Rabu, 30 Desember 2009

Mobil Mewah...

Akhir tahun 2009 ini di tutup dengan berita menghebohkan dari Pemerintah... Lagi-lagi Pemerintah membuat rakyatnya "ngiri". Di saat rakyat sulit mendapatkan pengobatan gratis untuk anak mereka, saat rakyat mengais makanan dari tong sampah dan tumpukkan sampah di bantar gebang. Pemerintah malah mengejutkan rakyat dengan membelikan sederetan menterinya dan pejabat negara lainnya mobil mewah seharga 1,3 Milliar. Sungguh harga yang fantastis untuk sebuah mobil dinas, apalagi dengan keadaan Indonesia yang sekarang sedang "terkecik".
Kami rakyat tidak meminta banyak, kami hanya ingin kesenjangan antara kami sebagai rakyat dan mereka sebagai Pemerintah "di hapuskan". Kami ingin hidup layak, makan layak, mendapat pendidikan layak, dan pengobatan layak. Kami tak ingin selalu jadi "korban" kesenjangan...

Senin, 28 Desember 2009

Belajar Menabung...

Menabung memang bukan hal yang mudah...
Bagi aku, menerapkan pada diri sendiri soal menabung, sama sulitnya seperti belajar menepati janji. Tapi aku berusaha semaksimal mungkin untuk melakukannya. Aku dan mas, juga komit untuk sebisa mungkin tetap menabung, walaupun kadang keuangan kami sedang di ujung tanduk.
Kebiasaan ini sedang aku "tularkan" pada Pasya. Bidadari kecilku itu, memang sangat mudah menyerap banyak hal baru. Apa saja hal baru yang di temuinya, langsung mendapat perhatian khusus di hatinya, begitu juga menabung.
Sebulan terakhir ini, aku "iseng" menaruh botol bekas minuman di lemari, yang aku ubah bentuknya menyerupai sebuah celengan.
Ga bagus memang, tapi aku lebih melihat ke maknanya, bukan bentuknya, (lagi pula Pasya bukan anak yang selalu melihat sebuah benda dari bentuknya kok...).
Bermula dari recehan, sekoin demi sekoin Pasya masukkan ke dalam botol itu, dan sekarang kebiasaan itu berjalan dengan baik.... Bahkan ga jarang dia merengek minta uang dalam dompet aku, untuk di masukkan ke dalam celengan.
Hem... semoga kebiasaannya ini bisa terus berlanjut sampai dia dewasa kelak. amin

Kamis, 24 Desember 2009

Resolusi di Tahun Baru....

Tahun Baru Hijriah sudah berlalu beberapa hari yang lalu...
Tahun Baru Masehi akan kita jelang sebentar lagi.....
Tahun yang lalu, kami lewati dengan banyak kenangan, indah dan sedih semua bercampur baur. Aku bersyukur, tahun lalu tidak terlalu penuh liku untuk aku dan keluargaku, semua masih berjalan
sewajarnya....
Tahun Baru ini,
aku jelang dengan senyuman..
Dengan harapan baru yang membuncah dalam benakku. Aku ingin segera menimang adek nya Pasya, bayi mungil yang kehadirannya sampai sekarang masih kami usahakan.
Resolusi lain, aku ingin kehidupan Rumah Tangga kami lebih bahagia lagi, lebih barokah, harmonis, jauh dari segala hal yang bisa memisahkan kami. Aku juga ingin kami bisa lebih dewasa melewati kehidupan ini. Aku ingin bisa jauh lebih baik lagi...
Ya Allah..
Semoga Tahun Baru ini bisa memberikan banyak kebahagiaan, kemudahan dan pastinya banyak rezeki dalam kehidupan kami. amin.

Sabtu, 12 Desember 2009

Pameran Perhiasan Mutumanikam


Udah pada dateng belom ke Pameran Perhiasan Mutumanikam di JCC Senayan Hall B??!! Wah rugi banget deh kalo belum.... Banyak banget perhiasan yang bagus n asli buatan Indonesia berjejer di sana. Aku mencoba membawa "oleh-oleh" sedikit dari perjalanan aku ke sana. Enjoy it.... N Bagi yang pada mau ke sana, masih ada waktu kok, karena Pamerannya di tutup tanggal 13 Desember. Jadi... tunggu apalagi, buruan deh kesana, n bawa uang yang banyak, biar ga ngiler kalo liat yang bagus-bagus...

Senin, 07 Desember 2009

Berkorban...

Pernahkah kita membayangkan, saat nyawa orang lain bergantung pada kita?? Hem, saat saya nonton film SAW IV, bayangan itu yang hadir dalam benak saya. Bagaimana tidak, di film itu jelas tergambar, bagaimana kita "bertanggung jawab" atas kematian orang lain, begitu juga sebaliknya. Film yang sadis memang, darah mengalir di mana-mana, banyak jeritan dan ga lepas dari rengekan minta tolong. Tapi lepas dari semuanya, membawa nurani saya belajar lebih dalam lagi mengenai pengorbanan. Bagaimana kita berkorban untuk orang lain, bahkan yang baru kita kenal...
Saya memposisikan diri bagaimana kalo saya di tuntut untuk menyelamatkan nyawa suami dan anak saya, dengan taruhan nyawa saya sendiri..
Apa saya sanggup??!!
Padahal untuk melihat darah saja, kadang saya langsung migran. Saya pandangi wajah Pasya yang tertidur lelap di sebelah saya, saya ciumi lembut pipinya.
Apa saya bisa memberikan nyawa saya untuk keselamatan dia..
Apa saya rela bertukar tempat dengannya jika dia mengalami kesulitan
...
Tapi kemudian saya sadar, bahwa saya sebagai seorang Ibu mempunyai kekuatan yang mungkin di luar jangkauan saya sendiri. Seorang Ibu yang dengan sadarnya mendamba kehadiran seorang buah hati, lalu berjuang melawan maut untuk membuatnya melihat dunia, tentu saja saya punya "kekuatan lain".
Saat kita sadar seperti sekarang, mungkin kita ga akan mampu menalar semua itu. Tapi saya yakin, saat keadaan menuntut kita untuk itu, nyawa sekalipun akan kita berikan untuk yang terkasih...


Minggu, 29 November 2009

Separuh Jiwaku Pergi...

Aku sedang "jatuh cinta" dengan lagu Anang, Separuh Jiwaku Pergi...
Lagu penghianatan yang di telingaku terdengar begitu merdu.
Sebuah lagu penghianatan... yang bagi aku begitu menggoyahkan jiwa. Bagaimana mungkin jiwa kita tetap utuh jika orang yang kita sayang menghianati kita, membuat kita terluka...
Satu janji yang terucap antara aku dan mas...
Kita ga akan saling menghianati, karena kita hidup ga hanya untuk hari ini, tapi juga untuk nanti... Kita punya tanggung jawab yang harus kita berikan ga hanya di sini, tapi juga di akhirat nanti...
Kita punya "tanda cinta" yang bisa membuat kita selalu bertahan, walaupun kita terseok....
Aku dan mas memang dua insan yang berbeda, masing-masing kita punya kehidupan....
Tapi kita adalah satu, saat kita berhadapan dengan "cinta"...

Minggu, 22 November 2009

Kebebasanku....

Ketika aku tak lagi punya kebebasan...
Bahkan hanya sekedar untuk menulis...
Apa aku tak lagi boleh berkreasi.... Menuangkan "hasrat" menulisku....
Boro-boro bisa bikin cerpen, apalagi novel.... Menghias bolg dengan isi pikiranku saja sudah di larang.
Mungkin sementara blog ini akan aku "bekukan"...
Beku dari segala aktifitas...
Agar tak merugikan siapapun....

Jumat, 20 November 2009

Merindukanmu...

Saat seperti ini aku sangat merindukanmu...
Aku rindu saat bercengkrama denganmu di meja makan.
Duduk berhadapan, sambil berbicara apapun yang telah ku lalui.
Ingin ku cium telapak tanganmu yang hangat, dan lembut.
Aku selalu merasa bebas menangis di pelukkanmu, aku bebas tertawa di hadapanmu, tak pernah ada yang tertutupi jika bersamamu.
Aku rindu saat seperti ini...
Rindu omelanmu karena aku belum pintar mengasuh cucumu.
Rindu teguranmu saat aku melakukan kesalahan. Aku rindu....
Apapun yang kulakukan sekarang tak lagi sama seperti saat Kau disini.
Jarak dan bentangan waktu saat ini memisahkan kita.
Tapi dalam do'a... Dalam do'a Allah menyatukan kita kembali. Menangis bersama, tertawa bersama, dalam do'a.
Allah Lindungi Mamaku tercinta, bawa ia pulang kembali ke rumah agar aku bisa mengecup lagi lembut tangannya...

Berbeda Suasana...

