Senin, 29 Oktober 2012

Efek ga pake BB

Udah 2 mingguan ini BB tersayang *lebay* rusak ....
Efek nya dramatis banget, dari mulai badan meriang sampe saldo tabungan menipis.
Mau tau kenapa ???
Penjelasan nya sederhana koq. Temen - temen ampe suami jarang banget kontak sejak BB rusak. Padahal no handphone aku tetep aktif lho, mereka bilang itu dalam rangka penghematan pulsa, sms kan mahal. *hadeuh ... kebangetan medit nya ya. Trus badan jadi ikut meriang sejak temen - temen jarang kontak, meriang karena ga bisa tau lagi deh peredaran berita terkini di antara mereka. Saldo tabungan juga menipis karena aku kudu stop sementara jualan aku karena komunikasi dengan supplier hanya via BB sedang jika via sms niscaya akan di balas 2 hari kemudian.
Ehm ....
BB emang udah mengalihkan dunia ku.

Minggu, 28 Oktober 2012

Jujur pada masa lalu ...

Suami ikut pelatihan Seft.
Lupa kepanjangan nya apa, tapi seingat saya pelatihan tersebut tentang semacam terapi untuk banyak hal melalui tapping  atau menekan di beberapa titik tubuh kita, bisa juga melalui do'a atau memasukkan kalimat - kalimat baik dalam pikiran kita. * maaf jika secara harfiah pengertian nya salah.
Saya sering sekali migran, beberapa kali di tapping alhamdulillah membaik ... walaupun memang belum hilang secara keseluruhan. Menurut suami, saya masih menyimpan banyak dendam masa lalu sehingga di alam bawah sadar saya hal tersebut terkumpul, terjadilah yang nama nya migran. Emosi pun jadi tidak terkontrol dan sering gelisah tidur.
Jujur saya tidak punya dendam masa lalu, bagi saya semua yang saya lalui memang hal yang harus saya hadapi, entah itu pahit ataupun manis. Tapi suami menyuruh saya menuliskan hal yang menurut saya menyakitkan di masa lalu dan me-review kembali semua kejadian yang saya anggap buruk, agar saya bisa lebih ikhlas.
Ehm ....
Disinilah sulit nya, saya harus kembali menguak semua hal buruk yang pernah saya alami, dan saya sangat tidak suka melakukan nya. Pedih untuk jujur pada diri sendiri mengenai masa lalu apalagi pada orang lain.
Baiklah...
Saya putuskan tetap "menyimpan" migran ini karena saya tidak ingin lagi berurusan dengan segala bentuk masa lalu saya. Saya akan anggap migran ini sebagai "pengingat" setiap keburukan masa lalu yang pernah saya tapaki.

Jembatan ke Surga

Miris rasa nya melihat anak yang sejak kecil bersekolah di sekolah dengan basic agama tapi setelah akhil balik seolah lupa dengan semua ajaran agama yang di dapat di sekolah. Contoh kecil saja saat sekolah, rapih banget pake jilbab, pakaian juga tertutup rapat. Tapi justru saat akhil balik semua atribut itu di lepas begitu saja.
Ya Allah hamba sadar memang tidak mudah mendidik anak pada masa sekarang. Godaan tak hanya datang lewat media yang tersedia dengan mudah, tapi salah mencari teman saja  bisa membuat anak jauh dari agama. Kami berusaha sebaik mungkin ya Allah... kami berikan pendidikan dasar agama tak hanya dengan memilihkan sekolah yang terbaik sejak anak - anak mulai sekolah, tapi di rumah pun sebisa mungkin kami contohkan hal - hal baik sesuai tuntunan para Nabi dan Rasul Mu.
Ya Allah jangan jadikan anak - anak kami pembawa murka Mu, tapi jadikan anak - anak kami sebagai jembatan kami ke surga Mu ya Allah. Amin
Jaga mereka ya Allah dari kejahatan dunia maupun kejahatan akhirat. Hindarkan mereka dari segala bentuk keburukan, baik terlihat maupun tidak. Jadikan mereka anak - anak yang berprestasi tidak hanya di dunia tapi juga si akhirat. Amin

