan El.
Seberapapun saya menghabiskan waktu dengan mereka setiap hari, masih saja saya belajar tentang mereka. Bagi saya, ilmu yang saya dapat tidaklah pernah cukup untuk membuat saya "lebih paham" apa yang anak-anak mau. Saya harus terus belajar dan berbagi dengan banyak orang agar saya lebih mampu melihat mereka dengan "cara mereka" bukan sebalik nya.
Anak-anak punya sejuta maaf, ya saya akui itu.
Tak hanya satu dua kali saya memarahi si sulung Pasya, bahkan "menghukum" nya, tapi dengan hitungan detik dia akan manja di pangkuan saya seolah lupa akan kemarahan saya tadi.
Aanak-anak punya sejuta talenta, ya saya pun percaya itu..
Allah memberikan tiap anak talenta yang tidak sama, bahkan dengan umur mereka yang setara. Saya baru saja menemukan cara, bagaimana menggali talenta si sulung. Tidak mudah memang, dan saya pun masih terus belajar melakukan nya, tapi kami mulai fun...
Si sulung suka menggambar, hobby berhitung dan tidak pernah bosan dengan angka. Saya tidak pernah melarangnya menggambar, melukis dan menumpahkan imajinasi nya di manapun dia mau. Saya memberikan nya crayon, cat air dan media lain yang menunjang kesukaan nya. Dalam berhitung, saya memberikan nya permainan berhitung yang dengan sangat cepat di serap nya.
Walau kadang saya masih harus "menarik urat saraf" dalam menghadapi anak-anak, tapi bagi saya... Mereka sangatlah Istimewa.

Kamis, 24 Mei 2012

This is me...

This is me guys...
Ini lah saya, teman yang punya segudang kekurangan...
Saya tidak bisa "berpura-pura" lembut sedang hati saya tidak menginginkan nya...
Saya terlahir dengan ke spontan-an saya dalam bersikap maupun bersuara...

This is me guys...
Ini lah saya yang kadang lugas dan tegas dalam berkomunikasi dengan kalian...
Saya tidak terbiasa memberikan senyum suka jika hati saya tidak demikian...
Saya juga tidak bisa menjadi teman yang "selalu" menyenangkan dengan selalu mengamini setiap tindakan kalian...

Teman...
Sedih saya membaca beberapa comment kalian di facebook maupun media lain tentang saya.
Saya memang manusia yang tidak lah sempurna, saya paham itu.
Berkali kali saya menghubungi kalian menanyakan tentang alasan kalian tidak memberi kabar pada saya, menanyakan kenapa semua hal "berubah" di antara kita.
Tapi kalian diam, berkilah semua baik - baik saja...

Teman...
Bukan air mata gurauan yang mengalir dari mata ini saat saya melihat foto kebersamaan kalian tanpa kehadiran saya. Belum lagi banyak janji yang kalian susun tanpa saya tau...
Saya sedih, marah sekaligus kecewa pada diri saya sendiri.
Kenapa saya tidak bisa menjadi orang yang menyenangkan untuk kalian, kenapa saya tidak dapat memberikan kalian kenyamanan, kenapa saya selalu menjadi "tertuduh" dan point kesalahan..

Teman...
Cukup saya tau sejauh mana "kualitas" pertemanan kita, cukup saya paham bagaimana yang nama nya teman sejati. Saya berusaha hadir dalam masa sulit kalian, juga masa bahagia kalian..
Tapi tak terhitung berapa banyak ketidak hadiran kalian dalam langkah saya.
Saya maklum, paham...

Teman...
Biarlah pertemanan ini "indah" dalam hiasan kaca, baik dalam pandangan mata...
Biarlah semua terlihat apa ada nya tanpa rekayasa, karna yang saya inginkan adalah tetap jadi teman kalian walau hanya teringat nama...

** Tertulis untuk semua teman yang telah "menghapus" keberadaan saya dalam kehidupan mereka**

Senin, 14 Mei 2012

Lempar Batu....

