Rabu, 17 Februari 2010

Play Group

Pasya sekolah...
Ya tahun ini dia mulai masuk sekolah Play Group. Jangan di tanya bagaimana antusiasnya dia. Setiap saat selalu tanya, "Bunda, kapan Pasya sekolah Play Group...". Hem, beberapa kali memang dia aku ajak "berkeliling" daerah dekat rumah. Mencari sekolah Play Group yang cocok dan pas dengan dia, juga kantong kami...heheheheh. Acara mencari sekolah Pasya bukanlah hal yang mudah. Bagaimana tidak, saat memasuki gerbang sekolah, Pasya pasti langsung takjub dengan segala atribut sekolah yang ada. Dari mulai isi kelas nya yang rame di hias bermacam gambar, sampai beraneka ragam mainan yang ada di tamannya. Kalo sudah begitu, jangankan mengajaknya pulang, menggandengnya beranjak sebentar saja dia tidak mau.
"Bunda...Pasya mau sekolah Play Group!!!".
Hem... semua mata memandangku. Seorang Ibu berkata "Pinter banget ya, sudah mau sekolah sendiri..yang lain kadang harus di bujuk dulu". Ya Pasya ku memang Istimewa. Dia sudah pinter pake sepatu sendiri, dan Istimewanya ga pernah terbalik antara kanan-kirinya. Pasya juga pinter menata puzzle, ga pernah bosen membolak-balikkan puzzle yang kadang masing suka salah tempat. Pasya juga sudah pinter makan sendiri, istimewanya dari dia 1 tahun, Pasya sudah bisa memisahkan duri ikan dari dagingnya, biji jeruk dari buahnya dan banyak lagi yang kadang belum bisa di lakukan anak seusianya.
Pasyaku...
Kadang aku kwalahan menghadapi "kepinterannya". Tapi aku sangat bersyukur memilikinya. Ga sulit mengajarkan hal baru kepadanya. Do'a-do'a pendek harian aja, dalam hitungan hari langsung di hapalnya. Belum lagi pelajaran lain yang sederhana tapi tak kalah penting, seperti bilang permisi saat dia ingin buang angin di tengah keramaian, ijin ke toilet saat ingin PUP, bilang terima kasih saat menerima apapun dari siapapun, dan banyak lagi.
Sekarang aku tinggal mengajarkannya lepas dari pampers nya, karena dia masih suka pipis di celana. Mengajarkannya toilet training sendiri, dan hal lain yang baru.
Tapi aku yakin hal itu ga akan lama di pelajarinya.

Kamis, 11 Februari 2010

Facebook Riwayatmu Kini...

Semakin di larang, jejaring pertemanan ini justru semakin menggila di kalangan masyarakat. Ga cuma kaum muda-mudi saja yang gandrung, tapi lintas usia sudah bisa mengakses jejaring pertemanan ini. Marak di angkat di televisi, bahkan sempat membuat MUI ingin mengeluarkan fatwa Haram, atas "media" ini, tak membuat si pemakai jera, atau bahkan berkurang. Mereka yang "terlanjur" jatuh hati seolah tak lagi peduli dengan keadaan.
Jejaring pertemanan ini memang "bebas", tak ada aturan yang mengikat, batasan yang mengekang, bahkan hal-hal yang di larangpun rasanya tak pernah tertulis secara baku. Hanya kita sang pemakai yang bisa membatasi diri dengan "keadaan" sekitar.
Saya mungkin sedikit beruntung, karena Pasya belum lagi mengerti dengan hal tersebut. Tapi bagaimana dengan para orang tua yang sekarang sedang gundah gulana menunggu kedatangan buah hati mereka yang "hilang" karena mencoba "kopi darat" dengan teman mereka yang di kenal melalui jejaring pertemanan tersebut... sungguh tak tergambarkan bagaimana hati saya. Beberapa teman saya memang aktif menggunakan jejaring pertemanan tersebut, bahkan setiap hal yang di temuinya selalu di "share" memalui jejaring pertemanan tersebut.
Hem.. Jaman semakin modern ya, tapi kenapa keamanan justru semakin berkurang, dan hati ini lho, ga bisa di tipu kalo tiap saat semakin sering was-was dengan keadaan sekitar.

Sabtu, 06 Februari 2010

Menangis Semalam...

Kaya lagu Audi tempo dulu...
Menangis semalam....
Ya di malam yang panjang, tumpah ruah air mataku...
Kayanya semua udah ga tertahankan lagi, sesak banget dada ini.
Aku tergugu dalam tangisan, sambil mulutku terus mengumbar kata-kata. Aku ga mau lagi memendam semuanya. Aku ga mau sakit hati lagi. Di benakku sekarang, lebih baik aku jujur daripada nantinya aku "jatuh" dalam keadaan yang lebih buruk lagi.
Lelah rasanya...
Capek "menikmati" keadaan seperti ini, selalu seperti ini.

Selasa, 02 Februari 2010

Menikmati....

Rasanya segala cara telah aku coba..
Dari mulai minum jamu, test dengan pengecek kesuburan, dan "sesi curhat" khusus ke Dokter Kandungan. Tapi sampai hari ini, belum juga ku dapati tanda "positif" yang kuinginkan. Aku "jatuh" dalam keterpurukkan putus asa.
Aku diam...
Menatap langit-langit kamarku yang kosong.
Hampa...Kosong rasanya hatiku.
Kenapa belum juga ya, apa yang salah, apa aku terlalu ngoyo??!!
Dalam keterpurukkanku, aku kembali mengingat masa lalu saat aku hamil Pasya dulu. Ya 3tahun lalu saat aku menginginkan Pasya, rasanya tak beda jauh dengan sekarang. Rasa yang menggebu yang ga bisa aku ungkapkan. Aku terlalu menginginkannya.
Tapi...
3tahun lalu aku lebih pasrah, pasrah dengan kondisi terus berdo'a dan berusaha.
Aku juga ga sengoyo sekarang, aku nikmati setiap prosesnya dengan hati ikhlas.
Aku lalu sadar..
Bahwa anak, jodoh dan rezeqi adalah misteri dan hak preogratif sang pemilik jagat ini. Aku ga lebih dari seorang manusia yang hanya mengharapkan "belas kasih" Allah untuk hal yang satu itu. Aku kembalikan hati dan pikiranku pada kondisi 3tahun lalu. Pasrah dan terus berusaha....tanpa lupa berdo'a.
Allah ga pernah tidur kan, Allah juga pasti tau betapa aku berusaha dan menginginkan ade Pasya hadir di tengah-tengah kami. Sekarang, aku ingin kembali menikmati segalanya. Semoga Allah segera memberikan bayi mungil itu di tengah-tengah kami. amin.