Seorang teman berkeluh kesah padaku...
Suasana 1 minggu terakhir ini di rumahnya, terasa berbeda. Atmosfire yang ada rasanya ga terlalu bersahabat dengan dia... dia merasa "sendiri" bahkan dirumahnya sendiri , tapi dia berusaha diam. 1 minggu ini, dia beradaptasi dengan iklim yang membuat dia bekerja extra keras. Pulang kantor, dia langsung "sibuk" merapikan kamar (yang seharian entah apa yang terjadi), berbentuk seperti kapal pecah. Bukan cuma itu, dia juga menyapu mata ke sekeliling rumah, hem..bentuk dan baunya tak sama lagi seperti 1 minggu sebelumnya, keluhnya dalam hati. Rasa capek dan kantuk rasanya hilang dalam sekejap, berbaur dengan kesibukkan yang ada.
Lalu apa sang suami peduli...??!! Tidak. Sejak 1 minggu yang lalu, suaminya ga lagi perduli dengan kondisi rumah, dia seakan larut dalam keadaan yang ada, sedangkan temanku... temanku semakin ga punya privasi di rumahnya sendiri.
Saat bercanda dengan si buah hatipun, rasanya begitu singkat. Betapa tidak, suasana yang tercipta antara dia dan sikecil, tidak lagi sama. Mereka serasa tak punya lagi ruang lingkup berdua. Padahal si buah hati sering kali berteriak lantang " Dede mau sama Mama...."
Oh anakku, kangen juga kamu nak sama mama, mama kira hanya mama yang merasa demikian, bisik temanku dalam hati.
Ah... Mendengar kisahnya, membuat aku tersentuh ingin menulisnya di blogku, semoga dia tidak keberatan ceritnya aku angkat dalam blog ini... dan semoga segala yang membelenggunya segera bisa berakhir dengan baik. amin.

Kamis, 19 November 2009

Hiburan...

Ngeliat film yang pada bertengger di jajaran www.21cineplex.com, membuat aku ngerasa "hidup" lagi. Aku memang maniak nonton. Dari dulu, aku paling suka nonton film, terutama film action, misteri pembunuhan, dan sedikit film percintaan. Tapi aku ga suka film yang cengeng, aku lebih suka film yang dramatis, terutama tentang kisah anak-orang tua. Walau begitu, aku sama sekali ga pernah inget, film mana aja yang aku tonton, hihiihi. Aku lebih suka "menikmati" jalan cerita film itu, daripada sekedar sibuk menghapalkan siapa aktor-aktrisnya.
Aku juga suka sekali berpetualang. Aku ga pernah betah hanya nonton di bioskop yang sama. Aku selalu penasaran dengan bioskop baru yang kadang, jaraknya ga masuk akal dari rumah, tapi karena aku suka, ya aku nikmati aja.
Baru-baru ini muncul lagi tempat nonton baru, yang belum sempet aku cobain blitz megaplex. Dari harganya seh bisa ketebak kalo tempatnya ga akan mengecewakan. Pastinya menjadi "tempat favorite" siapa saja yang pernah kesana.
Hem.. Diem-diem aku "ngerayu" mas untuk bisa nonton di sana, penasaran juga kayanya. Tunggu blitzmegaplex, aku datang!!!

Senin, 16 November 2009

Mencintai Apa Adanya

Ga mudah mencintai kekurangan orang lain, kekurangan kita sendiri saja, kadang sulit kita terima..ya kan??!! Mengutip lagu dari D' Masiv "Jangan Menyerah", bahwa ga ada seorangpun yang terlahir sempurna, tidak kita, tidak juga orang lain. Lagu yang sekarang jadi favorite Pasya dan Ayahnya, karena lagu itu begitu inspiratif, rasanya pas sekali pada keadaan kita sekarang. Saat aku merasa "jatuh" dalam masalah yang bertubi datang, lagu itu seolah membuat aku kembali bangkit, dan selalu merasa "Istimewa". Karena aku yakin aku ga sendiri.
Banyak kenyataan yang ada membuat aku kembali merenungi pertemuan 3 tahun lalu, aku dan Ayahnya. Gimana kami dulu bertemu tanpa tahu, kemana takdir akan membawa kami... Gimana kami "pasrah" dalam do'a menjalani proses pernikahan kami. Aku di hadapkan pada kenyataan di mana ada beberapa teman yang selalu melihat kekurangan pasangannya, bahkan setelah mereka menikah lebih dari 10 tahun, dan mempunyai keturunan yang banyak pula. Belum lagi kenyataan bahwa ada teman lain yang karena terpisah karak dengan pasangannya, membuatnya merasa "jauh" dan kurang nyaman saat kembali bersua.
Hem...
Lalu apakah masih ada yang namanya cinta??

Sabtu, 14 November 2009

Mencintai Kamu...

Aku mencintaimu lengkap dengan segala kelebihan dan kekuranganmu....
Aku mencintaimu walau tertatih tapi aku bertahan....
Aku mencintaimu walau terluka tapi aku bersabar....
Aku sadar, banyak perbedaan terbentang luas antara kehidupan kita....
Aku dengan duniaku, dan kamu dengan kehidupanmu...
Kita tak "pernah" bersatu...
Tidak pernah benar - benar bersatu....
Biar "ikatan" kita saja yang selalu menjadi jembatan penyatu kita...
Selebihnya.. Biar aku dengan duniaku, dan kamu dengan kehidupanmu...

Selasa, 10 November 2009

Sementara....

Pembicaraan minggu kemaren berjalan baik. Perwakilan mereka datang tanpa basa basi... aku juga menyambut dengan perlakuan serupa. Aku berusaha tegas tanpa basa basi, karena aku ga mau berlama - lama dengan masalah ini. Aku buka lembar demi lembar kertas yang di suguhkan mereka, aku tatap dengan pandangan ga ngerti (karena aku udah "tutup buku" dengan semua masalah *UTS). Aku berusaha menyusun lagi bongkahan - bongkahan puzle yang berserakan di pikiranku. Aku ga mau terlihat "bodoh" di depan mereka...
Permasalahan pertama berakhir... Kesalahan penulisan bulan pada data yang tersedia clear sudah. Aku "bebas" dari tuduhan. Beranjak ke permasalahan berikutnya, kerancuan data yang ternyata mereka ga bawa data real nya... Hem, mau main - main neh, pikirku.
Di saat itu juga aku tembak langsung mereka dengan kata - kata ajaibku, "Maaf ya Pak, saya ga bisa ganti tanpa ada bukti otentik..." Hihihih. Emang aku orang bodoh apa, tiba - tiba aja ngeluarin uang tanpa ada bukti - bukti, ya ga mungkin lah.
Mereka pulang dengan tangan hampa, tanpa berharap apa - apa lagi dari aku, hem...bisa tidur nyenyak neh. Makasih ya Allah telah mendengar do'aku.

* UTS ( Inisial Kantor lama, yang ga bisa aku sebutkan aslinya demi nama baik pemiliknya)

Sabtu, 07 November 2009

Akhirnya Datang Juga...

Minggu besok, akhirnya Mantan Boss aku menghiba untuk di atur pertemuan. Hem, mau juga dia nginjekkin kaki di rumah aku yang katanya cuma orang kecil. hihihi...Memang uang bisa mengalahkan segalanya, ya. Dalam hal ini, aku ga antusias menyelesaikan masalah yang ada, karena dalam benak aku, aku sama sekali ga ada masalah. Aku antusias melihat proses penyelesaiannya besok. Apakah aku harus mengeluarkan uang yang di minta mereka, atau justru mereka minta maaf sama aku karena telah salah menilai?? Hem....
Aku sempat di hinggapi rasa bersalah sama Mas karena harus keluar uang dengan percuma, harus diniatin apa coba?? Sedekah?? Ga mungkin, mereka bukan kaum dhuafa. Lalu apa, ilang gitu aja?? Hem, sayang juga ya kalo dalam kondisi sadar gini kita harus rela keilangan uang segitu banyak. Tapi Mas ikhlas, biar Allah yang mengganti keilangan kita, biar Allah juga yang menutup sakit hati kita, dan biar Allah juga yang memberikan pelajaran setimpal kepada mereka. Amin....


Senin, 02 November 2009

Wisata Hati...

Perjalanan hati memang penting untuk selalu mendapat perhatian khusus. Bagaimana tidak, hati adalah segumpal daging dalam tubuh kita, yang jika daging itu busuk, maka busuk juga lah kelakuan kita, dan jika daging itu baik, maka baik juga lah kita.
Wisata hati yang saya dan suami terapkan tidaklah mahal dan sulit. Kami mencoba membuka hati masing - masing untuk selalu menerima keluh kesah pasangan. Kami juga menyempatkan membuka keluangan waktu kami untuk sekedar bersama di akhir minggu, atau di tengah kepadatan jadwal kami sebagai pekerja.
Jum'at lalu, kami sepakat "berwisata hati" dengan menonton film di Bioskop, ga kalah dengan anak muda yang ada, kami pun membeli popcorn dan capucino untuk teman kami menonton film. Kami pilih film action "D 13 Ultimatum". Film baru yang lumayan menyita perhatian publik.
Kami menikmati tiap detik perjalanan wisata itu, kami seolah larut dalam nostalgia dan melupakan sejenak status kami sebagai suami-istri dan orang tua. Kami larut dalam cerita film yang memukau. Kami benar - benar menikmati wisata hati yang kami rancang untuk merefresh hubungan kami....

Rabu, 28 Oktober 2009

Ade Untuk Pasya....