Lempar batu sembunyi tangan, tentu pribahasa ini sudah sering kita dengar kan...
Beberapa waktu lalu saya mengalami nya sendiri. Pertemanan ini bermula karena suami kami dekat di kantor, suami sering mengajak mereka jalan dengan keluarga kami. Mulai dari jalan santai sampai kegiatan keluarga lain nya seperti berenang atau tamasya. Semuala semua nya baik, sampai si istri "percaya" untuk curhat berbagai macam keluhan tentang suami nya. Lalu datanglah siang naas itu, tiba - tiba BBm saya masuk beberapa pesan sekaligus, dari si istri..
Tau - tau aja dia marah gitu, kata nya saya mebeberkan rahasia antara dia dan suami nya...
Saya yang ga paham tentang apa yang dia maksud langsung BBm dia, balik bertanya "permasalahan apa yang sebenar nya terjadi.."
Ga tau karena masih marah atau memang si istri termasuk pelaku lempar batu sembunyi tangan, BBm saya tidak di gubris nya, tidak kehabisan akal saya sms dia, saya telpon tapi tetap sama, tidak ada tanggapan positif dari nya.
Oke...
Permasalahan berlalu tanpa ada penyelesaian yang jelas, masalah ini menggantung.
Tiba-tiba, saya menerima lagi BBm dari dia, tentang hal yang lain.. Obrolan santai yang cuma tanya kabar soal anak-anak, oke lagi-lagi saya tanggapi dengan biasa dan baik. Tapi lagi-lagi hal itu terjadi, dia pasang status ga jelas di FB nya persis saat dia marah-marah dengan saya dulu. Jelas saja saya menegur nya, menanyakan apakah status yang dia maksud adalah saya, lagi-lagi saya berhadapan dengan pelaku lempar batu sembunyi tangan.... Dia diam, mengalihkan pembicaraan dan saya yang justru jadi tertuduh nya.
Oalah Gusti...
Capek ah menghadapi orang yang "bebel" kaya gitu...

Selasa, 08 Mei 2012

Bu Guru oh Bu Guru...

Sudah menjadi kewajiban saya mengantar jemput Pasya ke sekolah setiap hari nya, walaupun ada si "mbak" tapi tugas tersebut tidak pernah saya delegasikan pada nya, selama saya mampu saya ingin "eksis" di sekolah anak - anak. Awal nya semua berjalan baik, saya tidak mengalami kendala apapun bahkan bisa di bilang cukup akrab dengan para guru, namun beberapa hari terakhir saya baru menyadari bahwa saya "terjebak" dalam rutinitas sekolah yang ternyata membosankan.
Ehm.. Maap, bukan rutinitas antar jemput nya yang membosankan, tapi kebiasaan para guru yang suka memanggil kami orang tua murid untuk ngobrol seputar kegiatan anak di kelas. Memang, saya sebagai orang tua pasti ingin tau kemajuan anak saya di sekolah seperti apa, bagaimana dia bergaul, belajar dan banyak hal lain nya tapi kalo setiap antar jemput bu guru selalu siap di depan kelas "menanti" saya untuk ngobrol yang biasa nya selalu berujung dengan nasihat panjang lebar, lama- lama saya bosan juga.
Saya kok jadi merasa di "mata-matai" oleh mereka, sang pendidik. Ada saja terapan rumah yang saya berikan pada Pasya di kritik oleh mereka, belum lagi hal - hal kecil yang kadang tidak sejalan dengan system pendidikan yang mereka terapkan di sekolah saya lagi deh yang kena "getah nya" di ceramahi...
Saya lalu berfikir, jalinan orang tua - guru harus nya berjalan baik kan, walau memang pasti ada kendala di perjalanan nya. Tapi saya juga tidak ingin kalo apa yang sudah baik antara kami jadi tidak baik karena hal - hal sepele tadi. Saya berinisiatif "kabur" dari rutinitas itu. Bukan tidak lagi mengantar jemput Pasya, tapi lebih bijak mengatur waktu nya. Saya antar kan Pasya pagi sekali saat Bu Guru masih sibuk menata kelas, dengan begitu Bu Guru tidak punya kesempatan banyak karena waktu nya tidak tepat, saat jemput pun begitu, saya jemput Pasya saat siswa sudah mulai sepi jadi Bu Guru sudah "lelah" menunggu kedatangan saya, jangankan untuk ngobrol melihat saya saja hanya senyum dari jauh...
Cara saya berhasil, 2 minggu sudah saya "bebas" dari rutinitas yang ada, dan hubungan saya dan Bu Guru tetap baik (setidak nya itu yang terlihat). Saya tetap lah orang tua Pasya yang memegang penuh kendali apapun tentang Pasya, Bu Guru atau siapapun di luar lingkaran kami sebagai orang tua hanya lah second opinion saja, ga perlu memaksakan pendapat apalagi menceramahi, bukan baik hasil nya malah....

