Minggu, 29 Desember 2013

Bersyukur

Banyak mengucap syukur atas apa yang saya nikmati sekarang. Bisa bersama dengan anak2 dan suami menjalani hidup. Tidak selama nya mudah, tidak pula selalu indah tapi alhamdulillah selalu bahagia.
Apa sih yang lebih indah dari anak2 yang sehat, cerdas, serta bisa memberikan kebahagiaan setiap hari nya???
Apa pula yang bisa lebih menenangkan dari pada punya pasangan yang selalu bisa menjaga hati nya hanya untuk kita dan anak2. Hal ini yang selalu membuat saya selalu bersyukur, mengamini semua perjalanan hidup saya.
Saya sadar tidak mudah hidup bersama saya, sifat saya yang keras tak ubah seperti meluluhkan batu karang. Tapi bersyukur pasangan selalu punya "mantra" jitu untuk menaklukan saya.
Sekali lagi bersyukur, agar Allah terus menambah kenikmatan yang ada bukan justru menarik nya. Insyaallah ....

Perjalanan

Perjalanan kami akhir tahun ini benar2 unik. Secara tempat memang kami masih mendatangi tempat yang sama, hanya ke seputaran jawa barat. Tapi semua rencana yang kami atur dari awal sebelum liburan berbeda jauh dengan kenyataan yang ada.
Saya memaknai nya sebagai sebuah momentum kebersamaan dengan anak2 dan suami saja, tanpa ada keluarga lain seperti rencana semula. Saya tidak menjadikan perubahan yang ada menjadi sebuah masalah, toh sejati ny liburan adalah kebersamaan dengan keluarga.
Jadilah saya dengan anak2 dan suami saja keliling jawa barat, menikmati setiap moment kebersamaan kami. Tidak rumit karna tidak terikat harus menunggu, juga kami punya kesempatan mengunjungi tempat2 baru.
Liburan tidak harus memaksakan hati bahwa semua rencana harus berjalan sesuai rencana, liburan juga tidak selalu membuat hati terikat dengan kondisi.
Ini liburan... just enjoy the moment

Selasa, 24 Desember 2013

Anak2

Membawa anak2 kamana kegiatan saya sudah menjadi kebiasaan sejak si bungsu 4bulan. Ya sejak el 4bulan, si mbak pengasuh sekaligus asisten rumah tangga saya berhenti.
Buat saya pergi bersama anak2 begitu menyenangkan. Mereka selalu memancing tawa, senyum dan tak jarang amarah. Hehehe...
Tapi sehari saja saya tidak mendengar tawa anak2 rasa hidup saya tak berarti. Terbukti saat mereka sakit, atau salah satu nya pergi rasa tidak lengkap hari saya. Sepi dan tak bergairah.
Benar ternyata kata orang, anak selalu memberi kekuatan untuk diri kita. Anak selalu membuat kita bahagia, anak juga membuat hidup kita lengkap. Tak heran anak2 selalu menjadi "rebutan" saat orang tua berpisah karna walau secara suami istri mereka sudah tak lengkap lagi, tapi sebagai orang tua tentu mereka ingin tetap menjadi pribadi yang utuh.
Anak2 adalah puzzle pelengkap hidup saya...

Minggu, 22 Desember 2013

Ibu

Mama...
Rasa nya tak pernah cukup goresan pena untuk menoreh kebaikan nya. Perjuangan mama yang melahirkan dan membesarkanku tak kan sanggup terwakili oleh ribuan kata2.
Betapa gurat tua telah menghias di wajah nya tapi tak sekalipun ia lupa pada hari2 istimewa kami anak2 nya. Moment bahagia apapun nama selalu berusaha hadir dan memberi makna. Tak cukup sampai pada kami anak2 nya bahkan kasih mama terasa sampai pada pasya dan el, cucu2 nya.
Mama tak pernah kehilangan gurat senyum walau batin nya terluka. Walau raga nya tergores. Tak sempurna memang, tapi tak pernah ingin ku gantikan oleh siapapun.
Mama..
Bagiku, setiap detik adalah hari ibu. Hari di mana aku harus selalu memberikan kebahagiaan untuk mu. Tak hanya materi karna bagimu itu sudah tentu tak berarti, tapi kasih sayang pasti akan terasa lebih berarti indah nya.
Mama...
Bersama anak2 lain di dunia, ingin ku berikan seutas doa agar mama selalu bahagia dan menjadi teladan bagi kami, anak2 mu.

Teriring cinta...

Sabtu, 21 Desember 2013

Hari Ibu

Bagaimana anda memaknai hari ibu tahun ini... Buat saya hari ibu sebelum nya tidaklah berbeda dengan hari2 lain. Tapi tidak tahun ini. Hari ibu tahun ini berbeda, karna pasya anak sulung saya memberi kejutan istimewa.
Di hari ibu ini, bertepatan dengan pasya menerima raport nya di kelas 1SD. Saya sudah memprediksi nilai raport pasya dari beberapa nilai UTS dan UAS nya. Alhamdulillah prediksi saya tidak meleset, pasya juara 1 di kelas nya.
Hadiah indah di hari ibu tahun ini menjadi berkah kerja keras saya selama ini. Semua yang saya lakukan buat pasya seolah terbayar saat melihat nilai2 nya. Bangga, haru sekaligus lega...
Doa saya semoga pasya selalu di berikan kemudahan, dalam melakukan kebaikan. Menjadi anak yang cantik tak hanya fisik ny tapi lebih pada jiwa dan perilaku ny. Anak yang memberikan kebanggaan bagi siapapun... amin.

Selasa, 17 Desember 2013

Cemburu

Melihat foto di FB tentang presiden obama yang bertukar tempat duduk dengan istri nya karna priseden terlalu akrab dengan wanita yang duduk bersebelahan dengan beliau. Lucu ya, entah foto tersebut editan atau kejadian asli. Tapi yang menggelitik saya adalah rasa cemburu seorang istri bisa muncul pada siapa saja di mana saja. Tidak perduli apakah anda seorang politikus, ibu rumah tangga atau profesi lain nya.
Seorang teman pernah sharing kalo rasa cemburu nya pada pasangan kadang berlebihan. Entah mengganggu atau tidak, yang jelas dia cemburu pada siapapun yang dekat dengan pasangan nya. Fiuh...
Saya termasuk orang yang pencemburu. Saya bisa cemburu pada apapun yang menyita perhatian pasangan, tak hanya lawan jenis. Olah raga kesenangan pasangan, kendaraan, gadget, apapun yang membuat pasangan "sibuk" dari saya, maka saya akan cenburu. Hehehhe
Ekstrim?!?!.... tidak!!!
Karna sejauh ini kecemburuan saya masih dalam batas mengamati alias tidak "melabrak" suami secara membabi buta. Saya tau diri, suami pun akan tau batas sampai mana dia akan "sibuk" dengan dunia nya. Bukan kah tiap dari kita punya "dunia" masing2?!?!
Saya selalu membuka batasan agar suami merasa nyaman dengan cemburu saya. Agar suami tidak merasa kalo saya cemburu tanpa alasan. Itu perlu karna suami pun butuh kepercayaan, sedang istri tetep harus waspada kan?!?!.
Belajar dari banyak hal, termasuk cerita kehidupan orang terdekat membuat saya semakin tau seperti apa harus mengelola cemburu. Kapan harus di munculkan ke permukaan, kapan harus jadi guyonan sehat pada pasangan, dan kapan harus saya sesapi saja di hati.
Cemburu bisa pada apapun, siapapun... karna nya jangan terpedaya oleh cemburu. Cemburu juga harus smart, agar pasangan tidak justru menjauh karna merasa di kungkung.

Senin, 16 Desember 2013

Diri sendiri

Ga munafik ya, kadang iri liat ibu2 mesra di anter suami nya kemana2. Jemput anak sekolah, anter anak ke dokter bahkan hal sepele anter anak ulang tahun si suami sigap ikutan. Menggelitik pikiran saya juga sih, apa pekerjaan si suami koq selalu ada waktu buat anak istri, siaga sekali. Hehehe
Ga berlebihan kan jika saya merasa begitu?!?
Oke...
Suami memang selalu ingin mengantar saya dan anak2 kmana2, tapi kadang waktu dan kesempatan yang tidak berpihak pada kami. Pada akhir nya, saya harus mengandalkan kekuatan diri saya sendiri.
Mengandalkan diri sendiri bukan tanpa resiko. Seperti saat ini, saat saya harus jemput anak dari outbond sekolah saya harus mengandalkan kemampuan matahari. Harap maklum, mata saya silindris. Dengan keadaan mata seperti ini tentu tidak mudah bagi saya melihat dengan pencahayaan yang minim. Dalam cahaya yang terang saja, saya kadang masih sulit membedakan wajah atao benda yang saya temui.
Tapi baiklah...
Suami masih dalam perjalanan, maka saya dengan segenap kemampuan dan do'a yang saya mampu mulai menggenjot mobil ke TKP. Berharap matahari tidak lantas ngambek segera, agar sinar nya bisa saya pinjam sebagai pemandu saya pulang dengan anak2. Amin

Cita2...

Dulu saya selalu membayangkan saat saya sukses dalam karir saya akan membawa serta mama kemana pun saya pergi. Tugas2 dalam pekerjaan maupun jalan2 saya ga akan lupa pada mama.
Garis hidup memang ga sama dengan yang saya bayangkan. Saya memang ga mencapai karir yang saya impikan, saya juga hanya sebagai ibu rumah tangga sekarang. Tapi cita2 saya mengajak mama alhamdulilah masih saya pegang. Kemanapun saya dan keluarga pergi, mama masuk dalam list pertama orang yang saya ajak.
Saya selalu haru saat ada kesuksesan seseorang, di belakang ny berdiri seorang ibu yang tegar. Ya seorang ibu memang punya 1000 kekuatan untuk bisa jadi apapun. Ga hanya sanggup berkarir sekaligus mengurus rumah, tapi seorang ibu mampu menjadi sandaran bagi keluarga. Ibu lah orang yang pertama di cari saat anak sakit, saat anak pulang sekolah, saat anak galau bahkan saat anak sudah beranjak dewasa pun mendengar suara ibu sudah membuat nyaman.
Mam selalu membuat saya "leleh" saat menceritakan kembali perjuangan nya dulu membesarkan saya. Kekuatan nya yang sampai sekarang menjadi sandaran bagi saya tak berkurang sedikit pun. Mama lah orang pertama yang saya hubungi saat saya galau. Mama selalu tau tanpa saya perlu bicara.
Seperti itulah saya ingin berdiri untuk anak2 saya sekarang. Menjadi bunda kuat buat mereka. Bunda yang walau tak sempurna namun sanggup membuat mereka meleleh kelak jika mengenang saya.
Cita2 yang tidak muluk jika saya ingin mendamping anak2 selalu. Menjadi bagian dalam hidup mereka, membesarkan mereka dengan keringat saya sendiri. Lelah, sakit tak pernah terasa lagi saat saya ingat bahwa tujuan saya hidup adalah untuk mereka.