* Ijabah do'a kami ya Allah ..... Amin

Sabtu, 27 Oktober 2012

Kecanggihan Otak Anak

Awal nya saya tidak pernah tau kalo apa yang di kerjakan anak - anak terus menerus ternyata melekat dalam pikiran mereka. Hal sepele saja, Pasya termasuk anak yang lebih mudah menghafal lewat audio. Semua bacaan surat, do'a juga hafalan bacaan shalat di hafalkan dengan mudah hanya mengandalkan suara sang guru.
Sedangkan ade nya, El seperti nya mudah menghafsl lewat instruksi gerakan tangan atau visual. Contoh mudah, saat bermain tablet atau gadget lain nya El hafal betul tombol mana yang harus di pilih padahal dia belum bisa membaca. El juga paham betul gambar hewan yang di tempel di dinding kamar nya. Sayang kata - kata yang dapat di ucapkan nya masih sangat terbatas....
Saya percaya semua ada waktu nya. Jika pasya sudah lancar bicara sejak usia nya 1 tahun sedangkan El belum, bukan berarti ada hal yang salah pada diri El. Semua motorik nya baik, El pun sudah paham betul dengan instruksi sederhana untuk anak seusia nya. Jadi ga perlu di khawatirkan, tinggal kita maksimalkan saja stimulasi nya.
Bismillah...
Semoga di usia 2 tahun besok El sudah lancar bicara, pasya juga semakin pintar dalam sekolah dan kegiatan lain nya. Amin

Rabu, 24 Oktober 2012

Berapa Banyak Uang Mu ?????

Pengalaman ini adalah pengalaman yang sangat berharga untuk saya dan suami, pengalaman yang membuat kami berfikir dan selalu ingat bahwa uang bukanlah dewa dan segala nya. Kenapa saya bilang demikian ....
Saat kita sehat, berapapun uang yang kita punya serasa tak terasa "aliran nya", datang pergi seolah tak jelas kemana rimba nya. Saat kita sakit, uang seolah menjadi bodyguard kita, uang berdiri paling depan mengantarkan kita ke ruang mana kita akan menginap dan fasilitas seperti apa yang akan kita dapatkan...
Tapi, bukan kesulitan uang lah yang ingin saya bahas di sini. Melainkan, kesulitan kami mencari kamar untuk perawatan. Saat datang, kami sudah konfirmasi bahwa ingin kamar VIP, karena keluarga kami banyak, tentu kunjungan dari keluarga yang silih berganti akan sangat mengganggu pasien lain jika kami tidak di kamar VIP. Tapi ternyata, semua kamar VIP penuh. Ok, kami "turun" kan booked kami ke type kelas 1, lalu apa kami langsung masuk perawatan... TIDAK.
Karena kelas 1 pun penuh, dan kami harus menunggu sampai jam yang di tentukan untuk bergantian dengan pasien yang akan pulang. Ya Allah, 3 jam kami terlantar di ruang tunggu, menanti si pasien yang di janjikan pulang selesai dengan semua kewajiban nya.
Pasti pertanyaan yang terlontar di benak anda
"kenapa kami tidak pindah Rumah Sakit??!!" Jawab nya Karena dokter yang menangani keluhan sakit kami hanya praktek di RS ini (yang terdekat dengan rumah kami).
Dalam menunggu saya ngobrol dengan suami, saya katakan..
" Ternyata, bukan karena tidak punya uang saja ya orang bisa terlantar di RS..."
Sekarang bertanyalah dalam hati, Berapa Banyak Uang Mu yang sanggup kau bayar untuk mendapatkan kamar perawatan sesuai dengan yang kau mau dan secepat yang kau ingin kan...

Bak Naik Roller Coster....