Potensi...

Saya percaya tiap anak terlahir dengan keistimewaan nya masing - masing. Begitu juga dengan anak - anak saya, Pasya dan El - Jundi. Dari usia 2 tahun, Pasya sudah kami tes sidik jari, tes yang sekarang sedang tren di kalangan pendidik. Tes yang bisa melihat lebih jelas bakat dan potensi anak sehingga orang tua bisa mengembangkan nya lebih baik. Dari tes tersebut, Pasya lebih dominan dengan Logika Matematika nya. Bisa di katakan dia suka sekali berhitung, dan cocok dengan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian angka.
Awal nya, kami tidak terlalu melihat hal tersebut dalam diri Pasya, maklum lah baru usia 2 tahun. Saat masuk Play Grup, kami mulai melihat potensi nya kearah sana. Pasya suka sekali menghapal angka dari pada huruf, Pasya suka menghitung apa saja benda yang dilihat nya walau masih hitungan sederhana. Potensi itu semakin terlihat sekarang, saat Pasya TK - A. Untuk menghitung tambahan ataupun kurangan, Pasya lebih mudah menangkap nya, tapi kalo soal belajar membaca... ehm, ini yang butuh kesabaran ekstra.
Disini lah saya "sadar" bahwa percuma saya memaksakan kehendak saya agar Pasya bisa membaca kalo dia tidak enjoy dalam belajarnya, walau memang hal tersebut penting tapi saya juga harus ingat bahwa ada hal penting lain yang hampir saja saya lupakan, yaitu potensi berhitung Pasya.
Dengan usia nya yang masih 4 tahun, berhitung nya sudah baik, menulis nya juga sudah mengalami banyak kemajuan. Ga salah kalo saya memberikan nya "rangsangan" bermain menulis atau pun membaca lewat angka. Cara jitu yang pasti Pasya suka dan tidak sadar kalo itu termasuk belajar membaca. Ya, saya mengajak nya menulis angka - angka, kemudian membaca nya huruf per huruf sampai Pasya paham, simple kan...
Tiap anak adalah istimewa, kita sebagai orang tua nya lah yang harus mampu melihat keistimewaan itu, jangan hanya terfokus pada kelemahan nya saja...

Senin, 26 Maret 2012

Jangan Lupa ....

Saya ingin share dengan teman-teman tentang cerita saya yang mungkin juga di alami oleh teman-teman...
Saya saat ini sedang mencoba menggeluti OL Shop atau Online Shop, saya punya beberapa supplier yang menjadi bagian dari "bisnis" saya. Pada mula nya supplier ini belum punya "nama besar" dalam bisnis nya, supplier ini merekrut banyak reseller seperti saya dengan "iming-iming" potongan discount besar. Semua berjalan baik, sampai pada saat supplier mulai "naik daun". Saat product yang di buat nya di terima pasar dengan baik, semua suka dengan product nya dan "waktu kerja" pun jadi sulit untuk di kendalikan, si supplier merubah "aturan main" dengan reseller nya, tak lain adalah untuk menambah untung semata.
Reseller lama di "buang" ke agen yang di tunjuk, dengan potongan discount yang beda tentu nya, lalu reseller baru di tetapkan dengan aturan lain lagi yang tak kalah "kejam". Sekarang, saat order yang datang pada nya overload, BBM dari reseller tak satupun yang di tanggapi dengan baik, malah dia memasang status di BB dengan kata-kata nya tak sepantas nya.
JANGAN LUPA wahai supplier, tanpa kami para reseller mu bukan tak mungkin usaha mu sekarang tak lebih dari sekedar usaha rumahan. Tanpa kami resellermu, bukan tak mungkin pundi-pundi uang mu tidak akan sebanyak sekarang.
JANGAN LUPA, semua adalah azas manfaat. Semua berlaku timbal balik dengan baik...
Semoga semua ini menjadi peringatan untuk kita, bahwa di belakang kesuksesan kita ada "jasa" orang lain...