Minggu, 15 Desember 2013

Gengsi

Hari ini saya belajar tentang gengsi dalam rumah tangga. Betapa gengsi mampu membuat hati kita keras bagai batu.
Dalam berumah tangga memang kadang saya di hinggapi rasa gengsi pada suami. Terutama gengsi dalam meminta maaf. Hari ini saya mengerti bahwa gengsi mampu membuat rasa antara suami istri semakin jauh. Rasa yang seharus nya semakin hangat sesuai usia pernikahan ini malah menjadi meregang karna gengsi.
Suami istri bukan lah manusia sempurna. Kesalahan serta kekhilafan tentu ada pada mereka, namun bukan berarti kita harus gengsi untuk memaafkan apalagi minta maaf. Untuk orang lain saja kita mampu membuka hati, apalagi untuk pasangan, ya kan ....
Buka hati untuk pasangan seluas mungkin agar rasa cinta yang ada selalu hangat. Buang jauh2 gengsi karna hubungan yang ada sekarang harus menjadikan kita pribadi yang matang bukan justru kekanak2an. Gengsi hanya akan membuat hati menjadi keras, yang akhir nya mematikan rasa cinta yang ada.

Sabtu, 14 Desember 2013

Bawa anak2 jalan2 ...

Dari banyak tulisan saya, rasa nya ga satu tulisan pun yang isi nya tips. Padahal terkadang dalam keseharian saya bersama anak2 banyak tips2 sederhana yang bisa di sharing, dengan harapan bisa berguna juga untuk semua. Tips2 yang ingin saya share adalah kejadian keseharian yang saya alami, jadi ga mutlak sama dengan semua orang ya. Bahkan mungkin di luar sana banyak tips2 yang lebih "berhasil" dari saya.
Yuks berbagi ....
Saat jalan2 dengan anak2 tanpa ayah nya, juga asisten alias harus pergi seorang diri saja, saya harus memastikan anak2 nyaman. Nyaman tidak hanya di mobil, selama perjalanan tapi juga nyaman selama jalan2. Yang biasa saya siapkan :
1. Memastikan anak2 sudah tidur siang.
Jika bepergian siang hari saya selalu memastikan anak2 sudah tidur siang, karna akan berdampak pada mood mereka. Kalo pun harus terpaksa "melanggar" jam tidur mereka, saya pastikan anak2 nyaman saat tidur di mobil.
2. Sediakan cemilan kesukaan mereka.
Daripada harus mampir berkali2 ke mart terdekat akan lebih mudah jika kita stok makanan di mobil kan. Pastikan itu menjadi kesukaan mereka.
3. Memakaikan anak2 pakaian yang nyaman.
Anak saya yang sulung, perempuan. Suka sekali memakain rok. Tapi saya akan sangat melarang jika akan bepergian hanya bertiga saja. Dengan pakaian yang simple dan nyaman, anak2 akan lebih leluasa bergerak dan tidak merepotkan jika ingin melakukan sesuatu.
4. Tidak membawa banyak perbekalan.
Saat sampai di tujuan, saya berusaha tidak membawa tas atau perbekalan berlebih. Karna tangan saya akan sangat sibuk menggandeng anak2. Bahka kadang si bungsu 3th masih butuh di gendong dalam beberapa suasana. Saya hanya menyiapkan tas kecil berisi 1 diaper untuk si sulung, serta air minum untuk mereka.
5. Tidak belanja berlebihan.
Dengan usia anak2 saya sekarang, rasa nya jalan2 bersama mereka tidak bijak jika saya belanja berlebihan. Karna akan membuat mereka hilang mood dan rewel. Juga akan menyulitkan saya dalam membawa belanjaan nanti nya.
6. Tidak sibuk dengan gadget.
Siapa bilang pergi bersama anak2 tidak bisa memantau gadget. Saya bisa, tapi saya akan pastikan anak2 "aman" dalam pandangan saya. Juga tidak perlu memegang gadget setiap waktu, kecuali usia anak2 sudah bisa mandiri.
7. Makan tepat waktu.
Memang tidak ada jam khusus makan. Tapi juga jangan terlalu lambat, karna lapar yang menyerang akan membuat anak2 bad mood dan rewel.
8. Beli beberapa mainan kesukaan.
Kadang anak2 menemukan mainan baru dalam perjalanan, tidak mengapa sesekali membelikan nya. Selain bisa membuat anak2 lebih "tenang" dalam perjalanan, juga reward untuk mereka karna sudah jadi anak yang baik selama perjalanan.
9. Tidak pergi terlalu lama.
Batasi waktu pergi, terlalu lama hanya akan membuat kita sendiri lelah karna harus mengawasi anak2 sendirian.
10. Memberi rewards untuk diri sendiri.
Manjakan diri anda dengan membeli sepotong kue atau minuman kesukaan sebagai rewards karna sudah "berhasil" membawa anak2 jalan2 sendirian. Nikmati dengan santai sambil melihat anak2 bercanda atau makan adalah waktu yang pas.
Nah itulah beberapa tips dari saya agar tetap nyaman jika pergi sendiri bersama anak2. Semoga bermanfaat ya ...

Kamis, 12 Desember 2013

Keindahan

Sudah fitrah nya laki2 suka keindahan. Terutama soal lawan jenis. Laki2 "normal" tentu akan mencari fisik yg ideal sebagai panduan nya mencari istri, buka  hanya untuk hasrat semata, tapi kecantikan sang istri tentu akan memberi potensi kecantikan bagi si buah hati kelak.
Laki2 "normal" tanpa dasar agama yang baik tentu akan lebih mudah mendahulukan fisik cantik, tinggi, putih sebagai list dalam daftar kriteria calon istri nya.
Bagi saya laki2 "normal" tanpa dasar agama yang baik harus di waspadai. Bukan tidak mungkin saat fisik sang istri berubah karna usia atao habis melahirkan sang arjuna bisa dengan mudah berpindah hati. Bukan kah keindahan fisik seperti apapun akan tergerus usia....
Laki2 yang baik agama nya jauh lebih menenangkan. Selain melihat keindahan fisik sebagai fitrah nya, laki2 yang baik cenderung menyelipkan faktor pendukung lain sebagai syarat untuk jadi ibu dari anak2 nya kelak. Entah soal pengetahuan agama si calon istri, kecerdasan, atau hal lain yang tidak selalu soal fisik.
Fitrah laki2 menyukai keindahan.
Tapi keindahan seperti apa....
Keindahan fisik akan lekang oleh waktu, kelak istri akan tua, dan keriput. Lalu apakah cinta dan kekaguman akan berhenti sampai di situ....
Fitrah laki2 menyukai keindahan.
Sudah seharus nya kita sebagai pasangan memberikan keindahan terbaik untuk pasangan. Karna cinta tak hanya seulas kata2, dalam kebersamaan banyak hal bisa berubah termasuk rasa. Tinggal bagaiman kita meramu cinta agar warna dan rasa nya tidak beda walau sudah puluhan masa bersama.

Senin, 09 Desember 2013

Jodoh .....

Jodoh itu misteri ya...
Ga pernah menyangka sedikitpun saya akan berjodoh dengan suami. Setelah melewati jalan panjang pencarian, hati saya berlabuh pada satu sosok yang kriteria nya jauh dari gambaran saya tentang sosok suami masa depan.
Pasangan memang termasuk sosok "bawel", tapi kesan itu tidak saya dapatkan saat pandang pertama kami. Suami adalah sosok pendiam dengan gaya nya yang cool. Terlalu menjaga jarak dengan lawan jenis serta terlalu sistematis. Semua tersusun rapi, terjadwal dengan lengkap. Jauh dari kebiasaan saya. Oke, ehm... kelebihan nya suami adalah pribadi yang smart, dengan pembawaan nya yang kalem tentu saya tidak mudah melihat kelebihan nya tersebut. Tapi lewat beberapa kali kami adu argumentasi, tentang banyak hal saya mengerti bahwa saya mulai tertarik dengan laki2 ini karna kecerdasan nya.
Suami terlibat dalam organisasi remaja yang saya juga ada di dalam nya. Tapi tak sekalipun kami duduk dalam 1 forum. Jujur, saya tidak begitu suka terlibat jauh dalam organisasi ini maka saya lebih suka memposisikan sebagai penonton. Larut dalam kebersamaan, tentu membuat saya semakin terpesona dengan kecerdasan nya. Beberapa topik perbincangan yang saya angkat bisa suami bahas dengan bahasa santai. Singkat waktu saya dan suami sepakat mengakhiri kekaguman ini dengan ikatan yang lebih bertanggung jawab, ya dengan menikah.
Jodoh memang misteri...
Kita tidak bisa tau dengan siapa kita akan menghabiskan waktu tua kita. Dengan siapa kita akan membesarkan anak2 nanti nya, juga pada siapa hati ini akan bersandar nanti nya.
Jodoh itu sesuatu yang harus kita upayakan, sama hal nya dengan hal lain dalam kehidupan. Seperti hal nya rezeqi, kehadiran anak juga pekerjaan. Semua harus di usahakan yang terbaik.
Bagaimana mungkin kita bisa bertemu sang pujaan hati jika kita santai dengan keadaan kita. Jodoh akan datang sesuai dengan kesiapan kita pula... maka siapkan hati, jiwa agar saat jodoh menghampiri kita sudah siap menuju 1 tempat baru yang bernama pernikahan.