Jadi orang tua adalah pngalaman terindah dalam hidup saya.
Tak terbayangkan dalam rahim saya bisa "hidup" anak manusia, bergerak, sehat dan akhir nya lahir dalam pelukan saya.Anak - anak membuat saya "hidup", dengan ada nya anak - anak saya semakin kangen dengan mama, karena dari rahim beliau saya berasal. Bagi saya menjadi orang tua sejak saya di nyatakan positif hamil anak pertama sampai saat ini rasa nya bagaikan naik permainan roller coster.
MY LOVELY STAR AND MOON
Bagaimana tidak, saat pertama ingin naik permainan tersebut tentu ny kita begitu antusias, deg - degan dan sejuta perasaan lain nya kan, sama hal nya saat pertama kali saya melihat test pack dengan gurat merah dua strip. Saat sedang antri naik, perasaan semakin tidak sabar bergemuruh dalam hati, lengkap dengan imajinasi rasa bagaimana nanti di atas permainan tersebut. Saat hamil pun, itu yang saya rasakan.. Imajinasi saya "liar" tentang bagaimana nanti anak ini akan lahir, saya peluk, memanggil saya Bunda dan banyak harapan baik lain nya. Permainan berlanjut, saya siap meluncur dengan roller coster ini... Perasaan yang sama saat saya menantikan kelahiran anak - anak di ruang operasi. Deg - degan sekaligus pasrah pada takdir Allah pada saya nanti nya. Ahhhhhh.... Roller coster ini mulai meluncur keras, menghantam bahu kanan kiri saya, tapi saya senang saya malah berteriak kesenangan. Persis saat saya mendengar tangisan anak - anak pertama kali, walau perut rasa nya masih nyeri karena bedah caesar yang saya jalani tapi perasaan bahagia jauh lebih mengisi hati saya. Tapi kemudian roller coster ini berbalik, kepala saya di bawah, mual, takut dan cemas.... Ya Allah, anak - anak sakit, perasaan yang sama, semua bercampur aduk, sampai saat saya melihat El kemarin masuk Rumah Sakit saya tidak bisa membendung air mata, tumpah dalam do'a kepasrahan saya pada takdir Nya semata.
Ini lah hidup saya yang menyenangkan... 
Sama seperti bermain roller coster. Semua ada timing nya. Saat di mana saya menangis bahagia, sampai saat di mana saya harus tertunduk dalam kepasrahan do'a. Tapi bagi saya tidak ada yang lebih indah dari pada menjadi seorang Bunda. Melihat senyum anak - anak saat saya membelikan  mereka mainan, melihat tawa mereka saat saya menggelitik manja pinggang mereka sampai saat melihat tangis mereka saat saya marahi... semua adalah rangkuman indah hidup saya yang nanti nya pasti akan saya urai di masa tua.

Puji Anak Dengan Porsi Yang Sama

Nama nya orang tua pasti lah memuji anaknya di depan umum jika si anak membuat sesuatu yang sangat mengagumkan. Tapi akan jadi sangat bahaya jika kita selalu memuji salah satu anak saja tanpa perduli dengan anak yang lain. Terlepas dari prestasi apa yang di torehkan oleh si anak, mereka tetap lah mempunyai hak yang sama dari kita orang tua nya.
Sama seperti kita, anak pasti lah rendah diri jika hanya saudara nya saja yang selalu menerima pujian. Apalagi jika pujian yang terlontar di lakukan di depan nya. Anak akan semakin minder, malu dengan kekurangan nya.
Prestasi anak memang beragam, satu anak bisa unggul di satu bidang sedang yang lain di bidang yang berbeda. Sama seperti kita kan, tidak semua dari kita mahir matematika tapi banyak juga yang mahir bidang studi lain nya.
Anak kita lahir dari orang tua yang sama dengan kasih sayang yang sama besar pula. Soal prestasi jangan sampai membuat semua itu berubah .... Tidak semua anak yang berprestasi secara akademis bisa berprestasi secara akhlak juga. Contoh banyak anak yang pintar di sekolah tapi sombong. Tapi tidak sedikit juga anak yang prestasi nya biasa saja namun akhlak nya jauh lebih santun. Semua itu kita yang menentukan karena anak terbentuk dari apa yang kita terapkan pada mereka.
Akhlak baik, santun modal utama anak menghantar kita pada surga Nya. Bukan itungan matematika di atas kertas. Persiapkan anak agar siap berkompetisi secara sehat. Puji mereka dengan porsi yang sama agar mereka selalu semangat untuk jadi lebih baik lagi. 

Rabu, 17 Oktober 2012

It's Easy To Say...