Hem... Ga terasa waktu berlalu begitu cepatnya, 2 tahun sudah usia Pasya, 3 tahun sudah usia pernikahan aku dengan Ayahnya. Semua berlalu seperti tanpa gelombang, semua berjalan mulus, tanpa kerikil yang berarti. Aku tau rumah tangga ini masihlah rentan, tapi aku dan Mas berusaha membangun pondasi kuat di bawahnya. Kami ingin menciptakan "tanah subur" untuk Pasya dan adik-adiknya kelak tumbuh. Mereka tidak boleh tumbuh dalam lingkungan yang salah, lingkungan yang "kotor" dan lingkungan yang nantinya akan membuat mereka menjadi individu yang "cacat".
Adik Pasya yang belum juga hadir di tengah - tengah keluarga kecil kami, sama sekali ga merubah kebahagiaan kami. Kami tetap bahagia, tetap semangat menjalani hari dan tetap ceria menyambut masa depan yang lebih baik lagi. Mungkin Allah masih ingin memberi waktu Pasya untuk bisa lebih lama bermanja - manja dengan kami. Y maklumlah sebagai orang tua pekerja, kami sulit meluangkan waktu untuk Pasya. Jadi tak heran lah kalo kadang Pasya jadi sangat manja dengan kami. Bangun tidur nangis minta gendong, mau tidur minta di ciumin, belum lagi lengketnya yang ga ketulungan, maunya nempel aja.
Pasyaku... Ternyata di balik sikap mandirinya, masih terselip sikap manjanya yang kadang overdosis, tapi aku suka.

Sabtu, 24 Oktober 2009

Apa seh maumu??!!

Berkali - kali aku berhadapan dengan orang ini, rasanya gemes banget. Gimana ga, segala kesabaran telah aku kerahkan untuk menghadapinya, tapi tetep aja orang itu nyebelin. Minta aku tanggung jawab atas apa yang ga aku lakukan, udah aku sanggupi, eh malah makin semena -mena aja. Aku memang hanya orang biasa, tapi aku juga masih punya harga diri. Aku ga mau di menginjak - injak aku seperti sampah. Dulu boleh, saat aku masih jadi bawahannya, masih "makan" dari uang dia, tapi sekarang.... Ga akan!!!
Aku ga habis pikir, apa seh maunya dia???
Datang ke rumah aku berkali - kali, hanya untuk "mengintimidasi" keluarga aku, memfitnah aku di depan teman sekantor aku, bahkan di depan suami aku sendiri. Ga malu apa dia??!! Keluarga aku lebih tau siapa aku, gitu juga dengan teman - temanku, apalagi suamiku.
Hem...
Kesabaranku memang sedang di uji, aku ga boleh terpancing sama dia. Aku ga boleh jadi orang yang justru ikutan gila kaya dia. Ga akan!!!

Jumat, 23 Oktober 2009

Bukan Jaminan..

Penculikan sekarang sedang marak terjadi di mana - mana. Baru aja kemaren, seorang anak kecil di culik di depan rumahnya sendiri. Bagaimana mungkin, padahal sang orang tua mengawasi dari dalam rumah?? Mungkin itulah yang di katakan, bukan jaminan bahwa dengan adanya kita, sebagai orang tua, ada di sekitar anak - anak kita, keselamatan mereka bisa lebih baik.
Yang di butuhkan adalah kewaspadaan kita sebagai orang tua, dan ketangkasan kita meracik keadaan yang ada, sehingga anak kita betah di rumah jadi mereka ga terpancing untuk main di luar. Jujur, aku ga habis pikir dengan ulah para manusia yang tak punya belas kasih itu, apakah mereka tidak pernah berfikir tentang anak mereka sendiri nantinya.... Sungguh terlalu!!
Ya Allah, aku berlindung kepadaMu, dari segala yang buruk dan yang jahat, jangan sampai terjadi sesuatu ya Allah terhadap anakku.....Amin.

Senin, 12 Oktober 2009

Anakku oh Anakku...

Tadi malam Pasyaku manja banget.... Aku yang lagi "sibuk" buka-buka koran di carinya sambil berteriak memanggil namaku "Bunda, Bunda....Ayah Bunda mana??" Aku sengaja diam tak menyahut, lalu dia menemukan aku di kamar depan sambil memegang koran. "Sedang apa Bunda..." Ah bahasanya memang baku, terlalu bagus untuk di sampaikan ke orang dewasa yang selalu memakai bahasa yang tidak beraturan. "Bunda sedang baca koran....Pasya jangan ganggu ya?!" Jawabku sambil memintanya duduk di sebelahku.
Dia naik ke atas kasur dan duduk diam... Lalu tak lama, lompat lagi turun kasur dan berlari ke Ayahnyab di kamar sebelah. Aku kembali "sibuk" dengan rutinitas membacaku. Tak lama, Pasyaku kembali berlari keluar kamar, sambil menarik tanganku ke kamarnya. "Pasya mau bobo sama Bunda.." Aku mengangkatnya ke atas kasur dan mulai menidurkannya. Lalu dia memegang pipiku dan berkata lembut "Cium dong Bunda....Pasya mau tidur di cium Bunda". Ya ampun...Aku sontak menciumi pipinya yang halus. Manja dia menempelkan pipinya di bibirku. "Lagi Bunda..." tariknya saat aku mulai melepas ciumanku. Akhirnya sepanjang malam Pasya tertidur sambil aku ciumi pipinya.
Dia sudah besar, 2 tahun sudah dia menemani hari-hari aku dan Ayahnya. Bahagia, rame dan menyenangkan pastinya punya anak secantik dan secerdas Pasya. Anankku, anakku..mungkin dia merasa sindroma dengan perubahan "iklim" waktu kerjaku yang sudah 1 minggu ini. Makanya dia jadi manja, tapi aku suka bermanja-manja dengannya, Putri Cantikku.

Sabtu, 10 Oktober 2009

Menapaki Hari Baru...

Menapaki hari baru di sebuah tempat baru yang belum genap 1 bulan aku jajaki. Aku terlena dengan suasana indah atmosfer yang di suguhkan di sini. Tidak besar memang, tapi rasanya lebih dari cukup untuk aku bernafas lega setelah sekian lama terkungkung dalam kepenatan jiwa.
Aku bersyukur Allah masih sangat sayang padaku, segala kemungkinan yang aku jajaki membawa kebaikan untuk semuanya. (amin, semoga..) Aku berfikir keras membuka kembali memoriku yang telah aku pendam, untuk sekedar "menghangatkan" aktifitas masa lalu. Aku di fitnah, di "hajar" dengan kata-kata yang sebenarnya tak pantas di ucapkan. Aku sadar, aku hanyalah manusia yang mengais rezeki dari tempat itu (dulu), tapi apa karena itu, aku lalu di campakkan begitu saja, di tuduh dengan segala macam tuduhan??!!
Aku menjerit dalam hati, tapi suami dan teman-temanku setia membela, mereka berteriak akan keadaanku. Bahkan ada yang rela membela jika aku terluka. Aku tak ingin lari dari kenyataan, tapi bagaimanapun aku tak ingin kembali ke tempat itu, kembali membuka lukaku yang belum juga terlalu kering. Aku ga sanggup...sakit, perih.
Allah tidak pernah tidur, aku tau itu. Dan denganNya lah sekarang, aku bergantung. Aku tak ingin lagi "menangisi" keadaan, tapi aku harus bangkit. Melawan dan berteriak dengan segala fitnah ini, aku ingin namaku kembali bersih, setidaknya di mata si Penguasa itu. Semoga segera...

Selasa, 29 September 2009

Mohon Maaf Lahir Batin ya…

Ga terasa yamudik_lebaran, Ramadhan yang penuh berkah telah berlalu. Idul Fitri kita jelang juga. Hem, mudik lagi deh…hehehehe. Seperti tahun sebelumnya, Aku dan Mas juga Pasya mudik ke Purwokerto, tanah leluhur Suami. Dari sana kami lanjut ke Magetan, tempat kelahiran Eyang Kakung Pasya (Bapakku). Uh…kebayangkan bagaimana capeknya aku. Sampai di rumah aja ga bisa langsung istirahat. Ya tugas sebagai seorang Istri dan Ibu sudah menantiku. Bebenah rumah, bongkar seluruh isi perbekalan sampai menata kembali rumah yang sempet 1 minggu terbengkalai. Malam harinya ga kebayang bagaimana rasanya badan ini, capek bukan maen…Ya itulah romantika mudik. Tahun ini terasa beda karena akhir nya Mas setuju dengan ajakan aku untuk jalan-jalan selama kami mudik, jadi mudik kali ini ga monoton di Rumah aja. Aku mengunjungi Batu Raden, tepat wisata yang jadi kebanggaan masyarakat Purwokerto. Lalu hari berikutnya kami mampir di Aquarium raksasa, masih di Purwokeidul fitrirto juga. Selama di Magetan kami juga mampir ke Sarangan, telaga yang belum pernah di liat sama Mas…hehehehe, norak!! Nikmat juga mudik kali ini, walaupun cucian kotor setumpuk, badan pada pegel, otak juga ngebul tapi jiwa refresh banget!! Moga aja deh kita bisa menjalani hari lebih baik lagi kedepannya. Amin…. Minal Aidin Wal Faidzin ya, Maafkan lahir Batin.

 

 

Minggu, 13 September 2009

1 Minggu Yang Tersisa...

Ga terasa tinggal 1 minggu lagi kebersamaan aku di barak perbudakan itu... Hem, kangen??!! Ga lah ya!!! Aku kangen sama teman - teman ku yang mengalami semua masa sulit yang pernah aku alami, tapi tidak pada barak itu. Sama sekali tidak... Aku malah sangat bersyukur waktu aku di sana hanya tinggal 1 minggu lagi. Ga kebayang kalo aku harus tinggal di sana lebih lama lagi. Kasian teman - teman yang masih tertinggal di sana. Tapi keputusan haruslah di ambil, tetap bertahan atau hengkang, itu 1 harga mati.
Boss sama sekali ga berubah, semua masih sama, masih tetap teriak - teriak dengan lengkingan suaranya yang mirip tikus kejepit. Belum lagi bentakan - bentakan yang menghujam hati, sungguh polusi suara yang sangat mengganggu. Sekarang malah Istri Boss yang dulu diam, tak bergeming, sekarang mulai menunjukkan gejolaknya. Bagaikan lalat, kehadirannya justru membuat kami makin jijik, geli dan ribet untuk berurusan dengan barak itu. Hem...Sungguh 1 pasang manusia yang meribetkan. Tapi tenang, 1 minggu lagi aku akan hengkang dari sana. Kebebasan aku akan tertebus sebentar lagi, 1 minggu lagi......HORE!!!!!