Pujian

Kemarin saya mencandai suami, kalo di keluarga saya nama dia sedang di atas angin. Ya memang banyak hal dari diri suami yang membuat keluarga saya "kagum".
Contoh sederhana, suami selalu membuat saya "dekat" dengan Allah dalam hal apapun. Hal yang sekarang sulit kita dapatkan dari pasangan. Suami selalu memberikan "rewards" tiap kali saya membuat nya kagum atas kepatuhan saya pada Allah. Ga selalu dalam bentuk materi, kadang lewat bisikan manja pujian.
Jangan di tanya, betapa berjuang nya saya untuk bisa seperti sekarang. Semua nya melalui jalan panjang dan tak mudah, bahkan sampai sekarang pun saya masih terus belajar, dan suami lah mentor pribadi saya.
Pujian lain yang selalu keluarga layangkan adalah soal suami yang memanjakan saya dan anak2. Ehm... mungkin bukan memanjakan ya, karna kami tidak merasakan kemanjaan itu. Buat saya, kemanjaan yang di maksud lebih kepada bentuk kasih sayang pada saya dan anak2, itu saja.
Tapi begitulah keluarga memaknai perhatian suami pada kami, khusus nya pada saya. Keluarga beranggapan saya beruntung bisa mendapatkan suami yang penuh perhatian seperti itu. Heheheh...
Suami menganggap semua pujian itu sebagai bentuk rewards atas semua kerja keras nya untuk keluarga. Apa yang suami lakukan semata adalah tanggung jawab ny sebagai suami dan kepala rumah tangga. Suami berusaha membuat saya nyaman dengan posisi saya di rumah sebagai full mom. Posisi yang mengharuskan saya di rumah mencurahkan perhatian saya untuk anak2 dan keluarga. Suami ga pengen saya menjadi ibu yang jadoel, alias ga update sama keadaan luar. Apalagi suami tau saya saat sebelum menikah dulu selalu update dengan dunia luar.
Saya bangga suami mendapat tempat istimewa di mata keluarga. Buat saya itu kebanggaan tersendiri di mana pasangan bisa tampil sedemikian "sempurna" di mata keluarga. Semoga suami bisa terus menjadi idola di keluarga kami. Amin

Selasa, 03 Desember 2013

Kebiasaan

Setelah 7 tahun menikah ada beberapa hal yang ternyata berubah. Buat saya dulu, pernikahan adalah sebuah tempat di mana kita bisa menjadi diri kita sendiri, jadi pribadi yang tidak di tutupi oleh kepura2an dan bisa berekspresi leluasa semau saya. Tapi ternyata hal tersebut tidak seluruh nya benar. Pernikahan selama 7 tahun ini lebih kepada sebuah kebiasaan.
Ya, saya terbiasa dengan ada nya pasangan yang selalu pulang ke rumah, terbiasa dengan "kebiasaan2" yang sudah saya hafal di luar kepala, serta terbiasa dengan status saya sebagai "istri".
Sedang kan pasangan terbiasa berperan dengan status nya sebagai "suami", kepala rumah tangga. Pasangan juga terbiasa dengan keseharian nya "terlayani" dengan baik.
Semua sudah menjadi kebiasaan. Terbiasa dengan kehadiran satu sama lain, terbiasa dengan kebiasaan satu sama lain. Semua lebur menjadi sebuah kebiasaan.

Anak

Buat saya bisa mencintai anak2 dengan "cara" saya sendiri adalah sebuah kenikmatan tersendiri. Saya bebas mengekspresikan kasih sayang maupun kemarahan saya pada mereka tanpa "campur tangan" orang lain. Saya bisa "membentuk" anak2 sesuai tema yang saya dan suami sepakati.
Betapa banyak teman2 saya yang curhat, kalo mereka tidak punya keleluasaan dalam mengurus anak2 mereka. Tidak hanya karna mereka dalam kondisi bekerja tapi ada beberapa teman yang memang harus menerima keadaan rumah tangga mereka di campuri oleh beberapa pihak, seperti orang tua, mertua bahkan kadang tetangga. Heheheh
Buat saya mendidik anak memang tidak mudah, tapi akan jauh lebih sulit jika banyak "tangan" yang mengatur dan mengarahkan. Anak adalah belahan diri kita, mereka sebagian dari kita. Kita pasti bisa membentuk mereka tanpa bantuan siapapun. Kalopun memang kita butuh, tetap bentuk nya sebagai "masukkan" saja tidak mutlak harus kita terapkan pada anak kita.

Rabu, 27 November 2013

Masa Kecil

Banyak yang bilang saya terlalu memanjakan anak2. Apa yang mereka minta semampu saya akan saya beri. Mungkin benar, walau hal yang berbau pemberian materi selalu saya sortir tapi saya akui hampir semua permintaan anak2 pasti saya turuti.
Hal itu mungkin karena saya sejak kecil terpisah jauh dari mama. Ya mama harus menitipkan saya dengan eyang karna beberapa sebab. Terpisah jauh dengan mama memang ga membuat saya kekurangan kasih sayang sih, mama tetap menjadi ibu terbaik bagi saya. Kebutuhan saya pun tak pernah terlalaikan. Tapi dengan jarak yang ada, kadang saya rindu sosok mama hadir di samping saya. Terutama saat di skolah sedang ada moment2 yang orang tua harus hadir, sedih rasa nya karna kehadiran mama terwakili oleh orang lain sebagai pendamping saya.
Saya sebisa mungkin tidak melakukan itu. Moment sekolah anak saya sebisa mungkin hadir, membuat anak tenang, nyaman karna anak2 tau ada saya di sisi mereka.
Anak jadi tidak mandiri ....
Begitu pendapat orang2, apa benar???!!!
Buat saya tidak. Saat moment anak harus "sendiri" saya melepas mereka melakukan semua nya sendiri koq. Seperti saat harus les, anak saya ajarkan masuk sendiri ke tempat les karna saya hanya mengantarkan sampai gerbang. Begitupun saat anak harus membeli sesuatu saya mengajarkan nya memilih mana yang dia mau tanpa mendampingi, saya hanya menunggu di meja kasir.
Manja ....
Ya kadang nama nya anak2 manja pasti sesekali muncul. Selalu mau sama Bunda, begitu kalo kata Pasya. Buat saya sesekali boleh, tapi memang ada hal2 yang harus di tegaskan. Toh kita pun tak jauh dengan mereka, kadang ingin bermanja, ingin di sayang....
Tegas ....
Yup, tegas dalam meletakkan garis lurus mana hal yang boleh di lakukan, mana yang tidak. Kapan anak boleh di temani, kapan harus mandiri.
Jadi menurut saya, ga perlu terlalu heboh saat kita melihat anak2 lain di temani orang tua mereka saat ada kegiatan, toh.... kita aj kadang minta pasangan kan menemani saat kita butuh sosok "penenang". Just enjoy!!!

Selasa, 26 November 2013

Berbagi dengan yang kita punya

Terkesima melihat pedagang soto keliling saat bersedekah. Dengan melihat kehidupan si tukang soto yang masih jauh dari berkecukupan, sangat sulit rasa ny percaya kalo dia bisa berbagi. Tapi ternyata, tidak.
Berbagi tidak harus dengan uang, memaksakan hati berbagi dengan apapun yang kita punya jauh lebih mudah.
Saya mengajarkan anak2 berbagi dengan apapun yang kita punya, dengan apapun yang kita bisa. Ga harus selalu uang, bisa dengan tenaga, atau bantuan lain yang memang di butuhkan.
Si tukang soto mampu berbagi dengan semangkuk soto nya pada tukang sapu jalan. Hal yang simple tapi tentu penuh makna. Baik bagi si tukang soto maupun penyapu jalan.
Mari paksa hati untuk selalu berbagi, tak harus dengan uang, tapi dengan apapun yang kita punya.

Sabtu, 23 November 2013

Romantis

Waktu awal nikah pasti nya ya keromantisan yang di harap dari suami adalah yang utama. Pergi bersama bergandengan, makan di suapin ato keromantisan lain yang ga perduli kata orang apa...
Tapi...
Ga begitu dengan saya. Punya suami yang minim sifat romantis nya membuat saya ekstra bekerja keras untuk bisa menyentil dia jika saya butuh gaya "pacaran" nya itu. Apalagi dengan hadir nya anak2 satu persatu, tentu moment kebersamaan yang ada tak lagi bisa sama. Waktu sudah pasti terpancar seluruh nya untuk anak, apalagi energi yang ada, seluruh nya ya cuma buat anak2.
1 hal yang selalu menjadi moment istimewa keromantisan nya adalah, setiap pergi dan pulang dari mana pun suami tak pernah lupa meminta saya mencium tangan nya dan dia mencium kening saya. Sederhana memang, tapi keromantisan itu tak hanya sederhana jika saya dengar cerita beberapa kawan yang bahkan saat pasangan nya pulang pun mereka tak tau, entah sudah terlelap ato bahkan tak perduli.
Keromantisan buat kami tak hanya soal fisik semata. Suami selalu sadar apa yang saya butuhkan, misal gadget, kebutuhan rumah,anak dll. Coba kita tanya berapa banyak suami yang mau pulang kerja capek2 mampir ke indomart untuk membeli susu anak atao pampers anak... hal itu kadang di lakukan suami saat saya lupa membelinya.
Kata2 manis memang perlu dalam rumah tangga, wanita mana sih yang ga takluk dengan pujian kata2 indah walau hal tersebut hanya rangkaian kata belaka. Tapi sikap suami yang mengupload foto roti sarapan nya yang saya bawakan ke FB membuat saya terharu. Rasa roti nya tak begitu istimewa, bentuk nya pun tak indah tapi perhatian dia akan bekal itu yang membuat saya terharu. Belum lagi tanggapan dia terhadap koment2 yang masuk, membuat saya semakin kagum pada keromantisan nya.
Semua serba sederhana...
Bagaimana dulu saya selalu mendapati suami setia menunggu di mobil berjam2 lama nya sampai saya keluar kantor saat lembur. Juga saat saya selalu terkesima di buat nya karna tak sekalipun suami absent membuat kan susu hamil dan menyusui, bahkan setelah anak kami sudah 2.
Sederhana tapi mengena ....
Ribuan kata berserakan di media sosial memuji pasangan masing2, sampai saya bertanya dalam diri "koq pasangan tidak begitu ya...".
Kebaikan seseorang kadang tertutupi dengan kondisi ketidakpuasan kita terhadap nya. Itu lah perjalanan rumah tangga. Saat roda pedati sudah berputar, tak mungkin lagi kita hanya mengharapkan kata2 romantis dari pasangan. Bentuk nyata kesetiaan jauh lebih indah dari sejuta kata apapun.

Kamis, 14 November 2013

Perform

Tiap kali pasya perform di panggung saya selalu berkaca2. Semua perasaan bercampur baur menjadi satu. Apalagi hari ini, dia tampil membawakan hafalan surat Al Fajr, subhanallah bergetar hati saya .....
7tahun sudah nak kamu mengisi hari2 bunda, 9bulan dalam kandungan bunda dan sekarang 6tahun kamu menemani di samping bunda.
Tak terkira bangga nya Bunda nak melihat kamu membaca bait2 surat Al Fajr tadi. Tak terlihat sedikit pun ketakutan di wajah mu, dengan PD kamu maju bersama teman2mu. Kalo Bunda, belum tentu nak Bunda berani. Kamu memang anak Bunda yang membanggakan, semoga kelak kamu bisa membuatkan istana di surga nak untuk Ayah dan Bunda. Aamiin.