Mudah untuk beberapa orang bilang kalo menghadapi anak - anak harus sabar.
Ehm... Kalo mereka sedang "tenang", saya pun betah berlama - lama main dengan anak sulung saya, atau bahkan dengan si bungsu yang masih sangat muda. Tapi kalo mereka sedang rewel... apa masih bisa menghadapi mereka dengan senyum??
Ok, sekarang kita tengok peristiwa ini ...
Pagi saat sedang sibuk membuat sarapan untuk anggota keluarga, salah satu anak rewel. Kita tak mungkin meninggalkan rutinitas membuat sarapan karena memang hanya kita "tenaga" yang di andalkan di rumah. Lalu, bagaimana dengan si anak yang sedang rewel?? Harus kah kita abaikan.. tidak mungkin juga. Baik, mari kita gendong si anak sambil terus membuat sarapan. Atau jika yang rewel si anak yang berumur lebih besar, mari kita "diskusi" apa yang dia mau. Lalu apa semua persoalan selesai.. tentu tidak, tangan manusia yang memang memiliki keterbatasan tentu lah membuat gerakan kita juga terbatas jika harus "membaginya". 1 tangan sibuk menggendong, sedang tangan lain sibuk membuat sarapan, atau 1 tangan sibuk membuat sarapan sambil tangan lain sibuk "meladeni: keinginan si anak yang jauh lebih besar.
Lalu kemana pasangan yang kata nya akan selalu siap membantu kesulitan kita...
Ehm, sekeliling mata menyapu ruangan, aha... ketemu dia sedang asyik masyuk dengan gadget nya. Bahkan seolah tak terganggu dengan "pemandangan" di hadapan nya, yaitu sin istri yang sedang kerepotan. 
Ehm..
Ok, situasi kedua..
Saat badan masih sangat lelah karena aktifitas seharian di rumah, tiba saat istri membayangkan kasur empuk untuk sekedar merebahkan tubuh, istirahat. Tapi, ternyata masih ada aktifitas mengajari si sulung yang sudah bersekolah, belum lagi anak lain yang juga tak kalah menyita perhatian. Lalu kemana si pasangan nya..
Oh, dia ada sedang sibuk bermain games di gadget nya, atau sibuk update status via FB nya dengan alasan yang tidak logis saat di tegur "Anak itu hanya mau sama kamu kan... Jadi percuma kan saya pegang dia tetap nangis juga". 
Ehm...
Dari 2 contoh kejadian simple di atas masih kah bisa kita tersenyum menghadapi situasi yang ada...
Bukan saya memberikan pembenaran terhadap kemarahan yang terkadang memang meluap pada anak - anak, tapi ketahuilah, rasa jenuh, lelah dan tidak ada nya "bantuan" itu yang membuat kami para istri kerap kali tidak dapat menajaga emosi. Belum lagi pasangan yang terkadang sibuk dengan "kesibukannya" sendiri tanpa perduli dengan kerepotan istri. Masih bisakah istri tersenyum dalam situasi tersebut...
Pernahkah anda para suami bertanya pada istri kalian bagaimana repot nya, lelah nya mengurus rumah dan anak - anak di tambah lagi dengan kerepotan mengurus kebutuhan anda??

** Mari kita bertukar posisi, sejenak saja... 
Jika pasangan anda (para suami) mampu menghadapi kerewelan anak - anak tanpa mengeluh, tanpa emosi dan tetap tersenyum mari kita beri mereka pelukan hangat dan "hadiah" istimewa **


Minggu, 14 Oktober 2012

Status....

Paling males ya buat status di FB maupun di BB kalo akhir nya justru membuat orang lain "merasa" status saya itu di tujukan untuk dia. Hufh.....
Jujur ya, saya tidak pernah mengganggu siapapun dengan status saya, kalaupun ada yang merasa terganggu lalu saya harus bagaimana....
Ok, untuk antisipasi awal, seperti suami selalu bilang " perempuan itu sensi, walaupun kita ga bermaksud untuk mengganggu nya sekalipun terkadang mereka merasa kita itu sangat mengganggu. Maka nya, jaga jarak dengan sesama jenis kamu karena aku tau kamu tuh orang nya cuek, sedang yang lain ga bisa kan cuek seperti kamu. " ehm....
Ok, saya paham maksud suami, saya tau dia tak ingin saya lagi - lagi berada dalam posisi pertemanan yang salah. Maka saya pun membatasi diri saya dengan juga membatasi pemakaian FB dan BB saya untuk mengupdate status. Saya update status dengan kalimat yang santai bahkan kadang ga penting. Sekedar eksis saja kalo FB maupun BB saya masih aktif, semoga dengan begitu saya lebih bisa santai juga tanpa harus terintimidasi oleh orang yang merasa terganggu dengan status saya..... semoga.