Sabtu, 05 September 2009

Menghitung Hari...

Alhamdullilah ya Allah, akhirnya hari ini aku tanda tangani Surat Pernyataan aku di Terima di kantor yang baru. Em.... Lega, sekaligus sedih. Lega karena terlepas dari beban "perbudakan" yang selama ini aku terima, sedih karena harus berpisah dengan teman - teman terbaik. Aku telah mempersiapkan semuanya, dari mulai kebiasaan bangun pagi yang nanti harus aku jalani (karena tempat kerjaku lebih jauh..), sampai kemungkinan terkecil yang nantinya akan aku hadapi. Hem..Allah memang baik. 
Baru aja, Jum'at kemaren Boss bikin perkara lagi. Satu "korban" lagi jatuh. Ya Accounting aku, lemas tergeletak tak berdaya di semprot Boss. Air matanya pun deras mengalir, seolah tak peduli lagi dengan kondisi kantor yang ramai. Ya ampun, ternyata Boss ga belajar juga dari kesalahan - kesalahannya. Aku yang rencananya saat keluar nanti akan "pamit" secara baik - baik, kembali berfikir, dan memutuskan untuk TIDAK melakukannya. Buat apa pamit pada orang yang tidak mengenal sopan santun. Untuk apa juga kita menghargai orang yang tidak pernah menghargai kita, ya kan??!!
Bagi aku, pengalaman kerja dengan dia telah memberikan aku banyak pelajaran. Terutama menghargai orang lain. Bagaimana pun besarnya kita, kuatnya kita, kita masih butuh orang lain. Ga pantas kita sombong dengan mengangkat kepala kita tinggi - tinggi dan menutup mata terhadap orang lain. 
Sekarang.. Aku tinggal menghitung hari kebersamaan dengan teman - teman terbaik, dan memberikan kenangan terbaik pula untuk mereka.

Sabtu, 29 Agustus 2009

Allah ga pernah Tidur..

Allah memang tidak pernah tidur. Kapanpun kita meminta padaNya, Allah pasti medengarkannya. Alhamdulillah...Usahaku mengirim lamaran demi lamaran, interview demi interview membuahkan hasil juga. Aku mendapatkan kesempatan untuk bekerja di tempat yang baru. Sujud syukur aku dan Mas panjatkan untuk karunia ini. Rencana sabtu ini aku tanda tangan kontrak kerja untuk masuk per 1 Oktober, tapi Manager aku menjadwalkan ulang sampai Sabtu depan. Hem..sempet Bt juga seh, kenapa harus di tunda. Tapi aku ga berfikir negatif, di pesan singkat yang Manager aku kirim tadi, Beliau ijin mengantarkan Istri & Anak nya ke RS. Berarti Beliau memang sedang berhalangan, Insyaallah Minggu depan ga ada lagi halangan. Amin. Suasana kantor sudah sangat tidak bersahabat, setiap saat teriakan-teriakan selalu bergema dimana-mana. Siapapun sekarang selalu kena marah, dari mulai kami karyawannya, Istrinya sampai OB (Office Boy). Hem....bener-bener ga berpendidikan banget ya, marah-marah kemana-mana, sama siapapun. Ya Allah...Insyaallah awal Oktober aku sudah di tempat baru. Amin.

Minggu, 16 Agustus 2009

Working Mom..

Membaca buku La Tahzan for working mothers karangan Izzatul Jannah, membuat saya merasa tak sendiri dengan permasalahan yang saya hadapi di kantor. Betapa tidak, dalam buku tersebut di ceritakan oleh kurang lebih 15 Ibu Bekerja dengan berbagai problematika yang di hadapi. Tidak sedikit yang mengalami hal seperti saya. Saya harus "rela" meninggalkan buah hati di rumah untuk sekedar menjadi berarti bagi suami dan keluarga (walaupun tanpa bekerjapun kehadiran saya bagi Pasya dan Suami telah sangat berarti, kata Suami), dengan bekerja maka saya juga di tuntut "lebih" pandai membagi waktu antara tugas kantor, rumah dan waktu untuk diri saya sendiri. 
Saya tidak lagi bisa santai menikmati waktu luang saya sepulang kantor, karena saya masih harus membereskan beberapa pernak-pernik rumah dan kebutuhan yang harus saya dan suami bawa kekantor keesokkan harinya. Saya juga harus lebih tau diri, untuk "membayar" waktu kebersamaan saya dan Pasya yang jauh berkurang karena keberadaan saya di kantor. Tapi saya lagi-lagi tidak sendiri. Banyak Ibu bekerja di luar sana yang juga terbiasa menjalani rutinitas seperti saya. Pasya juga tidak sendiri, banyak kakak-kakak lain, juga adek yang usianya jauh di bawah dia harus berpisah sementara karena Ibu mereka bekerja. 
Tapi diam-diam terselip perasaan bangga, karena saat gajian tiba, ada sebuah kebahagiaan "kecil" dalam hati saat saya bisa membawa pulang buah tangan untuk Pasya. Hem... Romantika luar biasa yang sampai detik ini saya belum bisa menemukan kata yang tepat untuk menggambarkannya. Terngiang dalam benak saya kata-kata seorang teman "Kamu ga harus bekerja untuk bisa menjadi berarti bagi keluarga, dengan menjadikan anak-anakmu menjadi orang hebat itu sudah sebuah pengabdian" Ya, memang...kata-kata teman saya tidaklah sepenuhnya salah, tapi dengan bekerja saya menunjukkan pada Pasya bahwa kita sebagai Wanita juga bisa berkarya, dan menjadi berguna bagi keluarga. Kita juga jadi lebih "sempurna" menjadi wanita, selama apa yang kita kerjakan tidak lepas dari kodrat kita sebagai wanita dan Ibu. Apalagi jika suami dan keluarga juga mendukung apa yang kita lakukan....
Terima kasih untuk suamiku tercinta, yang dengan tulus telah memahami dan mendukung keinginan istrinya ini untuk sekedar menjadi berarti dalam bentuk pengabdian yang lain dari kodrat saya sebagai Istri dan Ibu. Juga untuk kesanggupannya menunggui saya lembur dan menjemput saya setiap hari, sungguh cintamu tak bisa aku gambarkan di sini, biarlah ke Maha-an Allah yang membalasnya. Untuk Pasya (dan calon adik-adiknya), semoga kalian mengerti perjuangan Bunda, dan bisa memberikan Bunda banyak maaf karena kalian tidak bisa merasakan kebersamaan dengan Bunda sepanjang waktu. Bunda cinta kalian lebih dari apapun....

Minggu, 09 Agustus 2009

Aku Kalah....

Akhirnya aku Kalah.... Air mataku tumpah jua. Ga sedikitpun aku ingin menangis, tapi rasanya hari itu hatiku sedang mellow. Aku kalah, dan tergugu dalam tangis. Perdebatan itu di mulai saat aku belum juga sempat menginjakkan kaki di kantor, ya, aku masih dalam perjalanan menapaki langkah menuju kantor, tapi teriakan-teriakan itu sudah membahana di telepon genggamku. Ya Allah, aku lemas... kakiku rasanya mati rasa, ga pengen rasanya aku langkahkan kakiku ke kantor. Sudah terbayangkan bagaimana terkutuknya tempat itu. Tapi aku ga mau di cap sebagai pengecut, lari dalam ketidakberesan pekerjaanku. Aku harus berani menghadapi hari ini, walaupun akhirnya mungkin akan berat. 
Di ruangan tak dapat lagi aku tahan. Tumpahlah segala kegundahan hati selama ini. Aku menangis sejadinya di telpon mengadu pada Ayahnya Pasya, (belahan hati yang paling benci mendengar aku mengeluh tentang tempat kerjaku, karena baginya tempat itu bukanlah tempat yang layak untuk bekerja, melainkan tempat "perbudakan"). Aku tak bisa membendung lagi air mata yang tumpah, semua keluar begitu saja. Ku ulang-ulang kata yang sama setiap kali "Yang, Ade capek...capek dengan semua ini". Mas sangat mengerti dengan kata-kataku, siapa juga yang tahan dengan deraan caci maki yang hampir tiap saat aku dan rekan sekerja dapatkan. Dengan sedikit menenangkan Mas bilang "Ade pulang aja, kalo udah ga kuat keluar aja..ga usah di paksakan." Ya, selalu kalimat itu yang aku dapatkan saat aku sedang mellow soal pekerjaan. Ga ada jalan lain selain menyudahi semua penderitaan ini dengan cabut dari sini. Karena ga mungkin merubah karakter Si Boss yang psikopat, ga mungkin....
Ehm...
Aku mengambil nafas dalam, diam dan merenung. Dengan seorang teman aku diskusi tentang keadaanku sekarang. Ia menanyakan kenapa aku masih bertahan juga sampai sekarang. Aku menjawab simple, karena belum lagi ada tempat baru yang bisa memberikan aku pencerahan yang lebih baik. Ya, satu tempat yang lebih baik belum juga aku dan rekan semua dapatkan. Kami masih "terkungkung" dalam satu tempat pengap ini tanpa menemukan jalan keluar yang terbaik. Ya Allah...Aku kalah, namun aku tetap berusaha bangkit dan Ikhtiar untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih baik lagi. Bukakanlah jalan untuk kami Ya Allah, agar kami bisa segera keluar dari "neraka jahanam" ini. Amin

Rabu, 29 Juli 2009

Kepercayaan...