Liburan

Batal liburan... hore!!!
Lho koq hore, iya lah mau ngapain lagi... manyun???!! Emang ngaruh sama keputusan yang ada...
Mau marah??!!!?? Apalagi, bisa2 urusan tambah runyam.
Orang bilang semua yang ada sekarang pada diri kita syukuri dan nikmati agar pikiran ga kusut dan jadi semrawut.
Ya sudah sorak sorai saja untuk menghibur hati toh bisa nya ya cuma itu.
Kalo keadaan lagi galau gini, nyesel rasa nya berhenti kerja. Kalo saya kerja paling ga tiap hari bisa liat kota, keliling kemana2 ga cuma nguplek di dapur, kasur, sumur. Heheh..
Bahagia buat orang yang tiap hari bisa refresing otak, keluar dari rumah melepas kejenuhan. Kalo saya... saya memang tiap hari keluar rumah, tujuan nya ya ke sekolah anak, tempat les anak dan tujuan emak2 lain nya. Ketemu dengan orang2 yang stagnan alias itu2 saja. Otak rasa full, penuh ... Belum lagi soal anak2 yang kadang mood nya ga bisa di tebak. Bikin emosi saya juga ikut2an ga bisa di tebak kadang naik kadang mangslep.
Saya cuma pengen punya me time (seperti yang sering saya tulis), buat kesehatan jiwa saya. Saya lelah, ga cuma fisik tapi juga jiwa dan pikiran.
Eits...
Tapi jangan di kira lho saat liburan saya bisa santai2 spa, atau jalan2 belanja sendiri menikmati waktu... uh jauh dari harapan. Liburan pun saya tetap menggendong si kecil, menyiapkan si kakak yang masih butuh bantuan, juga menyiapkan kebutuhan pasangan. Tapi setidak nya dengan liburan otak saya di charge, dengan pemikiran baru, istirahat dari berfikir tentang jemput anak, les anak dll. Dengan liburan juga mata saya di cuci dengan pemandangan indah, ga cuma ngeliat emak2 di parkiran sekolah saja.
Dengan liburan membuat saya tetap waras menghadapi anak2 dan mood mereka.
Tapi kini liburan tinggal seongok keinginan di pojok kalbu yang entah apa bisa saya sentuh akhir tahun ini ....

Masalah

Laki2 dan perempuan memang beda.
Tak terkecuali dalam menghadapi masalah.
Buat saya, masalah yang datang tak ubah nya momok yang perlu di khawatir kan. Selain karna sifat saya yang mudah cemas, saat menghadapi masalah saya selalu tak tenang, seolah ingin segera melewati nya.
Hal tersebut ga berlaku buat pasangan. Sebagai laki2, pasangan lebih banyak diam dalam menghadapi masalah. Entah apa yang di pikirkan dalam diam nya.
Itu yang membuat saya gemas.
Bagaimana tidak, terkadang saat ada masalah genting pasangan malah diam, termangu dalam pikiran nya sendiri.
Saya sudah lelah memberi berbagai solusi, dari hal yang paling masuk akal sampai yang paling mustahil, tetap saja pasangan hanya diam.
Kalo sudah seperti itu saya ikutan termangu diam. Bukan lagi soal solusi yang saya pikirkan, tapi lebih pada rasa kesal yang saya rasakan.
Setelah nya saya tidak membahas dulu masalah yang ada, setidak nya sampai suasana cair dan pasangan "selesai" dalam diam nya.
Dari perbedaan itu membuat harmonisasi tersendiri. Saya yang selalu detail, dan senang dengan hal2 yang "ribet", to the point, juga selalu ingin menuntaskan masalah, berbaur "mesra" dengan sifat pasangan yang sebalik nya.
Allah memang paling tau kebutuhan hamba2Ny.

Rabu, 13 November 2013

Penting

Buat saya dan pasangan, pendidikan anak2 kami di atas segala nya. Itu prioritas utama dalam agenda rumah tangga kami. Sebisa mungkin kami memberikan yang terbaik untuk mereka. Sekolah terbaik, pendidikan di luar sekolah pun berusaha mencarikan yang terbaik.
Bukan soal tempat pendidikan saja, tapi penerapan disiplin juga kami usahakan yang terbaik. Walau anak2 masih TK bukan berarti anak2 bebas tidak masuk sekolah tanpa alasan yang jelas. Bukan karna saya tidak sayang anak, tapi saya berusaha mengajarkan disiplin ke anak2. Bagaimana mereka bisa disiplin soal sekolah kalo sedari dini saya memudahkan mereka bolos seenak nya.
Beberapa teman saya, kadang memberikan kemudahan pada anak2 mereka soal sekolah. Anak2 boleh tidak masuk setelah perjalanan jauh, padahal mereka sehat, dan kembali dari perjalanan pun tidak berdekatan waktu nya dengan waktu sekolah. Tapi dengan alasan capek, takut sakit dll mereka mengistirahatkan anak2 di rumah.
Saya bersyukur sekarang Pasya sudah mulai bertanggung jawab dengan sekolah nya. Dia selalu semangat ke sekolah, mengikuti semua kegiatan dengan baik, begitu juga dengan les2 nya. Harapan saya hal ini bisa saya terapkan pada adik nya nanti.

Rabu, 06 November 2013

Waktu...

Menikmati waktu bersama anak2 sangat menyenangkan. Bayangkan rutinitas saya sehari2 ya.
Bangun tidur, setelah shalat subuh saya sibuk menyiapkan bekal makan pagi sekaligus makan siang untuk si sulung sekolah. Tak lupa saya sisipkan untuk si ayah tersayang :p
Lalu, setelah saya selesai dengan urusan dapur, giliran menyiapkan anak2 untuk sekolah. Ribet... pasti 2 anak balita dengan keinginan nya, belum lagi saya juga harus menyiapkan diri saya. Bagi saya, sebisa mungkin saya ingin rapi saat keluar rumah, bukan hanya karna ingin mendapat pujian positif (pada dasar nya wanita pasti ingin di puji kan...) tapi lebih kepada kebutuhan saya untuk bisa selalu menempatkan diri di mana saya berada. Ga berlebihan, sesuai kebutuhan saja. Tapi sebisa mungkin saya menghindari jilbab langsung pakai karna kecenderungan tidak rapi, soal baju pun simple karna pada dasar nya saya tidak suka ribet, kadang saya fleksibel dengan baju yang memang casual.
Beres dengan tugas antar sekolah saya santai di rumah, meladeni si bungsu sambil bebenah urusan rumah karna sudah 1th ini saya urus semua sendiri tanpa asisten.
Sambil santai, saya nikmati secangkir teh tarik, atau kadang kopi anget. Santai kan... kata siapa punya anak balita tanpa asisten selalu sibuk, ga koq tergantung kita membagi waktu. Sampai datang waktu menjemput si sulung, saya bisa menikmati kegiatan saya memanjakan diri.
Saat menjemput si sulung pun kadang kami habiskan waktu malas2an di resto fast food terdekat.
Buat saya, memang lelah mengerjakan semua sendiri tanpa asisten, dengan 2 balita. Tapi bukan berarti saya harus kehilangan diri saya sebagai wanita. Walau ga terbiasa dandan tapi untuk sekedar bermanja ke salon jangan sampai ngga. Buat diri senyaman mungkin, agar saat kita menghadapi anak2 maupun suami kita berada di titik terbaik.

Senin, 04 November 2013

Berhitung

Yuk kita berhitung berapa lama waktu yang kita habiskan setiap hari bersama anak2. *ambil kalkulator*
Sebagai full mom tentu saya menghabiskan  seluruh waktu saya bersama anak2. Itu sudah seperti komitmen bagi saya. Tapi saya tidak mungkin bisa sendirian. Mengurus rumah serta anak2 sekaligus selama 24 jam tentu saya tidak mampu.
Bukan saya manja, ingin selalu di bantu. Tapi saya butuh bantuan bukan dari seorang asisten rumah tangga, tapi bantuan dari partner saya sebagai bentuk kerja sama mengurus anak2.
Kita sebagai perempuan, tentu sangat bahagia saat pasangan dengan suka rela membantu mengurus anak2. Karna saya selalu ingin anak2 punya kenangan baik dan manis tentang orang tua mereka. Orang tua yang selalu ada untuk mereka, bermain bersama mereka. Tapi... apakah gambaran itu bisa jika waktu yang dihabiskan untuk mereka saja tidak lebih dari 1 jam. Lalu mengapa saat kita bersama dengan teman, klien, boss atau gadget seolah tiada lelah tubuh kita.
Saya selalu bertanya2 kenapa ada beberapa orang tua yang seolah sibuk dengan urusan mereka sendiri. Orang tua yang saat masuk ke rumah seolah tak membawa kerinduan untuk seisi rumah sehingga bisa dengan santai pulang, lalu tidur atau sibuk dengan urusan mereka sendiri.
Saya memang belum menjadi orang tua yang sempurna. Saya masih berusaha untuk itu. Tapi satu hal yang selalu saya jaga, saya selalu menyediakan waktu untuk anak2, walau badan saya lelah bebenah rumah seharian, mengantar jemput anak sekolah atau les, bahkan saat saya sedang tak ada asisten rumah tangga seperti sekarang.
Biarlah anak2 saya mengukir sendiri kenangan tentang orang tua mereka. Karna gambaran yang anak2 dapat hari ini akan lekat sampai mereka dewasa.

Rabu, 30 Oktober 2013

Belajar lagi

Dari kasus yang terjadi di rumah ortu beberapa hari belakangan ini, saya belajar banyak hal. Saya belajar melihat dari sisi sebagai anak maupun orang tua.
Sebagai anak, kasus yang terjadi kemarin mengingatkan saya bahwa bagaimanapun masalah yang kita hadapi kita selalu kembali pada orang tua, kembali pada tempat di mana kita selalu di terima dengan tangan terbuka. Sebagai anak, kita tak pernah akan punya cela. Kita selalu benar dan tak pernah akan menjadi salah apapun alasan nya. Orang tua akan selalu berdiri di depan kita siap menjadi tameng atas apapun masalah kita.
Sebagai orang tua, seperti hal nya yg saya alami sekarang. Saya belajar, bahwa anak adalah manusia yang lahir dari rahim kita sebagai ibu, tapi tak akan pernah jadi milik kita. Anak punya garis nasib nya sendiri, mereka punya takdir mereka sendiri yang sudah Allah tuliskan sejak mereka lahir. Sebaik apapun kita menjaga mereka, mereka tetap akan merasakan dunia, baik dan buruk nya. Namun tugas kita untuk tidak membuat mereka terjatuh dalam keburukan. Biarkan mereka belajar kecewa, sakit tapi juga ajari mereka bertanggung jawab dan siap atas apapun keputusan yang mereka buat. Sebagai orang tua, saya belajar bahwa anak2 akan tetap jadi anak2 walau usia mereka telah dewasa. Mereka akan selalu menjadi buah hati sampai kapanpun. Sebagai orang tua saya belajar bahwa sedari kecil, anak2 harus punya ingatan baik soal orang tua nya, keluarga nya, agama nya dan hal2 baik di sekitar nya. Karna hal itu lah yang nanti nya akan membuat akan2 kembali pulang.
Kasus yang ada membuat saya tersadar bahwa menjadi orang tua bukan hanya persoalan subur tidak nya kita, tapi jauh lebih penting soal itu jadi orang tua harus lah siap. Siap mental, fisik, financial dan kejiwaan. Bagaimana mungkin kita bisa menjadi orang tua yang baik jika untuk menjadi seperti itu kita tidak siap....