Rabu, 10 Oktober 2012

Aku Harus Kuat....

Remuk redam rasa nya mendengar penjelasan dokter soal penyakit El. Sedih, cemas, ga ngerti harus berbuat apa. Air mata udah ngintip di ujung mata, siap tumpah kapan aja. Ada seorang teman memberikan aku kekuatan, dalam pesan nya dia menulis "Kita adalah seorang bunda... Tidak mudah memikul tanggung jawab ini, melahirkan dan mendidik buah hati. Tapi kita harus bisa, kita harus kuat, karna untuk mereka lah kita ada."
Ya, aku memang remuk, tapi melihat El yang seharian ini tetap ceria di sela pemeriksaan nya membuat aku bangkit dari sedih ku. Aku harus kuat, harus mampu berdiri untuk El yang belum juga paham apa yang terjadi pada nya saat ini. Aku juga harus kuat, untuk Pasya yang sementara waktu harus ku titipkan pada eyang nya karna El sakit.
Aku bersandar pada Allah saat hati ini sedang resah, walau tak ada ayah nya anak - anak aku berusaha tegar sambil mencari solusi terbaik untuk El. Tak akan membuat El lebih baik jika aku terpuruk sekarang. El butuh aku... Beruntung mama di sampingku saat ini, tak sendiri ku lalui detik - detik terpanjang ini..
Dalam kegalauan ku rangkai kata ini dalam hati .....
Bunda...
Tak ada waktu untuk mu bergelayut dengan luka hati yang ada.
Bunda...
Untuk si buah hati kau harus kuat, tegar apapun terpaan badai yang mampir pada mu.
Bunda...
Tak perlu risau kau tunggu pahala untuk semua pengorbanan mu, surga terbentang menanti mu.

*sajak kecil penguat jiwa*

Senin, 08 Oktober 2012

3 Kata ....

Tiba - tiba aja kok kepikiran ya tentang masa depan anak - anak. Bukan tentang sekolah mereka aja, tapi soal bagaimana mendampingi mereka sampai dewasa. Anak - anak butuh saya tak hanya hari ini... tapi mereka justru lebih butuh saya saat nanti mereka dewasa nanti.
Saya harus sehat, itu kata pertama yang keluar di benak saya. Ya, bagaimana mungkin saya bisa mendampingi langkah mereka jika saya tergolek lemah di tempat tidur. Saya tak hanya sehat secara jasmani, tapi lebih ke batin. Sebagai seorang wanita, istri sekaligus ibu saya butuh batin yang sehat. Batin yang sehat membuat saya mampu menciptakan aura kebaikan untuk anak - anak nanti nya.
Saya harus cerdas, itu kata kedua yang mampir di benak saya. Saya ingin jadi orang pertama yang menjadi media bertanya bagi Pasya dan El. Kalo memang jawaban saya jauh dari senpurna atau bahkan tidak bisa memuaskan dahaga bertanya mereka, saya akan alihkan ke ayah mereka. Karena bagi saya, anak - anak itu spon.... informasi apapun akan mereka serap dengan baik, karena nya jangan sampai spon itu menyerap air yang kotor.
Bisa jadi apapun yang mereka mau ..... itu kata terakhir yang terlintas. Anak - anak selalu ingin kita menjadi teman saat mereka butuh teman bermain, tapi saat mereka terjatuh nereka butuh pelukan hangat ibu nya, lalu saat mereka ingin bertanya mereka butuh guru untuk meluruskan pertanyaan mereka. Untuk itulah saya ingin jadi datu paket hemat buat mereka.... jadi apapun yang mereka mau, mereka butuh jadi mereka tak perlu mencari di luar rumah.
Tidak mudah memang jadi seorang ibu, apalagi saya ingin jadi ibu yang selalu ada untuk mereka, tapi saya yakin aaya mampu.. Karena saya ada untuk mereka.