Ternyata kepercayaan itu harganya mahal banget.. Aku ga menyangka bisa mendapat pelajaran berharga dari sebuah kepercayaan. Buat aku yang namanya kepercayaan itu sebuah bentuk penghargaan kita terhadap orang lain. Bagaimana kita bisa menghargai orang lain, jika kita tidak bisa mempercayai dia. Ehm..di kantor aku sama sekali ga mendapatkan yang namanya kepercayaan. Setiap apapun yang aku lakukan ga pernah di percaya. Aku seh ga keberatan, karna aku tau aku berhadapan dengan orang yang ga pernah bergaul dengan manusia,hahaha..ups. Sekarang aku belajar untuk lebih menghargai orang lain dengan memberikannya kepercayaan, karna orang lain yang di beri kepercayaan pun akan lebih menghargai kita.

Minggu, 19 Juli 2009

Kegundahan Hati...

Beberapa hari belakangan ini topik pembicaraan aku dan Suami ga beranjak dari soal bisnis. Ya, kami memang sedang merancang Bisnin masa depan kami. Kami sadar, status kami sekarang sebagai karyawan tidaklah mungkin bisa selamanya menunjang kehidupan kami. Pasti ada saat di mana kami terpuruk dengan puluhan karyawan lainnya menanggung malu karena PHK. Itulah yang sedang kami persiapkan sekarang, PHK. Kami tidak mau nantinya kami hanya mewariskan rasa malu pada anak-anak kami, karena Ayah-Bundanya hanyalah seorang Pengangguran. 
Suami, sebagai kepala rumah tangga, sangat sadar akan hal itu. Dia juga ga ingin hanya mengandalkan gajinya semata sebagai Karyawan Swasta. Kami memang ga mungkin mengandalkan Pensiun, karena lagi-lagi, kami hanyalah seorang Karyawan Swasta. Suami menanyakan, bisnis apa yang sosok untuk kami. Bisnis yang mungkin bisa membuat hidup kami jauh lebih baik lagi. Ya semua orang juga sadar, penghasilan sebagai seorang Pengusaha, pastilah jauh lebih besar dari pada Karyawan. Aku mulai melirik kemampuan Suami sebagai pengelola Web, aku mencoba menyarankan dia untuk membuka freelance sebagai pembuat dan pengelola web. Mungkin pada awalnya pendapatan kami belumlah besar, tapi setidaknya kalo kami tekun, InsyaAllah pasti akan lebih baik lagi nantinya. Sambil aku juga mulai mencari-cari usaha apa yang bisa kami lakukan untuk ke depannya, juga agar kami bisa wariskan untuk anak-anak kami nantinya. Ada ide?? 

Minggu, 28 Juni 2009

Cuma 3 Hari kerja...

Ehm..lagi-lagi Big Boss bikin ulah, gimana ga, di kantor Senen lalu baru aja di terima OB (Office Boy) baru, tapi baru kerja 3 hari, eh langsung di pecat tanpa alasan yang jelas. Katanya seh, waktu OB itu pergi sama dia, dia denger OB angkat telp terusjanjian untuk ketemu orang besok, nah pas banget besoknya OB itu ga masuk, hem...kira-kira ada apa ya??!! Aku seh ga peduli sama semua itu, aku cuma bingung aja, kok Big Boss selalu aja bikin ulah...Ampyun deh!!!

Senin, 22 Juni 2009

Malez banget neh..

Malez banget deh rasa nya hari ini. Gimana ga, hari ini hari senin, hari di mulai nya hari. Tapi hari ini Boss ada jadwal keluar kantor, itu arti nya seharian dia bakal stay di kantor.. Uh bener-bener ng-betein banget kan??!! Sabtu kemaren badan Pasya keluar bintik-bintik merah, aku pikir biang keringat biasa, trs aku tanya nyokap deh.. Ternyata itu campak. Em, aku paham deh kenapa beberapa hari lalu dia panas, mungkin karena campak nya mau keluar. Aneh juga seh.. Karena Pasya udah di imunisasi campak. Ya mungkin karena faktor laen, jadi dia kena campak. Tadi pas aku mau berangkat kerja, dia jadi rewel banget, ga mau lepas dari aku... Uh jadi tambah males aja kerja, pengen selalu sama dia, kasian dia, makan nya tambah susah, untung minum susu nya masih stabil. Uh..malez!!

Jumat, 19 Juni 2009

Susahnya Ijin....

Kamis kemaren Pasya panas, badannya memang tidak demam tapi suhu nya tinggi banget, bikin aku dan Ayahnya khawatir. Tentu saja obat penurun panas sudah aku minum kan, tapi panasnya belum turun juga. Jum'at pagi panas Pasya belum berkurang, walaupun ga rewel tetap aja dia jadi aga manja. Kemana-mana minta gendong, mungkin karena badannya ga enak. Dia juga jadi pengen selalu lengket sama aku dan Ayahnya. Karena sudah masuk hari ke-2, maka aku dan Ayahnya memutuskan untuk membawanya ke Dokter Lauretz, langganan Pasya. Hem, mau ga mau harus ijin datang kerja siang neh, karena paginya harus antar Pasya ke RS Mayapada.
Jam dinding udah jam 07.00 pagi, Dr. Laurentz praktek jam 09.00, masih banyak waktu untuk mandi, sarapan dan mempersiapkan semuanya. Tapi aku bukan gelisah memikirkan waktu yang masih lama. Aku sedang "asyik" berkutat dengan lamunanku memikirkan alasan apa yang harus aku pakai untuk ijin ke kantor. Masih teringat dalam pikiranku, beberapa hari lalu OB (office boy) kantor di pecat hanya karena dia ijin tidak masuk kantor, tapi ijinnya dadakan. Sedangkan sebelumnya udah di umumkan ijin harus 1 hari sebelumnya. hem...repot.
Aku ambil HP, lalu tanpa pikir panjang aku ketik SMS ke Boss, ya lagi-lagi ada peraturan aneh, kalo kita ga masuk, ijin HARUS LANGSUNG ke Boss, em...repot banget. Aku minta maaf dulu karena ijinku kali ini dadakan (kan sakit Pasya juga tanpa rencana kan...), aku harus meluangkan waktu untuk mengantar Pasya ke Dokter. Aku kirim pesan itu, dan ga lama aku mendapat balasan sms, jawabannya YA. Ah lega banget, akhirnya aku bisa mengantar Pasya ke Dokter tanpa terbebani keribetan-keribetan ijin kantor lagi.
Sekarang tinggal tunggu panggilan daftar nama Pasya di panggil, sambil siap-siap jawaban lagi, kalo-kalo saat aku ke kantor siang nanti Boss tanya macem-macem. Ah...ribet banget ya hidup!!

Minggu, 07 Juni 2009

Cinta ga' harus memiliki??!!

Lagi-lagi isi blog saya kali ini adalah sebuah curhat dari beberapa teman saya yang sampai saya terbitkan tulisan ini, mereka belum juga menemukan cinta sejatinya.... Saya selalu berusaha memaknai semua curhat mereka sebagai bentuk cerita yang menarik yang bisa saya ambil beberapa hikmahnya terhadap kehidupan saya sekarang. Mereka bercerita tentang kegundahan hati mereka yang sampai sekarang belum juga bisa merasakan seperti apa yang saya rasakan. Ya menikmati indahnya berkeluarga. Mereka juga bercerita tentang hubungan yang sedang mereka bina dengan pasangan tidaklah mengalami banyak kemajuan, bahkan beberapa mengalami jalan di tempat. Hem....
Saya mencoba jujur pada mereka, bahwa apa yang mereka alami bukanlah hal yang aneh, banyak beberapa pasangan yang mengalami hal yang sama. Yang perlu di pahami adalah, Cinta haruslah realistis, dan bisa menerima segala konsekwensi. Bahwa Cinta adalah 1 hal yang tidak mungkin bisa kita paksakan. Bahwa Cinta ga selalu harus saling memiliki.... Nah kalimat terakhir saya ini yang banyak mendapatkan tentangan dari teman-teman saya. Mereka menganggap bahwa semua hal adalah sia-sia saat kita tak bisa saling memiliki. Tapi saya kembali menjelaskan, bahwa karena Cinta itulah kita harus bisa berbesar hati melihat pasangan kita bahagia, toh pasti akan ada pengganti terbaik juga untuk kita, ya kan...
Hem... Semua memang tidak bisa di jelaskan dengan kata-kata, apa yang mereka rasakan sekarang mungkin adalah sebuah bentuk kecemasan sederhana dari "ketidakberdayaan" mereka terhadap hubungan yang sedang mereka bina, ya saya mencoba maklum. Toh curhat mereka tidak perlu di tanggapi dengan nada sinis atau paksaan untuk menerima masukkan dari saya kan...

Sabtu, 30 Mei 2009

Parno....

