Rabu, 25 Februari 2009

Ga ada yang sia-sia koq.....

Kata orang,apapun yang kita lakukan ga akan pernah ada yang namanya sia-sia. Semuanya pasti ada hikmahnya, setidaknya ada pelajaran yang bisa kita ambil dalam setiap hal yang terjadi dalam hidup kita. Masa seh.. Kadang aku suka kesel sama hal-hal yang berjalan ga semestinya aku mau. Aku kesel sama hal-hal yang menurut aku udah aku usahakan sepenuh hati, tapi hasilnya ga bisa maksimal..
Manusia emang ga sempurna,bahkan dalam setiap usahanya pasti akan tetap ada kemungkinan gagal ato salah, tp kenapa ya sulit rasanya berbesar hati menerima kegagalan?! Seolah kegagalan tuh aib yang wajib kita sembunyikan...
Pernah ga seh kita merasa kegagalan yang terjadi pada diri kita adalah karna kesalahan orang lain?! Kadang aku merasa begitu. Kadang aku merasa kegagalan ato kesalahan yang terjadi adalah ga sepenuhnya kesalahan aku,tp ada "campur tangan" orang lain.
Perlu "kerja keras" yang ekstra untuk bisa menerima kegagalan. Apalagi untuk bisa bangkit menatap masa depan yang lebih baik lagi...Tapi, aku mencoba menemukan makna kata-kata orang bijak berikut ini "Allah menyukai perjalanan proses yang kau lalui,bukan hasilnya..". Nah.. Ga perlu takut n minder kan dengan segala kekurangan dan kegagalan yang mungkin kita lalui ato hadapi. Bagaimanapun, kita udah mencoba semaksimal yang kita bisa, selebihnya biarlah Allah yang menentukan, apakah perjuangan kita ini layak kita menangkan, ato kita harus berbesar hati untuk "cukup" menjadi pejuang saja.

Senin, 23 Februari 2009

Fenomena Ponari...

Beberapa bulan belakangan ini nama dukun cilik Ponari sangat terkenal. Ga cuma di TV, di radio, koran, majalah bahkan di internet pun nama Ponari sedang "Booming". Masyarakat kita memang ga sepenuhnya salah karena "mempercayakan" kesehatan mereka pada seorang bocah laki - laki yang umurnya saja tak lebih dari 12 tahun. Mereka "percaya" bahwa hanya dengan bermodalkan uang yang mungkin tidak seberapa bagi mereka namun bisa membuat mereka punya sebuah harapan baru untuk kesembuhan mereka.
Masyarakat kita yang nota bene sekarang lebih banyak berpenghasilan di bawah garis kemiskinan, membuat mereka seolah tak punya lagi pilihan berobat. Jangankan untuk pergi ke sebuah Rumah Sakit, untuk makan saja mereka harus pintar - pintar memutar otak dan tenaga. Belum lagi dengan kondisi latar belakang pendidikan mereka yang juga tak kaah menyedihkan, membuat mereka menjadi lebih "terperosok" lagi dalam lingkaran setan.
Lalu apa yang dapat kita lakukan sekarang....
Belajarlah selalu untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi. Beri "energi" positif bagi hidup kita maupun orang lain, agar kita tak lagi jatuh dalam lubang "kemaksiatan". Bagi pemerintah, mari kita kembali menata diri, membenahi segala kekurangan agar tak lagi masyarakat kecil yang jadi korbannya. Kenapa harus ada orang yang di rugikan jika kita dapat menjadikan segalanya menjadi lebih baik....

Kita di didik untuk jadi karyawan...

Tanpa kita sadari ternyata sejak kita kecil,kita telah di didik menjadi karyawan. Bagaimana tidak.. Saat kita kecil,orang tua kita tanpa sadar telah mengarahkan kita untuk sekolah demi mengejar cita-cita yang tak lain adalah bekerja pada orang lain. Masih ingat kah kita saat orang tua membuai kita dalam gendongannya,apakah yang mereka katakan kepada kita.. Orang tua selalu memberikan "semangat" pada kita untuk menjadi dokter,guru,ABRI dsb. Mereka tidak pernah menuntun kita untuk menjadi seorang pengusaha,penulis atau bahkan anggota dewan.
Belum lagi saat kita di sekolah. Semua ilmu yang di siapkan pemerintah adalah kurikulum ilmu yang cocok di dunia kerja sebagai karyawan,bukan sebagai pengusaha. Miris memang.. Saat pemerintah "semangat" meneriakkan kurikulum berbasis kompetensi,eh di sisi lain pemerintah seolah cuek dengan kesiapan kita menghadapi masa depan.
Saya selalu berusaha menerapkan pada si buah hati untuk menjadi orang yang siap dengan tantangan masa depan,bukan mengarahkannya pada 1 bidang pekerjaan. Karena jadi apapun dia nanti, dia harus siap menapaki kerasnya dunia. Semoga.amin.