Perjalanan

Orang bilang usia pernikahan 7tahun adalah masa di masa hati, dan pikiran kita di uji. Ujian yang datang bisa bermacam jenis nya. Bisa dari pasangan, anak maupun keluarga.
Saya merasakan hal itu.
Di usia 7tahun ini saya merasa waktu saya bersama pasangan sangat terbatas. Anak2 yang beranjak besar, mulai menuntut banyak waktu kami. Tak hanya di rumah, tiap minggu saat harus jalan bersama pun mereka menuntut banyak perhatian. Wajar hal itu saya rasakan, sebagai gejolak dalam rumah tangga. Masa kecil anak2 tak akan pernah kembali, semua akan saya rindukan kelak.
Tapi saya juga sangat merindukan waktu bersama pasangan. Bukan waktu khusus layak nya suami istri saja, tapi saya juga butuh waktu bersama layak nya teman.
Beberapa waktu dalam bulan2 ini terasa berat, di mana anak2 harus rela berbagi waktu ayah nya dengan kegiatan yang sedang di geluti suami. Hampir tiap weekend suami keluar rumah. Saya dan anak2 sudah sangat mahfum dengan keadaan ini, mau bagaimana lagi suami memang sedang giat membangun impian nya dan kami harus support itu. Saya hanya ingin semua sesuai porsi nya. Di mana waktu yang hilang bisa tergantikan di lain waktu.
1 hal yang selalu saya ingatkan pada diri saya maupun pasangan, anak2 cepat sekali dewasa kita pun ikut beranjak tua. Waktu yang kita punya perlahan semakin berkurang, mereka pun begitu, maka maksimal kan waktu yang ada jangan sampai nanti tak ada wajah kita dalam angan mereka.

Kamis, 24 Oktober 2013

Apa alesan nya ya...

Buat yang sudah menikah dan punya anak tentu saat berkumpul dengan keluarga adalah saat yang paling di tunggu2. Bermain bersama anak2 yang usia nya masih balita apalagi, pasti sangat ngangenin.
Tapi untuk beberapa orang rasa nya hal tersebut ga berlaku. Saat bersama anak2 malah sibuk dengan gadget, ga laptop nya, BB nya, android nya atau bahkan beberapa orang ngantuk saat bersama anak2.
Buat saya yang seharian bersama anak2, kadang saat harus pergi sendiri tanpa mereka memang ada rasa "bebas", saya bisa punya me time. Nah bagaimana dengan beberapa orang yang nota bene selalu sibuk di luar, apa mereka ga ingin punya waktu khusus bermain dengan anak2. Apa mereka ga takut kehilangan masa anak2 yang ga akan terulang.
Buat saya kasih sayang yang nyata adalah saat qta mampu menjadi sosok nyata buat orang yang kita sayang, ga cuma sekedar jadi seongok daging di hadapan mereka.

Sabtu, 19 Oktober 2013

Raport

Alhamdulillah....
Itu kata yang selalu bergema di hati saya saat saya melihat raport pasya hari ini. Semua nilai terpampang bagus "sempurna" di sana. Saya tentu memaknai nya sebagai bentuk kerja keras Pasya selama ini.
Les berkali2, belajar sampai malam bahkan menghafal sambil menangis tak cukup 1 kali berlangsung.
Masih teringat dulu bagaimana stres nya saya saat bu guru TK nya memberi tahu bahwa Pasya sempat tertinggal dengan anak yang lain. Saya tentu pontang panting mencari solusi, sampai saya menemukan bu fuji, bu hesti dan bu yanti guru2 les luar biasa. Mereka selalu mampu membuat Pasya semangat les.
Memang ga mudah mencairkan mood si sulung saya itu. Tapi kalo sudah bertemu dengan 3 guru cantik nya itu, sontak semua keBTan hilang berganti senyum.
Itu lah mengapa sampai sekarang saya mengijinkan Pasya terus les di sana walau nilai sekolah nya sudah sangat baik.
Pasya memang pribadi yang unik. Dengan semua paparan sifat dan sikap nya, saya seolah berkaca pada diri bahwa dia lah saya berpuluh tahun silam. Itu mengapa saya demikian tau karakter nya, demikian paham ngambek nya bahkan demikian familier dengan cara2 belajar nya.
Saya berusaha memangkas habis ego saya saat berhadapan dengan si sulung ini. Karna saya bak berdiri menantang diri saya sendiri. Tapi saya yakin mampu, bukankah yang paling tau kita adalah diri kita sendiri....

Jumat, 11 Oktober 2013

Ujian

Kakak Pasya baru saja menyelesaikan Ujian Tengah Semester nya. Di sekolah yang baru saja dia jalani selama kurang lebih 3bulan ini kakak Pasya sudah mulai UTS. Memang ga mudah beradaptasi antara masa transisi TK ke SD. Banyak hal2 baru yang dia dapatkan di SD sekarang, hal yang sama sekali tidak dia dapati di TK dulu.
Mengingat di TK dulu saya berjuang melepaskan Pasya dari pelukan saya untuk bisa masuk ke kelas. Banyak hal yang kami alami di TK dulu. Saya yang hamil adek nya dengan hormon yang sedang naik turun harus mwnghadapi Pasya dengan bermacam "permasalahan nya". Mulai dari merengek, ga mau di tinggal sampai ga mau masuk kelas. Alhamdulillah semua bisa kami lalui dengan baik.
Semua itu saya anggap ujian saya sebagai seorang ibu. Ga salah jika saya selalu berpesan kepada teman2 laki2 yang belum menikah agar mencari istri yang cerdas karna kelak istri lah yang akan "berjuang" menghadapi anak2. 
Memang ujian sebagai ibu belum lah selesai. Kalo sekarang Pasya berhasil menuntas kan UTS nya dengan hasil memuaskan, ujian saya sebagai ibu justru sebalik nya. Masih banyak nilai merah dalam ujian kesabaran salah. Masih banyak kekurangan dalam ujian ketekunan saya merawat anak2.
Saya masih harus banyak belajar. Terus mencari hal positif dalam diri anak2 saya agar saya bisa menggali semua kelebihan mereka, bukan justru berpaku pada kekurangan mereka.

Rabu, 09 Oktober 2013

Hadiah untuk bunda

Tak perlu bertanya apa kebahagiaan untuk seorang bunda seperti saya.
Bisa melahirkan 2 buah hati yang sehat, normal dan cerdas membuat kata syukur saja rasa nya tak pernah cukup.
Saya selalu berkaca2 saat melihat anak2 melakukan hal yang luar biasa. Luar biasa bukan berarti mereka harus menjadi orang yang "ahli". Saat anak2 mulai belajar mengucapkan kata pertama mereka, saat anak2 belajar melangkah, atau saat anak2 memanggil saya bunda adalah hal luar biasa untuk saya.
Lalu bagaimana perasaan saya saat anak2 berprestasi atau bahkan menjadi "ahli"???
Buat saya itu adalah hadiah.
Ya hadiah karna mereka sudah berusaha menjadi yang terbaik.
Anak2 memang selalu melihat apa yang mereka lakukan sekarang ini sebagai bentuk "hadiah" untuk bunda nya. Nilai bagus, prestasi membanggakan buat anak2 sat ini semua persembahan untuk saya. Padahal sejati nya semua itu akan kembali pada mereka. Saat mereka dewasa kelak semua hal indah ini lah yang akan mereka kenang dan banggakan untuk diri mereka sendiri.
Saya tak pernah bosan mendo'akan kebaikan mereka. Tiap bait do'a selalu saya persembahkan untuk mereka. Saya selalu berdo'a agar hadiah keindahan dari mereka bisa saya rasakan sampai kelak saya tua. Insyaallah...

Selasa, 01 Oktober 2013

Yang Terbaik

Saat mencari sekolah SD untuk si kk Pasya saya selalu menyelipkan dalam do'a agar pilihan sekolah yang kami berikan adalah yang terbaik untuk Pasya.
Kami menyadari tidak lah mungkin ada sekolah yang sempurna, apalagi mengharapkan sekolah bisa menberikan seperti apa yang kami mau. Tentu akan banyak kekurangan disana sini.
Tapi kami berusaha mencari pilihan yang memang akan memberikan dampak kebaikan tidak hanya untuk Pasya tapi juga untuk kami sebagai ortu. Pilihan tersebut jatuh pada sekolah Islam Darul Qur'an.
Ya sekolah tahfidz yang mengusung nama besar ustad Yusuf Mansyur ini membuat saya menancapkan segenap do'a dan harapan agar Pasya kelak bisa mengenal Al qur'an dengan lebih baik lagi.
Kami tentu nya sudah mencari tau tentang sekolah ini, mencari segala bentuk pengajaran sampai kurikulum. Bagi kami anak dengan usia seperti Pasya harus di berikan pondasi agama yang baik, karna hal itu yang akan dia bawa kelak ke manapun dia pergi.
Sekarang setelah hampir 4bulan Pasya sekolah, memang banyak hal2 baru yang saya temui di sekolah ini dan dari semua nya di pastikan beberapa hal nya baik.
Guru2 nya pun begitu bekerja sama dengan saya selaku ortu. Mereka selalu melibatkan saya dalam beberapa segala kegiatan sekolah. Pencapaian dan kemajuan Pasya pun alhamdulillah begitu baik. Baik dari segi pelajaran maupun hafalan nya.
Kami bangga tentu nya karna ternyata do'a dan harapan yang kami titipkan pada sekolah ini bisa terpenuhi. Insyaallah seterus nya demikian. Amin

Kamis, 26 September 2013

6tahun sudah nak...