Selama saya kerja di kantor saya yang sekarang, banyak hal yang menurut saya (juga teman-teman lainnya) menunjukkan banyak kejanggalan. Bagaimana tidak, semua lini bersandar hanya pada 1 keputusan, yaitu keputusan Boss. Memang, apapun yang kita lakukan pasti keputusan Boss lah yang menentukkan, tapi di kantor saya hal tersebut sangat tidak bisa di tolerir. Hampir semua hal harus di diskusikan sama Boss, walaupun hanya sekedar memberikan data sepele ke customer. Seperti halnya kemarin, saat teman saya, bagian Accounting mendapat telp dari kantor pajak. Boss bertanya dari A-Z, seperti kita itu tertuduh atau penjahat. Padahal kantor pajak hanya ingin minta kelengkapan data perusahaan saja, ga lebih. Tapi rasanya Boss begitu parno, sampai ga percaya dengan keterangan yang di sampaikan teman saya.
Saya di panggil masuk keruangannya, di introgasi mengenai telpon tersebut, maklum teman saya itu pegawai baru, tepatnya bulan Januari kemarin dia bergabung di kantor. Boss seolah ingin mencari second opinion mngenai telpon itu, tapi aku ga mau memberikan keterangan apapun . Aku ga mau nantinya keterangan aku justru menambah ke parno-an si Boss.
Ujung punya ujung, Boss diskusi sama teman aku, yang akhirnya di putuskan data tersebu boleh untuk di berikan ke kantor pajak. Ya ampun...hanya hal sepele gitu aja, rasanya kaya memutuskan 1 masalah yang besar, yang menyangkut kehidupan orang banyak. Orang kok parno banget, sampai ga percaya sama orang lain.

Rabu, 27 Mei 2009

"Merayu" Allah...

Sekarang ini saya sedang dalam masa "merayu" Allah. "merayu" untuk mendapatkan apa yang saya mau, yang saya yakin hanya Allah lah yang bisa memberikannya. Saya mencoba intropeksi diri, atas apa yang saya lakukan selama ini, mungkin masih sangat jauh dari apa yang seharusnya saya lakukan sebagai manusia. Saya masih mementingkan ego saya di atas kepentingan anak dan suami saya, saya juga masih "jauh" dari Allah. Bagi saya, rasanya mustahil untuk Allah mengabulkan so'a saya. Namun, entah dapat kekuatan dari mana, saya seolah semangat untuk "merayu" Allah agar Dia mau mendengar do'a saya, atau bahkan yang lebih nyata adalah dengan mengabulkannya. 
Saya tau, Allah sayang kepada saya...Allah juga ga akan pernah mendzalimi hambanya. Keyakinan saya itu, di amini oleh suami. Bahwa ga ada yang ga mungkin bagi Allah. Allah maha tau segala kebutuhan hambanya, jauh sebelum hambanya meminta. Sekarang hanya masalah waktu, dan kegigihan kita "merayu" Allah. Seperti halnya Pasya, saat dia ingin sesuatu, pastilah dia langsung merengek dan "merayu" saya dengan tangisannya. Segala hal dia lakukan, dari mulai menarik tangan saya, memanggil nama saya, sampai berteriak memaksa jika perlu. 
Itulah yang saat ini saya lakukan terhadap Allah. Saya berusaha "menarik" perhatian Allah dengan segala perbuatan saya (tentunya saya berusaha sebaik mungkin), saya juga "merengek" dalam setiap do'a saya, tak lupa saya "merayu"Nya dengan tangisan saya yang pilu. Kalo sudah begitu saya yakin Allah akan mendengar do'a saya. Kalaupun sampai saat ini belumlah terkabul, tentu Allah sedang menguji kesabaran dan kesungguhan saya dalam meminta, bukankah saat Pasya meminta sesuatu juga tak lantas serta merta saya kabulkan....
Saya selalu berharap, masa indah itu tiba. Dimana Allah mengabulkan do'a saya, dan menjadikan segalanya menjadi jauh lebih baik lagi. amin.

Sabtu, 23 Mei 2009

Restu Orang Tua...

Seberapa pentingnya seh peran Orang Tua dalam setiap langkah yang kita lakukan. Tentu kita tidak bisa memungkiri bahwa keberadaan kita sekarang pun adalah karena Orang Tua jua. Dari mulai di dalam kandungan Orang Tua telah menjadi bagian penting dalam kehidupan kita. Mereka menjadi sebuah tonggak kehidupan kita. Orang Tua yang memberikan "separuh nafasnya" untuk kehidupan kita, mereka jua yang memberikan "sebelah nyawanya" untuk kehidupan kita. Mereka yang rela bertaruh apapun yang mereka miliki hanya untuk kita, termasuk nyawanya sekalipun. 
Seorang teman bercerita kepada saya, bahwa dia terjepit keadaan dimana dia menghadapi di lema dengan Orang Tuanya. Dia telah menjalin kedekatan dengan seorang pria, namun entah karena alasan apa, Orang Tuanya tidak memberikan celah untuk hubungan itu. Lalu dia bertanya, haruskah dia "lari" dari Orang Tuanya, demi mengejar cintanya...atau haruskah dia "setia" mengabdi pada Orang Tuanya yang telah membesarkannya??!!
Saya diam..terpaku dalam pertanyaan yang sama sebagai seorang anak. Sebagai seorang anak yang juga memiliki cinta, tentu saya akan berusaha menggapai cinta saya, saya akan memperjuangkannya sampai saya benar-benar tidak dapat lagi untuk itu. Tapi naluri saya sebagai Orang Tua juga tak bisa berhenti berfikir, saya membayangkan hal itu terjadi pada Pasya kecilku kelak (jangan sampai ya Allah!!!...). Tentu saya sebagai Orang Tua akan sangat terluka dan kecewa kalo buah hati saya memilih jalan "lari" hanya demi kepuasannya. Saya lalu memberikan gambaran pada teman saya, bahwa sebagai anak kita hanya terbebani tanggung jawab atas diri kita sendiri, tapi setelah kita "naik kelas" 1 tingkat dari status kita sebagai anak, yaitu sebagai Orang Tua, maka tanggung jawab kita pun "naik kelas" 1 tingkat. Kita juga punya tanggung jawab terhadap keluarga kita, terutama anak-anak kita. Kita tak hanya bertanggung jawab terhadap kebutuhan fisik mereka, namun juga kebutuhan batiniah mereka. Salah satu nya seperti kasus di atas. Kalo anak-anak kita menghadapi kasus diatas, maka kita sebagai Orang Tua lah yang nantinya akan menjadi "tumbal" tanggung jawab atas apapun keputusan yang anak-anak kita ambil. Maka itu, jadilah anak yang bijak dalam mengambil setiap keputusan dalam hidup kita, terutama keputusan yang sangat besar, yang nantinya akan "menyeret" Orang Tua kita ke dalam pertanggung jawaban di kemudian hari. 

Rabu, 06 Mei 2009

Kami Cuma "Sapi Perahan"


Semua pasti tau kan, hewan yang namanya Sapi. Hewan yang warna tubuhnya di dominasi dengan warna putih, dan menghasilkan susu tentunya. Tapi aku bukan lagi ingin membahas Sapi yang sesungguhnya, melainkan "Sapi" dalam lingkaran yang lain. Kerja kami disini, ga lebih baik dari seekor Sapi Perahan. Setiap hari kami di paksa kerja mati - matian, loyal, dan banyak syarat lainnya. Tapi tak satupun "keistimewaan" yang kami dapatkan. Bahkan sebuah penghargaan dengan ucapan Terima kasih saja ga pernah kami dapatkan...
Semua ke-BT an aku memncak kemarin, saat Big Boss dengan tanpa tendeng aling - aling dan malu - malu menuduh aku memakai uang kantor. Alasannya sepele, karena dia merasa meninggalkan uang kas banyak saat keluar negeri, tapi uang itu sekarang habis, padahal menurut dia ga ada staff yang keluar, juga ga ada barang yang perlu di beli. Aku di panggil ke ruangannya, di sidang dengan sejuta pertanyaan yang menusuk. Aku ga jawab apa - apa, ga membela diri, ga juga menyangkal. Aku ga pengen menimbulkan kesan bahwa aku membela diri. Biar aja Allah yang menjawab semuanya.
Allah menjawab do'a ku. Ga lama, dia sadar bahwa hitungan dia salah, bahwa pengeluaran sesuai dengan uang yang dia kasih. Ya ampun, tapi setelah kejadian itu pun, dia ga minta maaf. Hanya membisik pelan " ternyata pengeluaran kita banyak ya..." Gubrak!!!!
Ya Allah...
Hanya Engkaulah yang menggenggam jiwa - jiwa ini, hanya Engkaulah yang Maha Mengetahui segala yang ada di bumi dan di langit. Biarlah hanya Engkaulah yang tahu apa yang terjadi, semoga semuanya menjadi pintu pembuka Rezeki untuk aku, jadi aku ga perlu kerja lagi di tempat ini, dengan Boss yang seperti dia. amin

Minggu, 03 Mei 2009

Boss Pulang...