Minggu, 22 Februari 2009

Masa Lalu...


Setiap dari kita pasti punya masa lalu. Entah masa lalu yang penuh kenangan indah dan menggetarkan atau mungkin justru masa lalu yang mengiris jiwa. Aku termasuk orang yang terkadang "menghabiskan" waktu untuk "berkunjung" ke alam masa lalu. Bukan untuk membuka kembali lembarannya dan berharap dapat kembali ke dalamnya, tapi lebih kepada "mencari" gambaran tentang bagaimana bersikap agar segala kesalahan di masa lalu tidak kembali terulang.
Tapi tak jarang saat kita "meluncur" kembali "mengulik" masa yang telah lewat itu, kita seolah terbawa hanyut dalam ribuan cerita di dalamnya. Kadang kita kembali tertawa, tersenyum dan bahkan tak jarang menjadi menangis. Pilu memang meratapi segala "kebodohan" kita di masa lalu, "kebodohan" yang tak mungkin bisa kita koreksi. Segala bentuk kesalahan yang mungkin membuat kita terpuruk dalam satu kepribadian yang sekarang tidak kita kenal.
Apapun itu kita harus bersyukur karena segala hal yang telah kita lewati itu, telah membuat kita menjadi jauh lebih dewasa lagi. Menempa kita menjadi jauh lebih bijaksana dalam melewati hidup. Dan membuat kita jauh lebih bersyukur, karena kita telah melewati masa-masa suram itu.
Jangan jadikan masa lalu kita sebagai satu hal yang justru membuat kita menjadi lebih terpuruk, tapi jadikan cerita itu sebagai cerminan kita untuk tidak lagi jatuh dan berbuat hal yang sama. Nikmati keindahan hari yang sekarang terpampang di depan kita. Jangan pernah kembali ke masa lalu hanya untuk meratapi, menangisinya atau ingin "bergelayut" di dalamnya. Kembalilah untuk mengambil secuil harapan untuk menjadi lebih baik lagi.

Kamis, 19 Februari 2009

Konsekwensi...


Hidup adalah sebuah pilihan,dan setiap pilihan itu pasti punya konsekwensi masing-masing. Aku selalu memantapkan dalam hatiku bahwa dalam hidup ada pilihan-pilihan yang "memaksa" kita untuk selalu berfikir lebih dewasa lagi. Baru beberapa hari yang lalu temen aku curhat tentang masalah hati nya yang gundah karna sang pujaan hati tak kunjung datang. Awal nya temanku memang memantapkan hti untuk meninggalkan sang kekasih. Bertekat untuk mencari pengganti lebih baik. Tp..baru beberapa hari berlalu hati nya telah kembali goyah,cair,luluh tak kuasa menahan gejolak kerinduan. Lalu lupa dengan ketegasannya mengambil keputusan. Ternyata dia takut kondisi "kesendiriannya",takut dengan hari-hari kesepiannya. Bagaimana mungkin... Aku sering kali memberi gambaran tentang indahnya hidup walaupun tanpa kekasih. Jauh lebih baik dari pada kita harus terkatung dalam ketidak pastian. Lalu kenapa kita harus takut mengambil keputusan,bahkan keputusan yang kecil sekalipun...

Minggu, 15 Februari 2009

Valentine....

Apa seh makna Valentine sebenarnya..
Jujur sampai saya sebesar ini, saya tidak pernah paham apa arti Valentine yang sebenarnya. Bagi saya Valentine adalah 1 hari di mana setiap orang "bebas" untuk mengekspresikan kasih sayangnya pada orang yang terkasih. Kasih sayang yang bukan hanya pada pasangan, tapi juga teman, sahabat bahkan orang tua. Pada hari itu saya memaknainya dengan lebih banyak merenungi kebersamaan saya dengan orang - orang terdekat saya. Apakah saya sudah sedemikian membahagiakan mereka...
Banyak memang orang yang menganggap Valentine sebagai 1 hari yang tak ubahnya hari lain, bahkan mereka seolah tak menganggapnya ada. Itu sah - sah saja, toh memang pemerintah juga tidak meresmikannya sebagai sebuah hari nasional yang patut kita rayakan. Namun dibalik semua pro dan kontra tersebut, saya mencoba menjelaskan pada pasangan bahwa di hari itu tak ada salahnya kalo kita mengungkapkan kasih sayang kita (walaupun kasih sayang tak hanya di hari itu..) Tapi bagi pasangan yang termasuk dalam golongan pasangan cuek, boleh jadi moment Valentine adalah moment yang pas untuk kita saling "membahagiakan".....

Loyal atau Kerja Rodi...