Besok 6tahun sudah usia Pasya, putri pertamaku yang cantik. Bukan usia yang cukup untuk mengenal dengan baik tentang puasa dan shalat, tapi alhamdulilah Pasya sudah mampu puasa Ramadhan penuh 1bulan dan shalat 5 waktu.
Bangga tentu saya rasakan.
Saat anak lain sibuk dengan mainan nya Pasya sibuk dengan hafalan al quran nya. Soal pakaian pun Pasya tak pernah protes sedari kecil saya biasakan memakai jilbab. Soal pelajaran pun, Pasya membanggakan, 1 minggu ini ulangan harian Pasya semua nilai 100 terpampang indah di kertas ulangan nya. Kalo beberapa orang2 berpendapat wajar Pasya dapat nilai bagus karna Pasya les, menurut saya tidak demikian ada nya. Saya sendiri yang mengajari Pasya belajar tiap malam, saya tau perjuangan Pasya belajar menghafal bait demi bait kata yang ada di buku. Pasya benar2 berjuang dalam belajar nya.
Luar biasa benar anak sulung saya ini.
Tiap les tiba saya selalu tanya,
"Pasya .... bu hesti (guru fave Pasya di tempat les) ga masuk, mau tetep les ato libur?!"
Dengan lantang Pasya menjawab,
"Les bun, kan aq ga mau ketinggalan pelajaran. Walau bu guru ga masuk kan ada bu guru lain. "
Hebat kan...
Buat saya Pasya istimewa.
Sejak saya hamil dia dulu, buat saya dia begitu istimewa. Do'a saya yang terbaik selalu untuk dia.
Di ulang tahun nya besok, saya berdo'a agar Allah tak hanya menjadikan nya putri kebanggaan saya sekarang tapi seterus nya. Saya ingin Pasya tak hanya istimewa di mata saya tapi juga di mata siapapun yang melihat nya. Saya ingin kecantikan nya tak hanya semu di raga tapi abadi di jiwa dan ahlak nya. Saya tak ingin Pasya hanya elok fisik tapi lebih penting elok hati dan laku nya.
Nak... padamu Bunda titipkan mimpi bunda dan ayah agar kamu bisa jadi anak yang membanggakan, semoga Allah selalu menjaga mu dan menjadikan kamu contoh terbaik buat adikmu. Amin

Senin, 16 September 2013

Kenangan

Tiap di tanya soal apapun pasya selalu menjawab "Bunda yang ajarkan ...". Kadang bangga juga sih, dalam hati ga sia2 saya resign dari pekerjaan dan mengabdikan seluruh waktu saya buat anak2. Tapi kadang saya juga merasa bahwa saya perlu membuat Pasya menjawab hal yang berbeda seperti "Ayah yang mengajarkan lho...".
Sekarang saya mencoba melibatkan ayah dalam pengajaran anak2, terutama Pasya. Hafalan surat2 pendek Pasya saya serahkan pada ayah nya. Secara si ayah bisa di bilang mahir dalam hafalan surah. Kami berdua sadar bahwa pengajaran anak2 adalah tanggung jawab kami bersama. Bukan hanya semata karna komitmen awal kami demikian, tapi kami juga ingin agar anak2 punya kenangan masa kecil belajar dengan Ayah dan Bunda nya.
Semoga kelak anak2 kami juga mengajarkan anak2 mereka dengan tangan mereka sendiri.

Minggu, 15 September 2013

Bukan cinta yang memilihmu

Mendengarkan sebuah lagu islami tentang  jodoh membuat saya serasa kembali ke 7tahun silam masa "perkenalan" saya dengan ayah nya anak2.
Bukan nya tidak berliku jalan saya mencari jodoh, bahkan sampai detik ingin ijab kabul pun saya masih merayu pada Allah untuk di berikan jodoh yang mengerti saya.
Alhamdulilah..
Bukan cinta yang memilih dia (suami) tapi Allah yang memilih dia untuk saya cintai. Liku rumah tangga kami lalui dengan tidak mudah. Sebagai 2 pribadi yang hanya beberapa kali bertemu saat "perkenalan" saya dan suami mereka-reka karakter masing2. Bukan sekali dua kali masa "pacaran" setelah menikah itu di warnai dengan beda pendapat dan kekesalan. Tapi setelah hal itu terjadi entah mengapa justru rasa cinta yang ada semakin kuat, rasa kangen begitu mendera mungkin itulah yang nama nya "pacaran" setelah menikah ya.
Sampai saat ini, dengan 2 belahan hati yang kami miliki Althofunnisa Naifa Pasya dan Syafiq Azzam El-Jundi kami masih terus "pacaran" dalam ikatan resmi pernikahan, terus berusaha menjadi partner lebih baik lagi dan berdo'a agar ikatan ini terbawa sampai ke surga, insyaallah amin.

Link : Jodoh Dunia Akhirat
https://www.youtube.com/watch?v=Y9z1aU3RrZY

Kamis, 12 September 2013

Komunikasi

Hubungan baik antara siapapun wajib di jalin. Terutama antara guru dan wali murid. Status saya sebagai wali murid dari anak sulung saya, Pasya. Hampir setiap hari saya selalu ngobrol santai dengan guru Pasya, sejak dia play grup dulu. Selain untuk tau keadaan dia di sekolah, saya juga menanyakan hal2 apa saja yang harus saya lakukan agar proses belajar Pasya belajar dengan baik di sekolah.
Sekarang pun saya selalu ngobrol ringan dengan guru Pasya. Saya berusaha membuat suasana nyaman antara saya dan mereka. Saya juga mencoba membuat batasan antara kami setipis mungkin.
Alhamdulilah semua komunikasi berjalan baik sejauh ini. Semoga seterus nya bisa seperti itu agar proses belajar Pasya bisa maksimal di sekolah.

Selasa, 10 September 2013

Ramah

Peristiwa tadi pagi membekas di hati dan pikiran saya. Teguran seorang guru yang tegas terhadap saya dan el tadi pagi koq rasa nya merubah pandangan saya terhadap sekolah tersebut ya.
Memang, kata orang bijak "Don't judge the book from the cover".
Tapi jangan lupa, kalo kesan pertama juga penting.
Sakit hati kah saya??!!
Bukan rasa itu yang saya rasakan, tapi rasa ketidak nyamanan saya atas sikap guru tersebut. Bagaimana bisa seorang guru cuek sedemikian rupa kepada saya yang nota bene secara usia saja sudah di atas nya. Belum lagi saya membawa el, yang usia nya sebentar lagi masuk masa sekolah harus nya guru tersebut bisa membuka cakrawala saya terhadap sekolah tersebut dengan keramahan nya bukan malah sebalik nya.
Saya merenung keras, berdiskusi dalam dengan suami. Apa kami tega menitipkan el dalam pengawasan mereka.

Senin, 09 September 2013

Sombong

Kita itu sombong!!!
"Apa benar...." bisik saya dalam hati.
Kesombongan apa yang saya punya???!!!
Berfikir sejenak saya merenung.
Beberapa peristiwa bertubi menghampiri kehidupan kami, sebagai orang beriman kami mencoba belajar menarik hikmah. Tidak mungkin Allah memberikan sesuatu pada hambanya tanpa alasan, bahkan saat Allah menjatuhkan daun dari pohon pun ada alasan di balik nya.
"Lalu kesombongan apa yang kami punya???" Masih mencari.
Allah maha menggenggam hati kami, hati yang jika itu baik maka baik lah kami sebagai manusia sedang jika buruk maka buruk pula lah kami.
Allah maha mengetahui kesombongan yang kami sembunyikan di dasar hati. Allah pasti sedang menegur kami atas kesombongan kami, atas ketidak syukuran kami pada Nya. Cara Allah memang lembut, sampai kami harus merenung, bersyukur dan menundukkan kepala. Allah ingin kami sadar bahwa selama ini kami alfa pada Nya, kurang bersyukur atas kenikmatan yang Allah titipkan pada kami.

*lanjut merenung*

Minggu, 08 September 2013

Berjauhan

Saat berjauhan seperti ini dari suami, ga cuma kerinduan yang terasa tapi juga rasa kehilangan. Moment saat suami ada di sisi kadang kurang kita 'rasakan' dan syukuri. Tapi saat suami jauh, semakin terasa kalo kita begitu membutuhkan suami.
Memang teknology semakin canggih, tak hanya bertukan pesan text, mau video call juga bisa. Tapi bukan bentuk kehadiran seperti itu yang saya butuhkan.
Saat dengan suami, kami biasa bercanda, bertukar cerita, moment yang saat ini saya rindukan. Saya juga merindukan saat suami membantu meringankan pekerjaan rumah, hehehe.
Semoga Allah meringankan semua urusan suami saya agar kami bisa segera bersama lagi. Amin

Senin, 02 September 2013

2.555 hari

2.555 hari kebersamaan kita, bagaimana kamu memaknai nya, sayangku....
2.555 hari terlewati berdua, kadang terhempas badai tak jarang tertawa dalam dekapan
2.555 hari kebersamaan kita sayang...
Lelah, penat serta semua beban kita bagi bersama
Anak2 lahir dan besar dalam dekapan cinta kita ..
Kau gendong mereka dengan penuh cinta, kau temani mereka bermain, penuh canda ...
Kau tak hanya partner dalam cinta tapi teman tanding dalam segala hal ....
Aku selalu ingat kata2 mu,
"Aku ingin bersamamu, agar bidadari surga cemburu ... ".
Semoga segala impian tak hanya diam dalam ingatan tapi dapat terwujud dalam dekapan ....

Sabtu, 31 Agustus 2013

Cantik

Bagi saya perempuan ga harus cantik, tapi wajib cerdas, bersih, wangi, rapi dan bisa membawa diri serta enak di lihat.
Kenapa demikian ...
Cantik hanya tumpuan fisik semata, berapa lama sih fisik akan bertahan, 5tahun, 10tahun pernikahan?! Semua semu dan akan sirna seiring waktu.
Sedangkan perempuan dengan kecerdasan lebih akan selalu di hargai dan punya tempat khusus di hati siapapun. Kecerdasan akan membuat perempuan naik level dengan cepat. Anak2 yang di lahirkan pun butuh seorang ibu yang cerdas. Segala hal pertama selalu di tanyakan anak pada seorang ibu, maka sudah seharus nya seorang ibu punya kecerdasan lebih.
Perempuan juga harus wangi, terutama istri. Keharuman istri akan menambah ketertarikan suami. Begitu juga dengan kebersihan, baik kebersihan tubuh pribadi si istri, anak2 sampai kebersihan rumah. Istri juga harus belajar rapi, bukan tidak mungkin anak2 akan meniru prilaku jorok si ibu. Dalam suasana apapun perempuan di tuntut bisa membawa diri. Walau sulit, tapi perempuan harus bisa berubah cepat dari seorang ibu bagi anak2 menjadi seorang istri bagi si suami. Seorang istri yang juga seorang ibu secara keseluruhan harus lah nyaman di lihat. Apapun penilaian orang semua akan bermuara pada seorang istri sekaligus ibu.
Terus benahi diri untuk menjadi pribadi lebih baik, insyaallah.

Selasa, 27 Agustus 2013

Golf

Geleng2 kepala saat membaca twitter. Beberapa twit masuk soal di larang nya pejabat main golf. Hal ini membuat dahi saya berkerut. Golf memang terkenal olah raga mahal, olah raga kelas atas. Tapi mengapa golf di larang untuk pejabat, ada apa gerangan??
Membuka twit berikut nya baru lah saya paham. Di twit tersebut ada link tentang curhatan istri seorang pejabat tinggi yang kesal karna rumah tangga nya hancur sejak sang suami rajin bermain golf.
Miris...
Bukan olah raga nya yang terlarang, bukan soal jabatan nya yang menggiurkan. Tapi semua kembali kepada keimanan dan janji setia kepada keluarga.
Godaan datang ga hanya dari lapangan hijau, di manapun godaan selalu mengikuti kita. Bagaimana kita sanggup menata diri kita dimanapun kita berada. Saya ingat kata2 suami suatu hari ....
"Kalo kita ga sanggup menahan godaan saat kita di suatu tempat ya jangan datang ke tempat tersebut. Mudahkan??!! Karna bukan tempat nya yang membawa godaan tapi kita nya yang tak tahan melawan nya.".
Kata2 yang selalu saya pakai untuk mengingatkan kembali ke sipemilik.