1 minggu yang lalu Boss keluar negeri. Katanya seh untuk urusan kerjaan, tapi selebihnya ga tau deh... Maklum aja, namanya juga Boss kan, banyak uang, selain kerja bisa mampir sana - sini. Aku dan teman - teman kantor lainnya ga masalah dengan hal itu, bagi kami, kami bisa "bernafas" lega untuk 1 minggu saja, sudah sangat bersyukur....
1 minggu tanpa Boss ternyata bukanlah hal yang sepenuhnya menyenangkan. Bagaimana ga, Boss emang pergi, tapi Nyonya Boss tetep nongkrongin kantor, wal hasil "project" seneng - seneng yang kami rencanakan GATOT alias Gagal Total deh. Nyonya Boss ternyata ga kalah ribetnya dari pada Boss. Datang tiba - tiba ke ruangan, kasih kerjaan ini itu, yang kadang kerjaan itu sebenernya adalah kerjaan dia. Kalo ga gitu, telpon orang hanya untuk tanya hal - hal yang ga penting gitu...Ampun deh. 
Selasa ini Boss balik, ya Ampun. Ga terasa ya.... Kebebasan yang cuma sebentar itu sebentar lagi akan sirna. BT banget deh...

Sabtu, 11 April 2009

Pasyaku...

Lagi bener-bener bingung neh dengan tingkah polah Pasyaku yang semakin hari semakin aktif. Aku memang berusaha tidak menggunakan kata "nakal" dengan semua kerusuhan yang sudah dia timbulkan akhir-akhir ini, aku lebih suka menyebutnya aktif. Pasya masuk usia 19bulan, ga terasa makin banyak juga aktifitasnya, baik di rumah maupun di luar rumah. Kami kadang sampai kewalahan... Aku sekarang sedang "pasrah" dan mencari banyak informasi tentang kebiasaan Pasya membuang benda. Ga cuma botol susu yang sudah habis dia minum, tapi juga segala benda yang ada di dekatnya, jika sudah timbul rasa kesalnya, pasti benda itu jadi sasaran lempar. Ehm, awalnya seh memang ga begitu menggangu, tapi lama kelamaan, terasa mengganggu juga, apalagi jika di depan umum. Malu, kesel, beragam rasa muncul kalo Pasya sudah membuat ulah seperti itu.
Aku mesti gimana ya, sering kali aku membaca majalah pengasuhan yang memberikan masukan tentang pola asuh anak, tapi tetep aja bagi masalah aku sekarang teori-teori itu ga mempan. Aku lagi "berjuang" melawan hawa nafsuku sendiri untuk ga marah-marah melihat polah Pasya yang ngeselin. Tapi semua gerakan Pasya jauh di atas anak seusianya, dia juga sangat responsif. Dia juga sangat supel terhadap anak seusianya, kadang malah karena "keramahannya" banyak teman yang memuji aku. Aku bangga pastinya, bagaimana tidak, dengan tidak bermaksud membandingkan, banyak anak temanku yang sebaya dengan Pasya masih sangat kurang baik menanggapi respon sekitarnya.
Apakah teman punya saran yang bisa aku terapkan terhadap masalah yang sekarang aku hadapi, aku sangat berharap masukkan yang di berikan adalah masukkan yang memang sudah pernah di praktekkan dan berhasil, karena aku ga mau kebiasaan Pasya ini berkelanjutan sampai dia beranjak dewasa.

Jumat, 10 April 2009

Selamat Ulang Tahun, Cinta...

Selamat Ulang Tahun, Cinta....

Bertambah lagi 1th usiamu, tapi berkurang juga 1th umurmu. Diusiamu yang sekarang, aku berharap kau selalu bahagia, karena dengan kebahagiaan kau bisa menjalani hidup dengan lebih baik lagi. Di usiamu sekarang, aku berdo'a kau selalu di berikan kesehatan, karena hanya kesehatanlah rezeki terbesar dari Allah yang bisa kita rasakan. Harapanku kau selalu menjadi orang yang sabar, sabar dalam menjalani liku kehidupan ini, sabar menjadi pendamping aku, istrimu yang penuh kekurangan ini, serta sabar mendampingi anak-anak kita menatap masa depan. Aku juga berharap kau selalu di berikan limpahan rezeki, agar kita bisa berbagi dengan saudara-saudara kita. Jangan lupa bahwa di luar sana akan banyak rintangan dan tantangan yang menghadang, jadikan Allah sebagai satu-satunya penolong bagimu, dan ingatlah selalu, Aku dan Pasya selalu menanti & berdo'a yang terbaik untuk mu....

Dihari bahagiamu ini, maafkan kami jika tak dapat memberikan hadiah yang menjadi harapanmu, semoga Cinta dan Kasih Sayang kami yang tak terkira dapat menjadi hadiah terbaik di hari ulang tahunmu, Selamat Ulang Tahun Cinta, Kami selalu menyayangimu.....

Senin, 06 April 2009

Psikopat

Mungkin mang Boss aku tuh Psikopat kali ya...Gimana ga, coba. Pagi-pagi datang marah-marah ga jelas juntrungannya, udah gitu pake acara pukul-pukul meja segala lagi. Ampun deh...Kepala rasanya sakit banget. Bentar-bentar dengar dia marah-marah, teriak-teriak. Ampun deh...Pengen banget segera mengakhiri semuanya, cabut ke tempat yang lebih nyaman. Kasian neh telinga sering banget kena radiasi suara...Tolong donk teman yang punya info tempat gawe yang nyaman, tolong diinfokan ke aku...Sebelum aku sakit jiwa.

Minggu, 29 Maret 2009

Orang Terkasih

Semalam saya nonton berita tentang musibah Situ Gintung bersama Pasya. Memang kejadiannya sudah 2hr yang lalu, tapi saya semalam kembali menontonnya, dan kali ini berdua dengan Pasya. Saya menunjukkan kepada Pasya bahwa ada dede bayi yang hilang, belum bertemu mamanya. Juga kakak yang menangis mencari mamanya. Dengan wajahnya yang polos, walau aku tau dia pasti belum mengerti yang aku bicarakan, tapi matanya tajam menatap kearah TV, seolah dia juga berempati dengan kejadian yang sedang terjadi. Pasya memang suka sekali melihat gambar dede bayi, atau kakak yang usianya tidak terlalu jauh dari dia. Kali ini Pasya melihat dede bayi dan kakak dalam situasi yang berbeda.
Bayi-bayi kehilangan kesempatan mereka untuk menatap masa depan, kesempatan untuk merajut kebersamaan dengan orang tua mereka. Saya ga tau bagaimana saya harus menjelaskan pada Pasya apa yang terjadi pada dunia akhir-akhir ini. Dimana dunia tak lagi bersahabat, bumi tak lagi aman untuk kita. Memang semuanya kembali kepada kita, kitalah penyumbang terbanyak segala kerusakan dan bencana yang terjadi sekarang ini. Lalu bagaimana saya menjelaskannya pada Pasya...Anak-anak tak berdosa itu terdiam kaku di tumpukkan puing-puing, bahkan tak sedikit mereka yang di temukan terongok di atas sampah-sampah, sungguh mengerikan pemandangan yang terpampang di TV. Saya menatap Pasya yang kali ini sedang asyik menikmati sebotol susu hangatnya, ya sebotol susu yang sekarang tak lagi bisa di nikmati oleh anak-anak itu. Saya memeluknya dan menciumi wajah mungilnya, sambil berbisik "Bunda sayang Pasya..." seolah mengerti, Pasya juga menciumi pipi saya. Ah betapa sejuk hati ini. Saya tak sanggup membayangkan kebahagiaan ini akan "hilang", seperti pemandangan di TV. Saya selalu berdo'a..."bahagiakan orang-orang terkasih saya Allah, karena saya tak akan sanggup kehilangan mereka."

Rabu, 25 Maret 2009

Kamu Masih Terlalu Kecil

Kemaren aku jalan sama Pasya di Ruko dekat rumah. Ga di sangka dia mau jalan sendiri, padahal biasanya dia paling susah untuk jalan sendiri, maunya gendong. Aku seneng banget liat dia jalan sendiri tanpa aku gandeng, jalan dengan "Percaya Diri" nya di tengah lalu lalang orang banyak. Lucu juga ya ngeliat dia jalan dengan sepatu kecilnya, bunyi juga gitu...cit,cit,cit. Ga terasa waktu berlalu begitu cepat, rasanya baru kemaren aku duduk bersanding sama Ayahnya di pelaminan, eh sekarang bidadari cantikku sudah sebesar itu. Ya bulan ini Pasya kecilku sudah 1.5thn...sudah pintar jalan, ngocehnya juga tambah banyak dan lucu banget. Rasanya lama-lama di kantor udah ga nyaman lagi pengen cepet-cepet pulang aja. Melihatnya berada di tengah orang dewasa, membuat aku khawatir. Ternyata dia masih terlalu kecil untuk bisa sejajar dengan orang dewasa. Banyak orang dewasa yang terkadang minggir melihatnya jalan, mungkin karena takut nabrak Pasya. Nak, Bunda khawatir banget sama kamu. Berada di tengah orang dewasa sekarang ga seaman dulu. Banyak mata-mata tajam dan nakal yang kadang menatap tubuh mungilmu...Bunda takut dan ngeri membayangkannya.Nak, dunia ini sekarang ga lagi ramah. Banyak tangan-tangan jail yang ingin menjamahmu. Ya allah tolong lindungi Bidadari kecilku...