Rabu, 15 Februari 2012

Hak Preogratif

Setiap orang pasti ingin punya uang banyak, hidup berkecukupan, dan impian lain yang berhubungan dengan materi. Untuk memenuhi semua nya kita pasti berusaha dengan segala daya upaya yang kita bisa. Kita maksimalkan ikhtiar dan do'a.
Tapi kadang kita lupa, bahwa sebagai manusia kita punya Allah. 
Allah punya "takaran" untuk setiap do'a yang kita minta, Allah juga yang berhak mencukupkan segala kekurangan kita. Kita berhak meminta, bahkan Allah suka itu, tapi Allah juga berhak "menunda mengabulkannya".
Semua adalah hak preogratif Allah...
Kita hanya mampu memaksimalkan ikhtiar dan do'a, tanpa menyalahkan Allah atas segala garis hidup yang sudah Allah tetapkan untuk kita. Allah Maha Tau sebesar apa usaha kita, Allah juga Maha Mengerti segala kekurangan kita, tanpa kita mintapun Allah akan cukupkan.

Selasa, 31 Januari 2012

Berapa Tahun....

Sudah berapa tahun usia pernikahan kita??!! 
Saya dan pasangan tahun ini memasuki usia pernikahan 6tahun, bilangan angka yang tidak sedikit dan bilangan waktu yang juga tidak sebentar. Tapi bukan itu yang hendak saya share dengan anda, melainkan berapa banyak sudah waktu berkualitas yang anda dan pasangan habiskan hanya untuk menikmati moment indah, berdua saja.
Bagi pasangan yang belum punya momongan tentu hal ini bukan lah hal yang sulit. Tapi tidak bagi saya dan pasangan. Waktu kami sangat "sempit" untuk bisa sekedar duduk berdua menikmati tontonan televisi, ya anak-anak banyak "menyita" waktu dan perhatian kami. Namun hal tersebut tidaklah lantas membuat kami menjadi pasangan pasif satu sama lain. Kami coba untuk tetap menghangatkan suasana dengan sekedar melempar "senyum nakal" saat makan malam atau candaan-candaan "halus" yang anak-anak tidak mengerti.
Jangan jadikan usia pernikahan yang terus bertambah membuat hubungan kita menjadi tua. Padahal, banyak hal indah yang bisa kita lakukan tanpa harus mengurangi waktu kebersamaan kita dengan anak-anak. Foto berdua saat sedang berwisata juga bisa menjadi moment pengikat kemesraan, jangan lupa dengan pose yang mesra tentu nya.
Jangan tanya berapa usia pernikahan oarang sekitar anda, tapi lihat lah kemesraan yang mereka tabur sehingga orang lain menjadi iri melihat nya.

Senin, 30 Januari 2012

Memilah Kasih Sayang

Sebagai Ibu rasanya tak mungkin kalo saya tak sayang pada anak-anak.
Tapi tak bisa di pugkiri, kadang muncul "sifat" memilah kasih sayang pada si sulung dan ade nya. Sejak kelahiran si kecil, memang saya akui saya lebih banyak menghabiskan waktu dengan si kecil, selain ASI ekslusif bagi saya mempunyai anak laki-laki yang memang di tunggu kehadiran nya membuat saya bahagia "berlebihan". Sampai saya "melupakan" keberadaan si sulung.
Pada banyak kesempatan, si sulung lebih banyak main sendiri, tanpa mendapat perhatian dari saya. Kalopun saya menemaninya, mata saya tidak lepas dari si kecil atau gadget pribadi. Kesibukan pekerjaan rumah pun kadang membuat fisik saya lelah dan ogah-ogahan membagi waktu istirahat saya dengan menemani si sulung.
Tak jarang saya merindukan nya saat dia sekolah, mengamati foto nya sambil tertunduk sedih jika mengingat kekasaran saya memarahi nya tapi seketika rasa itu sirna jika kembali dia membuat "ulah".
Pagi ini pun begitu, si sulung berangkat sekolah dengan eyang nya karena saya marah besar saat mendapati nya menangis tanpa sebab saat saya menyuruhnya mandi. Padahal di malam sebelumnya, saya telah berkali berpesan, besok sudah waktu nya dia sekolah jangan rewel yang nanti nya membuat saya marah. Tapi rasa nya "peringatan" saya hanya lah kata-kata semata untuk nya, kembali dia mebuat "ulah",,, Ya Allah....
Berkali saya bertanya dalam hati, kenapa saya seolah tak memberinya "tempat" di hati saya. Kenapa saya seolah selalu menjadikan dia "tersangka" dari setiap kesalahan yang ada. Kenapa saya tak bisa sabar menghadapi nya dan ribuan kenapa lain nya bertebangan di otak saya...
Si sulung memang salah satu jembatan surga saya, jembatan untuk menggapai surga nya yang nyata. Tapi kenapa saya masih saja tidak bisa "berdamai" dengan nya??!!
Semoga Allah mengampuni saya...