Jadwal kerja kantor aku jam 09.00 pagi - 17.30 petang, dari hari Senin - Jum'at. Tapi ga menutup kemungkinan ada "lembur" di hari lain, seperti Sabtu atau bahkan Minggu. Aku ga tau ya, apakah "lembur" nya teman - temanku itu karena mereka loyal dengan perusahaan atau cuma karena mereka takut menolak permintaan Boss??!!
Kejadiannya baru aja terjadi hari Sabtu kemarin. 2 temanku "dipaksa" masuk kerja dengan dalih Boss butuh tenaga mereka untuk kerjaan yang memang harus di rampungkan dengan segera. Tanpa perlu diskusi, 2 temanku menerimanya. Padahal, hari sebelumnya (Jum'at) mereka sudah "lembur" sampai jam 21.00 malam. (Gila kan..).
Memang seh, kita sebagai karyawan "dituntut" untuk loyal dengan perusahaan, karena tidak bisa di pungkiri dari sanalah kita "menyambung hidup". Tapi bentuk loyalitas seperti apakah yang perlu kita berikan...Apakah perlu kita mengorbankan keluarga kita untuk itu, atau perlukah kita melupakan kebutuhan tubuh kita untuk istirahat hanya untuk sekedar "menyenangkan" hati Atasan???
Lalu Atasan seperti apakah yang tega berbuat sekejam, dan setega itu...
Dengan alasan apapun, kita tidak boleh mengabaikan keperluan orang lain, hanya untuk memenuhi keperluan kita. Setiap manusia punya kadar dan keterbatasan masing - masing. Bukankah demikian??
Sekarang, saatnya kita saling intropeksi diri. Baik kita sebagai Atasan, maupun sebagai bawahan. Kita harus sadar, bahwa kita saling membutuhkan, tapi bukan berarti Atasan boleh menggunakan wewenangnya untuk sewenang - wenang menyuruh bawahannya lembur tanpa batasan waktu. Sebagai bawahan juga kita harus lebih smart untuk memilah, pekerjaan manakah yang memang membutuhkan kita untuk lembur, dan pekerjaan mana yang sebenarnya masih bisa kita selesaikan besok. Lalu, mengapa kita masih mau saja loyal dengan perusahaan yang menerapkan asas kerja rodi??? Pliz...Think smart!!!

Sabtu, 07 Februari 2009

Siapa sih Pasangan Kita...??!!

Berapa lama sih kita mengenal pasangan kita sampai akhirnya kita menikahinya....
1th, 2bln, atau mungkin malah 7hr....
Saya mengenal pasangan kurang lebih 3bln sebelum akhirnya dia memutuskan untuk melamar saya. Waktu yang terbilang singkat memang. Tapi cukup untuk membuat saya "mengenal" siapa suami saya. Dia adalah karakter yang lembut, ramah dan hangat. Tak sekalipun dia berkata dengan nada tinggi kepada saya maupun buah hati kami. Suami juga pribadi yang rapi terhadap segala hal, baik masalah kerjaan maupun masalah rumah. Suami juga pribadi yang ceria, tak pernah bosan ia mebuat saya dan buah hati terkekeh dengan ulah lucunya. Suami selalu berbagi segala hal, tentang pekerjaannya, masalah yang mengganjal pikirannya, bahkan hal - hal yang dia tidak suka.
Sekarang, mari kita tanyakan kepada diri kita masing - masing, seberapa jauhkah kita mengenal suami kita??!! Pernahkah terlintas dalam benak kita, apakah suami yang telah menemani kita selama ini hanya "menyimpan" kita dalam hatinya, ataukah ada makhluk indah lainnya....Pernahkah terbersit dalam pikiran kita, apakah selama ini dia jujur terhadap kita, atau bahkan hanya kata - kata manis belaka yang selalu diucapkannya.
Saya tidak bermaksud membuat diri kita berprasangka buruk terhadap pasangan kita. Tapi saya mengajak semua dari kita untuk mengenal lebih jauh pribadi pasangan kita. Pasangan yang telah menjadi Ayah dari buah hati kita, pasangan yang selama ini telah menemani keseharian kita.
Banyak saya jumpai teman yang selalu bercerita tentang kebaikan suaminya, tapi diluar sana, ternyata bukan hanya dia satu - satunya pribadi yang menempati hati suaminya. Saya juga pernah menjadi tempat curhat seorang suami yang jelas - jelas di depan saya dia malah membanggakan wanita lain, bukan istrinya. Aneh...Padahal, setahu saya rumah tangga mereka adalah rumah tangga yang bahagia.
Janganlah kita malu untuk selalu menjaga komunikasi kita dengan suami. Apalagi teknologi sekarang sudah banyak membantu kita. Jadikan diri kita orang yang selalu dirindukan suami, dimanapun dia berada. Jaga emosinya saat dia berdekatan dengan kita, hindarkan hal - hal yang dapat membuatnya merasa jenuh saat bersama kita.
Tak perduli berapa lamapun usia pernikahan kita, jika kita selalu menjaganya dengan hal - hal yang manis, maka hal itulah yang akan membuat pernikahan itu sendiri sebagai benteng agar suami tidak berpaling kepada yang lain. Insayaallah...