Minggu, 22 Maret 2009

Diam

Pernahkah kita menyempatkan diri kita untuk sejenak diam. Banyak rutinitas yang kita lakukan, juga banyak waktu yang kita habiskan setiap harinya. Tapi, pernahkah kita berfikir untuk sejenak diam, mendengarkan "suara" alam yang menyeru pada kita. Hari ini saya menerapkan hal itu. Saya mencoba untuk diam sejenak saat Pasya mencoba menarik perhatian saya. Seharian ini memang dia terlihat cengeng, lebih dari biasanya. Mungkin hal itu wajar, melihat kenyataan yang terjadi, bahwa setiap harinya saya selalu meninggalkannya untuk sibuk berkutat dengan rutinitas kantor. Hari ini saya mencoba cuek dengan ulah Pasya yang tidak henti-hentinya mencoba "mencuri" perhatian saya. Dari mulai merengek minta susu, menangis minta naik sepeda, sampai nangis untuk hal yang saya sendiri ga mengerti tujuannya untuk apa. Awalnya memang saya memberikan apa yang dia minta, tapi lama-lama yang dimintanya semakin "aneh-aneh" dan membuat saya menjadi "gemes" juga dengan polahnya. Saya lalu menggunakan aksi diam. Ya diam tanpa kata yang keluar, tidak marah, ngomel ataupun tersenyum. Hanya diam tanpa kata-kata. Awalnya dia masih merengek meminta perhatian saya. Tapi tak lama kemudian, dia diam...Diam sendiri dan mengambil botol susunya lalu tidur. Saya sempat bingung, tidak menyangka cara yang saya gunakan berhasil juga. Ternyata kadang kita hanya butuh reaksi diam untuk menyelesaikan masalah yang kita alami. Lalu kenapa kita harus menghabiskan energi kita untuk marah-marah, bukankah...diam lebih indah.

Sabtu, 21 Maret 2009

Pemilu...


Ga terasa bentar lagi Pemilu... Kurang lebih 2 minggu lagi ya kita sambut hari yang biasa di sebut Pesta Demokrasi. Aku kadang pesimis dengan keadaan yang ada sekarang. Mungkinkah nantinya semuanya akan berubah menjadi lebih baik lagi... Apa mungkin??!!
Banyaknya kejahatan yang ada sekarang, membuat aku semakin miris. Aku seorang Ibu bekerja, hampir setiap hari aku "meninggalkan" buah hatiku di rumah sendiri. Ya walaupun tetap dalam pengawasan Eyangnya, tapi tetap saja aku tidak tenang karena keadaan sekarang yang kurang bersahabat. Tapi aku tidak melihat perubahan yang di buat oleh Pemerintah. Apa sih yang sekarang mereka lakukan.. Kejahatan makin merajalela, bahkan sekarang para penjahat semakin "berani" melakukannya di depan umum.
Sekarang, apa yang harus kita harapkan dari Pesta Demokrasi yang sebentar lagi akan kita jelang??!! Lalu apa yang harus kita benahi sekarang, Pemimpinnya kah, atau sistemnya??!! Mari kita pakai hati kita untuk melihat lebih jauh lagi, mana yang baik untuk kita. Mana yang dapat memberikan kita perubahan yang lebih "sehat" lagi....

Rabu, 25 Februari 2009

Ga ada yang sia-sia koq.....

Kata orang,apapun yang kita lakukan ga akan pernah ada yang namanya sia-sia. Semuanya pasti ada hikmahnya, setidaknya ada pelajaran yang bisa kita ambil dalam setiap hal yang terjadi dalam hidup kita. Masa seh.. Kadang aku suka kesel sama hal-hal yang berjalan ga semestinya aku mau. Aku kesel sama hal-hal yang menurut aku udah aku usahakan sepenuh hati, tapi hasilnya ga bisa maksimal..
Manusia emang ga sempurna,bahkan dalam setiap usahanya pasti akan tetap ada kemungkinan gagal ato salah, tp kenapa ya sulit rasanya berbesar hati menerima kegagalan?! Seolah kegagalan tuh aib yang wajib kita sembunyikan...
Pernah ga seh kita merasa kegagalan yang terjadi pada diri kita adalah karna kesalahan orang lain?! Kadang aku merasa begitu. Kadang aku merasa kegagalan ato kesalahan yang terjadi adalah ga sepenuhnya kesalahan aku,tp ada "campur tangan" orang lain.
Perlu "kerja keras" yang ekstra untuk bisa menerima kegagalan. Apalagi untuk bisa bangkit menatap masa depan yang lebih baik lagi...Tapi, aku mencoba menemukan makna kata-kata orang bijak berikut ini "Allah menyukai perjalanan proses yang kau lalui,bukan hasilnya..". Nah.. Ga perlu takut n minder kan dengan segala kekurangan dan kegagalan yang mungkin kita lalui ato hadapi. Bagaimanapun, kita udah mencoba semaksimal yang kita bisa, selebihnya biarlah Allah yang menentukan, apakah perjuangan kita ini layak kita menangkan, ato kita harus berbesar hati untuk "cukup" menjadi pejuang saja.

Senin, 23 Februari 2009

Fenomena Ponari...

Beberapa bulan belakangan ini nama dukun cilik Ponari sangat terkenal. Ga cuma di TV, di radio, koran, majalah bahkan di internet pun nama Ponari sedang "Booming". Masyarakat kita memang ga sepenuhnya salah karena "mempercayakan" kesehatan mereka pada seorang bocah laki - laki yang umurnya saja tak lebih dari 12 tahun. Mereka "percaya" bahwa hanya dengan bermodalkan uang yang mungkin tidak seberapa bagi mereka namun bisa membuat mereka punya sebuah harapan baru untuk kesembuhan mereka.
Masyarakat kita yang nota bene sekarang lebih banyak berpenghasilan di bawah garis kemiskinan, membuat mereka seolah tak punya lagi pilihan berobat. Jangankan untuk pergi ke sebuah Rumah Sakit, untuk makan saja mereka harus pintar - pintar memutar otak dan tenaga. Belum lagi dengan kondisi latar belakang pendidikan mereka yang juga tak kaah menyedihkan, membuat mereka menjadi lebih "terperosok" lagi dalam lingkaran setan.
Lalu apa yang dapat kita lakukan sekarang....
Belajarlah selalu untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi. Beri "energi" positif bagi hidup kita maupun orang lain, agar kita tak lagi jatuh dalam lubang "kemaksiatan". Bagi pemerintah, mari kita kembali menata diri, membenahi segala kekurangan agar tak lagi masyarakat kecil yang jadi korbannya. Kenapa harus ada orang yang di rugikan jika kita dapat menjadikan segalanya menjadi lebih baik....

Kita di didik untuk jadi karyawan...

Tanpa kita sadari ternyata sejak kita kecil,kita telah di didik menjadi karyawan. Bagaimana tidak.. Saat kita kecil,orang tua kita tanpa sadar telah mengarahkan kita untuk sekolah demi mengejar cita-cita yang tak lain adalah bekerja pada orang lain. Masih ingat kah kita saat orang tua membuai kita dalam gendongannya,apakah yang mereka katakan kepada kita.. Orang tua selalu memberikan "semangat" pada kita untuk menjadi dokter,guru,ABRI dsb. Mereka tidak pernah menuntun kita untuk menjadi seorang pengusaha,penulis atau bahkan anggota dewan.
Belum lagi saat kita di sekolah. Semua ilmu yang di siapkan pemerintah adalah kurikulum ilmu yang cocok di dunia kerja sebagai karyawan,bukan sebagai pengusaha. Miris memang.. Saat pemerintah "semangat" meneriakkan kurikulum berbasis kompetensi,eh di sisi lain pemerintah seolah cuek dengan kesiapan kita menghadapi masa depan.
Saya selalu berusaha menerapkan pada si buah hati untuk menjadi orang yang siap dengan tantangan masa depan,bukan mengarahkannya pada 1 bidang pekerjaan. Karena jadi apapun dia nanti, dia harus siap menapaki kerasnya dunia. Semoga.amin.

Minggu, 22 Februari 2009

Masa Lalu...


Setiap dari kita pasti punya masa lalu. Entah masa lalu yang penuh kenangan indah dan menggetarkan atau mungkin justru masa lalu yang mengiris jiwa. Aku termasuk orang yang terkadang "menghabiskan" waktu untuk "berkunjung" ke alam masa lalu. Bukan untuk membuka kembali lembarannya dan berharap dapat kembali ke dalamnya, tapi lebih kepada "mencari" gambaran tentang bagaimana bersikap agar segala kesalahan di masa lalu tidak kembali terulang.
Tapi tak jarang saat kita "meluncur" kembali "mengulik" masa yang telah lewat itu, kita seolah terbawa hanyut dalam ribuan cerita di dalamnya. Kadang kita kembali tertawa, tersenyum dan bahkan tak jarang menjadi menangis. Pilu memang meratapi segala "kebodohan" kita di masa lalu, "kebodohan" yang tak mungkin bisa kita koreksi. Segala bentuk kesalahan yang mungkin membuat kita terpuruk dalam satu kepribadian yang sekarang tidak kita kenal.
Apapun itu kita harus bersyukur karena segala hal yang telah kita lewati itu, telah membuat kita menjadi jauh lebih dewasa lagi. Menempa kita menjadi jauh lebih bijaksana dalam melewati hidup. Dan membuat kita jauh lebih bersyukur, karena kita telah melewati masa-masa suram itu.
Jangan jadikan masa lalu kita sebagai satu hal yang justru membuat kita menjadi lebih terpuruk, tapi jadikan cerita itu sebagai cerminan kita untuk tidak lagi jatuh dan berbuat hal yang sama. Nikmati keindahan hari yang sekarang terpampang di depan kita. Jangan pernah kembali ke masa lalu hanya untuk meratapi, menangisinya atau ingin "bergelayut" di dalamnya. Kembalilah untuk mengambil secuil harapan untuk menjadi lebih baik lagi.