Jumat, 20 Januari 2012

Luka Hati

Mengobati luka hati memang tidak lah perkara mudah...
Dari banyak kasus teman yang curhat pada saya, mereka membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan tahunan untuk menyembuhkan segores luka hati.
Bukan hany luka hati karena pasangan yang mencari kesejatian cinta lain, tapi luka hati "sederhana" karena salah nya kata yang terucap dari seseorang atau tingkah laku seseorang pun mampu membuat kita menghabiskan energi untuk melupakan nya.
Pasangan saya selalu bilang "Hidup ini bagaikan garam, sedangkan hati bagaikan air.. Jika kita meletakkan garam dalam segelas air maka air akan menjadi sangat asin karena jumlah air yang terbatas. Tapi coba kalo kita tabur garam di air sungai, maka garam akan terlebur dengan air lain nya".
Laki-laki memang selalu menggunakan nalar mereka sedangkan saya lebih "main" perasaan. Mereka seolah selalu menganggap hal-hal yang ada sebagai suatu hal yang biasa dan tak perlu selalu di ambil hati. Memang ada hikmah baik nya, saya jadi sering mendapatkan "pengertian" pasangan jika berbuat sedikit kesalahan, karna bagi nya ya itu tadi... Hati bagaikan air, luaskan hati mu maka kau akan mudah memaafkan.
Saya termasuk yang meletakkan hati saya pada segelas air...
Hati saya sering kali "sempit" untuk memaafkan orang lain, seringkali saya bisa kembali menangis tanpa sebab jelas hanya karena saya teringat beberapa kali saya tersakiti dan jika itu terjadi, maka saya akan menjadi "tertutup" pada siapapun kemudian jadi oarng yang tidak lagi percaya pada orang yang bertipe sama dengan si pelaku.
Beberapa kali saya bahkan harus menjaga jarak dengan teman hanya karena alasan tidak logis, ya karena menurut "kacamata" saya kata-kata meraka atau tingkah laku mereka menyakiti dan memojokkan saya. Saya akan betah berlama-lama "diam" pada orang tersebut, tanpa perduli akibat panjang nya.
Luka hati memang menguras emosi...
Sering kali membuat kita lupa banyak hal indah lain yang bisa kita lakukan dari sekedar menangisi luka yang mungkin sudah hampir kering, namun akhir nya "basah" kembali.

Selasa, 17 Januari 2012

Status

twitter

Berteman dengan banyak orang di socmed memang menyenangkan, tapi ada “batasan” yang juga perlu di lakukan. Kadang saat lagi buat status di socmed, kita ga sadar kata-kata yang kita tulis mungkin saja bisa mengganggu seseorang atau bahkan melukai nya. Saya termasuk yang paling risih membaca status teman yang isi nya terlalu “lebay” atau sarat dengan romansa kisah rumah tangga nya. Apa kita sebagai follower atau friend - nya sudah memenuhi standart kelayakan untuk tau apa yang terjadi di balik pintu rumah nya…..

Sampai dalam hati selalu bertanya, apa perlu saya removed saja teman yang selalu curhat ga penting diwall saya itu…

FB

Kita haruslah bijak memanfaatkan teknologi. Teknologi bisa menjadi salah satu agenda wajib kita jika kita mampu membuat nya menjadi bagian hidup kita dengan manfaat yang lebih baik, tapi kalo jusrtu kita membuat orang lain merasa terganggu buat apa kecanggihan teknologi?? Suami sejak dini juga sudah mengenalkan anak kami dengan kecanggihan teknologi, suami membuat anak-anak familiar dengan laptop, HP dan gadget lain nya. Tapi tetap dengan manfaat yang anak-anak perlukan yaitu belajar alfabet, game-game pendidikan atau menelpon saudara yang tinggal berjauhan dengan kami.