Mencintai

Indah ya kalo setiap saat ada orang2 yang mencintai kita.
Setiap bangun tidur, sampai malam menjelang saya selalu di sibukkan dengan kegiatan rutin sehari2. Ribet ga ketulungan. Tapi saat malam datang, saya orang terakhir yang tidur. Saya selalu melihat anak2 dan ayah nya tidur. Menyadarkan diri saya bahwa keberadaan saya berarti, bahwa saya ada karna mereka.
Hidup menjadi lebih berarti saat kita tau apa alasan kita berdiri sampai saat ini. Alasan saya simple, anak2. Mereka energi saya sampai detik ini. Rasa nya seperti charger.
Lelah sudah pasti, tapi jika tak ada mereka pasti kelelahan saya berbeda yaitu lelah mendamba kehadiran mereka.

Senin, 26 Agustus 2013

7 tahun lalu

7 tahun lalu sebelum saya resmi menyandang status nyonya seperti sekarang, saya dan suami di panggil oleh si mbah (kakek dari suami). Kami di panggil berdua di ruang tamu si mbah. Suasana nya tenang sekali saat itu, di temani suara jangkrik si mbah mulai membuka perkacapan.
"Kenapa kamu suka dengan cucu saya?" Si mbah mulai membuka suara.
Dalam hati saya bergemuruh, tak 1 pun jawaban tepat yang saya punya. Dalam diam saya tersenyum, selain tanda penghormatan saya terhadap si mbah, saya juga sedang merangkai jawaban di kepala saya.
"Saya merasa cocok mbah, merasa mas adalah jodoh saya" jawab saya singkat.
Lalu pertanyaan selanjut nya terus mengalir. Pertanyaan demi pertanyaan saya jawab pelan, sambil sesekali tersenyum.
Si mbah orang yang tulus, pribadi nya lembut. Walau baru saja bertemu si mbah saya sudah bisa meraba sikap lembut nya.
Tiap kali bertemu, si mbah tak lupa menanyakan kabar keluarga saya, bapak ibu semua di absent dengan sabar oleh beliau. Walau usia beliau lagi muda, tapi semangat beliau harus di acungi jempol.. Beliau mampu menempuh perjalanan jauh saat mendampingi mas melamar saya, juga saat saya resmi di persunting mas, beliau datang menyaksikan.
Kenangan 7tahun lalu masih melekat di pikiran saya. Selamat jalan mbah, semoga Allah memberikan tempat terbaik untuk mbah. Amin

*mengenang almarhum si mbah kung*

Kerja Keras

Banyak orang mendambakan anak shaleh shalehah, saya pun begitu. Bagi saya, membentuk akhak anak adalah kerja keras sekaligus kerja cerdas.
Anak lahir dari orang tua muslim adalah bonus ekstra buat mereka, anak bisa bertanya apa saja tentang tauhid langsung dari sumber terpercaya.
Tapi apakah kita sebagai orang tua sudah punya cukup ilmu untuk menjawab pertanyaan mereka??
Ini lah yang menjadi kekhawatiran saya. Ilmu agama yang saya punya rasa nya masih jauh dari cukup untuk menjawab semua rasa penasaran anak2 tentang agama mereka.
Ini kerja keras kami, dan tentu juga kerja cerdas. Kerja keras untuk terus belajar mengisi kekosongan diri. Cerdas memilihkan sekolah sebagai basic pendidikan dan pergaulan mereka, cerdas memberikan pilihan permainan dan tontonan buat mereka.
Ini tanggung jawab kami, karna mempunyai anak cerdas adalah anugrah, sedangkan mempunyai anak shaleh shalehah adalah kerja keras sekaligus kerja cerdas.
Bismillah .... Yakin kami pasti mampu!!!

Minggu, 25 Agustus 2013

Update Web

Udah capek2 screen shoot poto jualan buat update di web eh beberapa kali upload malah gagal. Alhasil aku delete aja sekalian. Coba upload di facebook hasil nya juga sama, gatot alias gagal total.
Fiuh....
Harus tanya neh sama yang ahli tehnologi, masa iya gadget nya udah canggih gini masih ga bisa upload dagangan, payah ah ...

Kumpul Keluarga

Tiap hari minggu atau hari libur lain nya, rutin saya dan anak2 ngumpul di rumah eyang mereka, orang tua saya. Ga ada kegiatan yang special, hanya acara kumpul rutin keluarga.
Kumpul keluarga yang rutin kami lakukan tak lebih untuk menjaga kedekatan yang ada. Kami ingin keluarga tetep terjalin silahturahmi nya walau beberapa dari kami sudah menikah ....
Semoga Allah selalu menjadikan kami keluarga di dunia maupun di akhirat. Amin

Cinta apa adanya (part 2)

Balik lagi ke pembahasan cinta just the way u are.
So sweet ya jika hal itu benar ada nya. Cinta seolah tak tergerus oleh waktu, tak perduli oleh keadaan, semua cuma soal rasa. Sekarang mari kita jajaki yang nama nya cinta apa adanya itu.
Cinta tulus tanpa tendeng aling2. Cinta yang selalu sama kadar nya walau raga tak lagi sama, saat semua hal semu telah berubah tapi cinta yang ini tidak.
Ehm...
Lalu saat sikap dan sifat si pencinta berubah, jauh dari awal saat pertama raga berjumpa, apa cinta itu masih sama??
Itu yang menjadi ganjalan saya. Senaif itukah cinta???
Bagi saya, hingga detik kemarin saya masih percaya kenaifan cinta, sampai saya di hajar oleh pelajaran keras bahwa ternyata cinta tak hanya soal rasa, tapi juga logika.
Sekarang hanya bisa tertawa simpul saat masih mendengar atau membaca tentang kenaifan cinta, percaya ato ga hal itu ga ada.

Sabtu, 24 Agustus 2013

Uyel uyelan

Uyel uyelan sama anak2 atau lebih tepat nya bermain bareng sama anak2 adalah kegiatan rutinku sejak pasya lahir 5tahun lalu. Kegiatan itu jadi makin intents saat si dede el lahir 2.5tahun lalu.
Anak2 selalu punya energi lebih untuk bermain. Bahkan saat seharian sudah muter2 dengan seabrek kegiatan, dari mulai sekolah, les sampai  belajar tetep saja mereka ga ada capek nya.
Semangat banget main, kadang sampai semangat nya salah satu dari kakak beradik itu pasti ada yang nangis. Kalo udah gitu pasti tekanan darah bunda jadi naik.
Sekarang mereka sibuk main pesawat buatan ayah dari kertas. Si kakak mewarnai pesawat nya, bahkan dengan bangga di beri nama pesawat tempur nya dengan S3000, sedang si dede cukup bangga dengan pesawat sederhana nya tanpa warna juga tanpa nama.
Anak2 itu sudah bermain sejak pagi mereka bangun, tapi sampai saat ini kantuk belum juga bergelayut di mata mereka. Ehm ...
Menikmati pemandangan indah saat mereka bermain, waktu langka yang saya yakin ga akan kembali ....

Cinta Apa adanya

Cinta apa adanya...
ABG sekarang banyak yang bilang kalo cinta seseorang ya apa ada nya aja. Ehm ....
Sampai saat ini, saya selalu bertanya dalam hati, apa sih cinta itu.
Apa rasa nyaman saat kita berdekatan dengan lawan jenis itu nama nya cinta. Atau rasa sakit karna melihat pasangan bersama yang lain adalah cinta, entah...
Satu yang saya yakini hari ini adalah tidak ada cinta apa ada nya, apa lagi cinta tanpa syarat. Hari ini saya belajar keras bahwa cinta adalah kenyataan pahit yang harus saya terima saat keinginan hati bertentangan dengan kenyataan.
Saya belajar keras, bahwa keegoan saya harus terkalahkan oleh cinta.
Lalu...
Masih ada kah cinta apa ada nya??????

Aktifitas

Oke, lets we count...
How much time do i spend with my kids?! *question for my self*
Now how about they father?
Kadang ya suka ada rasa pengen punya waktu untuk diri sendiri gitu, jalan ke mall, shooping atau sekedar duduk santai di salon manjain diri.
Ngiri???? Ga koq *sambil nangis guling-gulingan*.
Just need time for my self aj. Emang sih suka mencuri waktu gitu habiskan waktu buat diri sendiri demi tetep "sehat" nya jiwa raga ini, tapi kan alangkah nikmat nya jika waktu yang tercuri itu bisa tersedia.
Harus bersyukur... agar waktu yang ada terasa lebih nikmat, bukan tidak bersyukur, atau pun ingin mengeluh hanya ingin menyendiri, punya waktu cukup untuk bisa tetep "sehat" jiwa raga.

Jumat, 23 Agustus 2013

Ngerjain PR

Dari semua tugas sebagai seorang Ibu, yang paling sulit adalah saat harus "mentransfer" ilmu ke anak - anak.
Saat belajar, selalu saja saya berperang dengan mereka. Berbeda cara menghafal, cara memecahkan soal matematika sampe berbeda cara memahami soal.
Saya masih mencari cara bagaimana membuat mereka 1 pengertian dengan saya. Mengerti membaca soal seperti cara saya, mengerti memafami apa yang saya pahami.
Tapi ...
Saya kan bukan mereka, tentu saja cara berfikir kami berbeda. Dengan menerima kenyataan itu, membuat saya menjadi "ikhlas"... Anak-anak itu istimewa saya percaya itu.

Kamis, 22 Agustus 2013

Menjenguk

Hari ni saat nya silahturahmi ke guru Pasya yang melahirkan. Bertepatan juga dengan bulan baik, syawal tepat 1 bulan usai ramadhan.
Bukan berkunjung nya saja yang membuat saya antusias, tapi moment untuk mengenal beliau yang membuat saya tak sabar menghitung mundur waktu.
Saya selalu tertarik mengunjungi orang - orang "besar". Dari mereka saya bisa belajar banyak tentang hidup, tentang nenjadi manusia lebih bersyukur.
Melihat kehidupan orang lain secara langsung, mampu membuat saya sadar bahwa hidup ga sekedar nya saja tapi harus bisa membuat kenangan baik untuk orang lain.
Tidak mudah pasti, tapi harus terus berusaha ....
Saya ingin orang lain tak hanya mengingat nama saya, tapi lebih pada moment bersama saya, dan semoga semua moment yang saya ciptakan berakhir baik. Amin

Rabu, 21 Agustus 2013

Berteman

Berteman sewajarnya saja, ga perlu terlalu akrab. Bukan karna sombong, tapi lebih karna ingin menjaga perasaan teman.
Saat berteman terlalu akrab, kita lebih memakai hati bukan lagi logika. Apapun yang teman katakan, mudah sekali kita kecewa.
Beberapa kali kecewa akan hal tersebut, lalu berusaha memindahkan hati ke pelabuhan lain.
Berteman lebih pada membatasi diri dengan hak dan privacy masing - masing. Ga perlu masuk terlalu jauh ke dalam urusan pertemanan yang ada. Cukup berteman seperti apa ada, ga perlu juga selalu ada untuk mereka. Itu nama nya memberi privacy.
Sekali lagi, gunakan logika dalam berteman bukan hati, agar tak selalu kecewa.

