Minggu, 25 Mei 2008

Pasyaku...

Saat tidur tadi malam aku terbangun karena mendengar Pasya yang merengek dalam tidurnya. Aku langsung meraihnya, dan memberikan susu untuk mendiamkannya. Tapi dia tak juga tenang, malah semakin merengek, seolah susu yang aku berikan bukanlah yang dia mau. Aku memeluknya, mengelus lembut kepalanya..Aku bisikkan di telinganya lembut "Pasya mau apa de...??!!" Tapi dia tetap saja merengek. Aku tengok jam diding kamarku, jam masih menunjukkan pukul 2 malam. Aku pasrah, aku ga tau mesti gimana lagi. Dalam rasa kantuk, aku coba memeluknya dan memegang seluruh badannya, memastikannya apa dia kesakitan...

Tak lama, aku temukan penyebabnya. Dia pup....Ya, beberapa hari belakangan ini dia memang suka sekali pup malam-malam seperti ini, padahal sebelumnya tidak. Aku intip pampersnya dan aku lega, karena pup nya biasa, tidak mencret. Aku angkat tubuh mungilnya ke kamar mandi, matanya yang masih mengantuk menatapku dengan penuh arti, seolah dia juga ga mau bangun malam - malam seperti ini, dia juga masih ngantuk. Aku membersihkan bekas pup-nya, dan menggantikan pampersnya. Lalu dia tidur lagi dengan lelap. Aku pandangi wajahnya yang mungil, aku ciumi dengan penuh kelembutan. Rasanya sudah lama banget aku ga bangun malam - malam gini, semenjak Pasya beranjak "gede". Aku kPasya_on_majalahangen juga saat seperti ini...

Rasanya dia tumbuh cepat sekali. Sekarang sudah bisa merangkak, ga terasa ya...Selasa besok usianya sudah 8 bulan, itu tandanya sudah 8 bulan juga dia berada di antara aku dan Ayahnya. Buah cinta kami itu semakin pintar saja, semakin ekspresif dan banyak maunya. Dia sudah bisa bilang "mamam.." ah lucunya, belum lagi teriakkannya yang keras, yang kadang membuat om-om nya marah, karena terganggu.

Pasyaku juga sudah bisa duduk, walaupun masih perlu bantuan. Ya, ga terasa waktu berlalu dengan begitu cepatnya, seolah "memakan" semua hal yang melewatinya. Aku bahagia dengan perkembangannya, badannya memang mungil, bahkan kata beberapa orang dia tergolong kurus di banding teman - teman seumurannya, tapi untuk gerakkannya...Jangan di tanya deh, beberapa orang yang pernah menggendongnya, mengaku kewalahan dengan tingkahnya yang akif banget. Pasyaku juga tergolong anak yang gampang banget, ga rewel, di ajak sapa aja mau, trus untuk urusan makan juga dia gampang banget. Bangga banget punya bidadari seperti dia.

Pasyaku...

Semoga kau menjadi anak yang sehat, akt if dan cerdas. Lengkapi kebahagiaan Bunda dan Ayah dengan menjadi anak kebanggaan keluarga, ya nak....Do'a kami selalu untukmu.

Sabtu, 10 Mei 2008

Seharusnya Kita Malu...

Berapa banyak dari kita yang kala sibuk dengan pekerjaan lalu melalaikan tugas kita yang lain, yang justru jauh lebih penting. Saya terkesima saat saya pulang kerja dan mampir ke tukang jual makanan kecil. Adzan magrib memang telah bergema, membahana memanggil kita semua manusia yang beragama Isalam. Perut lapar saya membuat saya membelokkan kaki terlebih dahulu, "toh baru azdan", begitu pikir saya. Tapi saat saya telah memasuki tukang makanan yang saya tuju, saya di kagetkan dengan ketidak hadirannya si penjual makanan..."kemana dia??!!" pikir saya.

Tukang makanan lain di belakang saya langsung melayani saya dengan sigap. "Maaf Bu, tukangnya sedang shalat..Mau beli apa??" Ups... Saya lalu menunjuk makanan yang saya inginkan, lalu membayarnya dengan segera, dan bergegas meninggalkan warung itu, sambil mata saya sigap mencari masjid terdekat.

Dalam sujud panjang saya, saya kembali termangu dengan1457 kejadian tadi. Bagaimana tidak, saat kita sibuk dengan pekerjaan kita masing - masing, di luar sana ada orang yang justru rela meninggalkan pembelinya untuk menunaikan kewajibannya terlebih dahulu. Saya jadi ingat, bukankah rezeki kita sudah ada yang mengaturnya, lalu mengapa kita takut dan seolah mengejarnya tanpa kenal waktu...Alangkah kerdil jiwa kita, seharian kita bergelut dalam rutinitas duniawi, kita lupa dengan sang pemberi rezeki kita. Ah, sudah seherusnya kita malu bukan??!!