Selasa, 20 Agustus 2013

Sahabat Sejati

Masih ada kah sahabat sejati yang selalu hadir tanpa perduli apapun?

Rabu, 26 Juni 2013

Simple

Beberapa hari belakangan ini saya belajar banyak hal dari keseharian anak – anak. Kak Pasya yang sedang libur kenaikan kelas, sudah selama 1 minggu ini menambah keramaian hari – hari saya dan adik nya El. Dari mulai bangun tidur, saya sudah belajar dari mereka, bagaimana meraka menentukan sarapan, mau makan apa, makan di mana sampai kegiatan 1 hari itu di lalui, saya terus belajar.

Apa yang saya pelajari …

Tentu membuat saya takjub. Kak Pasya bangun tidur lebih siang dari kebiasaan nya bangun pagi saat sekolah, saya tidak marah, toh selama sekolah Pasya tidak pernah mengalami keterlambatan dan sulit bangun yang berarti, dan ini libur yang arti nya dia mempunyai kebebasan mengatur waktu nya, tidak terikat oleh kegiatan sekolah nya. Dari Kak Pasya saya belajar, bahwa hidup harus di nikmati sebisa kita dan selama kenikmatan itu tidak merugikan orang lain. Bangun siang, tentu nikmat, dan tidak merugikan siapapun karna ini saat nya dia libur kan. Saat anak – anak makan, hal lain yang membuat saya berdecak kagum. Mereka spontan memilih makanan yang ingin mereka nikmati pagi itu. Sederhana saja, bubur ayam atau ketoprak, makanan ringan yang mangkal nya dekat rumah. Tidak membuat Bunda nya repot atau kesulitan mencari tempat. Simple kan, tapi mereka tetap menikmati nya. Semua kegiatan libur mengalir begitu saja. Kalo pun ada hal menarik adalah karna saya pencetus nya.

Seperti sore ini, saya mengajak mereka menikmati waktu liburan ini dengan nonton pertunjukkan dino dengan Eyang mereka. Simple, tapi tetap nikmat karna kebersamaan yang tercipta. Teriakan Kak Pasya saat si dino berhamburan turun panggung sinkron dengan lelap ny dede El di pangkuan saya. Apa yang saya pelajari sore ini?? Bahagia bersama orang yang kita sayangi itu mudah semua kembali pada hati dan jiwa kita, seberapa keras kita mau “memaksa” jiwa dan hati kita untuk bisa bahagia.

Karena hidup adalah kerja keras dan tanggung jawab, untuk mencapai kebahagiaan.

Jumat, 14 Juni 2013

Galau

Rasa nya koq galau ya, bentar lagi Pasya si sulungku mau masuk SD.

Berbagai perasaan menyelimuti kalbu. Berusaha ku halau semua keinginan untuk memikirkan itu, tapi masih belum bisa.

Aku bangga, si sulung ku sudah besar, sudah siap masuk SD. Bahkan rasa nya dari mulai pendaftaran sekolah sampai sekarang Pasya tidak pernah bertanya soal SD nya, dia siap dan mau menerima SD yang kami pilihkan untuk nya.

Alhamdulillah, untuk masuk SD dia sudah lebih dari siap. Membaca dan menulis nya sudah sangat baik, begitu juga baca Al’Quran nya, sudah melebihi level teman teman sebaya nya.

Tinggal aku yang menghilangkan kegalauan ini, dan yakin bahwa Pasya akan baik baik saja di SD nanti.

DSC01277

*Pasya usia 3tahun*

Senin, 27 Mei 2013

Lebih Baik …

Ternyata tidur sendiri memang membawa banyak perubahan positif buat Pasya. Anak sulung kami yang sebelum nya untuk menaiki ekskalator harus melakukan banyak ritual, sekarang dengan santai bisa melenggang di eskalator tanpa banyak komentar lagi.

Percaya diri nya sekarang jauh lebih baik. Pasya berani melakukan sesuatu sendiri, tanpa harus elalu “bersandar” pada saya atau ayah nya.

Bangga??? Tentu!!

Hal ini yang saya tunggu… Bukan untuk di sombongkan karena anak saya mampu dan berani tidur sendiri, tapi lebih kepada kebanggaan saya karena dengan tidur sendiri, Pasya telah membuktikan pada saya bahwa dia mampu.

I am proud of u, dear …

Minggu, 31 Maret 2013

Perubahan …

Beberapa kali Pasya naik eskalator tidak pernah mengalami masalah apapun, sampai pada suatu saat kaki nya terpeleset sampai dia hampir jatuh. “Pengalaman” ini lah yang membuat Pasya sampai sekarang selalu bermasalah saat menaiki maupun menuruni eskalator. Berulang kali saya meyakinkan dia, bahwa semua akan baik – baik saja, bahwa saya sedikitpun tidak akan membiarkan dia terjatuh, tapi tetap saja bayangan terpeleset sebelum nya terulang saat dia akan menginjakkan kaki di eskalator.

Saya, sudah tentu ingin “mimpi buruk” ini berakhir. Ingin Pasya kembali lincah menaiki eskalator. Saya pun selalu berusaha membuang perasaan negatif saya bahwa ketakutan nya ini akan terbawa sampai dia besar nanti.

Beberapa hal memang berubah dalam diri anak sulung saya itu. Semakin bertambah usia, sudah tentu dia semakin kritis. Apapun selalu dia komentari, rasa ingin tahu nya selalu tinggi, salah satu yang membuat saya bangga, rasa empati anak sulung saya ini terbilang baik. Saat menonton pertunjukkan topeng monyet misal nya, anak lain tak perduli dengan “keadaan” si monyet yang terikat leher nya, mereka hanya “menikmati” permainan itu. Tapi Pasya, dengan polos berkata ..

“Bun, Pasya ga tega, kasian monyet nya, leher nya di ikat, pasti sakit.” dengan mimik nya sedih.

Subhanallah nak, rasa empati mu begitu tinggi bahkan terhadap hewan sekalipun. Bunda bangga.

Perubahan lain dalam diri Pasya sudah tentu bertambah rasa khawatir nya terhadap sesuatu. Untuk hal yang 1 ini, saya harus ekstra keras meyakinkan nya, bahwa beberapa  kekhawatirannya kadang tidak beralasan, bahwa semua akan baik – baik saja.

Semua hal memang berubah, saya akui itu. Dan saya maupun Pasya harus selalu belajar untuk bisa menapaki tangga perubahan itu dengan baik, agar waktu yang berlalu bisa berkesan baik, karena tiap detik yang kami lalui tidak akan bisa kembali, saya yakin itu.

Sabtu, 16 Maret 2013

Bahagia

Apa yang mampu membuat anda bahagia saat bersama anak – anak …

Kalo saya, selalu merasa bahagia, saat anak – anak juga bahagia.

Kenapa, karena saya adalah Bunda mereka, apa yang mereka rasakan pasti akan menggurat di hati saya.

Saya telah melewati fase pernikahan selama 7 tahun, alhamdulillah selama ini kami di titipkan oleh Allag anugrah anak – anak yang sehat, dan cerdas. Yang pertama, Pasya tahun ini memasuki masa sekolah dasar (SD), jangan di tanya bagaimana khawatir nya saya mempersiapkan dia untuk masa – masa itu nanti. Saya berusaha memberikan yang terbaik, menurut saya. Saya bekali Pasya dengan kemampuan baca tulis yang beberapa anak seusia nya bahkan belum bisa, Pasya juga sudah lancar baca Al’quran, tinggal memoles beberapa tajwid nya saja. Alhamdulillah, kerja keras saya berbuah manis, hasil tes masuk SD kakak Pasya luar biasa memuaskan.

Adik nya, Jundi idak kalah membanggakan. Di usia nya sekarang Jundi sudah mampu membereskan mainan nya, makan dengan baik sendiri, juga sudah mampu membangun lego dengan sangat baik. Membuka pintu serta kunci pun Jundi sudah bisa. Bangga, pasti nya. Alhamdulillah, kami bangga pada nya.

Itu lah bahagia menurut saya, simple tapi buat saya yang notabene Bunda mereka, tidak ada yang lebih membahagiakan selain melihat anak – anak bahagia.

Senin, 04 Maret 2013

Tak ada yang sempurna …

Saat melihat kebahagiaan orang lain, seringkali kita menginginkan hal yang sama, tanpa perduli apakah memang bahagia seperti itu yang kita butuhkan. Saat melihat orang lain bahagia pun, kadang kita selalu tertarik membuat mereka bernasib tidak bahagia, hanya karena kita seolah tidak rela.

Lalu apa bahagia yang sempurna …

Bahagia hanyalah gambaran kasat mata yang selama ini kita kejar tanpa kejelasan makna nya. Bahagia menurut saya jika saya bisa melihat anak – anak sehat, suami berlimpahan materi, kami hidup berkecukupan. Tapi.. ternyata bahagia seperti itu semu. Anak – anak sehat, tapi mereka tidak cerdas, saya pun tidak puas. Suami berlimpahan materi tapi tanpa punya sifat setia dan kasih sayang pada keluarga, saya pun murka. Lalu hidup berkecukupan tapi tidak bisa bersama orang yang terkasih pun sangat menyakitkan.

Tidak ada bahagia yang sempurna, itu yang saya tau …

Bahagialah selama apa yang kita dapat tidak menyakiti orang lain, selama apa yang kita perbuat tidak membuat orang lain merasa teraniaya, selama apa yang kita miliki sekarang bisa memberi kebahagiaan lebih untuk orang lain.

Satu hal yang paling penting adalah, tidak perlu bahagia, jika kebahagiaan tersebut harus kita dapat dari merebut milik orang lain.

Selasa, 19 Februari 2013

Utak Atik

Udah lama banget ga utak atik blog, dari blog pribadi sampai blog dagangan. Kangen rasanya, curhat, nulis, sama update status di blog. Bukan nya ga mau utak atik, tapi memang beberapa waktu belakangan ini, semua perhatian tertuju pada si kecil El, yang mulai aktif dan minta perhatian lebih.

Hobby nulis yang dulu selalu tertuang di blog pun akhir nya mandeg, begitu juga dengan jualan yang dulu sedikit banyak menghasilkan rupiah. Sekarang, sedikit banyak mulai meluangkan waktu buat utak atik blog lagi ….

Yuks, buka blog, utak atik lagi sambil melepaskan kepenatan. Menuangkan ide, curhatan sambil update dagangan, heheheh.