Sabtu, 03 Mei 2008

Emang Enak Ga di Percaya!!!!

Kepercayaan emang mahal harganya. Bukannya ga mungkin semua yang kita miliki bisa hilang dalam sekejap hanya karena kita di hianati oleh orang yang kita percaya. Apalagi kalo kepercayaan itu hilang dari sebuah hubungan tentu akan fatal sekali akibatnya.

Dalam pekerjaan saBurglar_bigya yang sekarang, saya sama sekali tak menemukan itu. Antara Boss dan anak buah tak pernah ada rasa saling percaya. Boss saya bahkan "mengunci" semua akses komputer sehingga saat kami butuh data, kami harus lebih dulu konfirm ke dia. Wah...apa jadinya saat kami butuh data, tapi dia sedang tidak di kantor, pastilah kami yang kena marah karena laporan yang kami kerjakan belum selesai, padahal dia sendiri yang mempersulit keadaan. Serba repot kan??!!

Rasanya sejak saya mulai menginjakkan kaki saya di kantor itu, selalu saja banyak kehebohan setiap harinya. Ga soal data yang ga lengkap, barang yang ga jelas letaknya, sampai semua hal lain yang selalu aja bikin kehebohan. Dan ujung-ujungnya selalu kami sebagai karyawan yang di salahkan. Nah, akhirnya...Blog saya 1 bulan ini penuh dengan cerita tentang Boss saya dan "keanehan-keanehannya". Bosen juga seh sebenarnya ngisi Blog dengan hal - hal yang itu-itu aja. Lagi - lagi soal Boss saya yang "aneh", kerjaan yang tiada henti, sampai pulang malam hanya untuk sebuah kerjaan yang sebenarnya masih bisa di selesaikan besok.

Boss...

Coba deh di pikirkan lagi apa yang pernah Boss lakukan sama kami sebagai anak buah. Kalo saja Boss pernah menjadi anak buah, tak mungkin Boss berlaku seperti itu. Kami manusia juga Boss, bisa bikin salah tapi juga bisa berjasa. Kami karyawan tak selamanya bisa salah dan jadi karyawan. Kami juga sangat mungkin menjadi Boss, tapi kami sangat tidak mungkin untuk menjadi seperti Boss, karena kami jauh lebih punya hati nurani.

Jeritan Hati Seorang Suami

Di kantor, saya sering bertukar cerita tentang keluarga dengan teman saya yang kebetulan juga sudah berkeluarga. Suatu hari dia curhat tentang kecemasan hatinya. Anaknya yang sekarang berusia 3 tahun (yang pertama) dan 7 bulan (yang kedua), belum di Aqiqah. Bukan karena dia tak ingin melakukannya, tapi karna keadaan keuangan lah yang menundanya. Dia juga bercerita tentang kesedihan hatinya karna belum bisa membahagiakan istrinya. Dengan gajinya yang tidak seberapa itu, dia masih harus menyisihkannya untuk sanak saudara dan mertuanya. Jangankan untuk memberikan sesuatu yang special untuk istrinya, untuk memberikan gajinya utuh saja kadang bisa kadang juga tidak.

Miris memang mendengarnya, apalagi dia sering banget bilang gini "Aku kasihan liat Istriku, tiap hari berkutat ngurusin anak- anak, ga bisa istirahat, tapi aku belum bisa ngasih apa-apa yang bisa ngebahagiain dia." Uh..sedih banget kan dengernya...

Saya ingin tau apakah jeritan hati itu juga di miliki banyrom-mainiloveyouak suami lain, termasuk suami saya. Saya memang tak pernah menanyakannya pada suami. Tapi saya bahagia kok dengan keadaan kami sekarang, terlepas dari segala kekurangan yang memang masih kami miliki, kapan seh manusia merasa sempurna dan cukup, ya kan??!! Saya dan suami "tak pernah" lagi memikirkan tentang diri kami lagi, kami lebih berfikir tentang buah hati kami, Pasya. Bagaimana kami membahagiakan Pasya, bagaimana kami memberikan yang terbaik untuknya.

Ah ternyata tak mudah ya menjalani hidup ini. Masih banyak orang yang memperdulikan tentang perasaan pasangannya, walapun dia sibuk berkutat dengan pekerjaan dan rutinitas yang melelahkan. Saya berharap semua kesulitan yang membelit bisa segera berakhir, agar para suami di luar sana bisa membahagiakan istri mereka, walaupun ukuran kebahagiaan tak hanya lewat materi semata.

Kamis, 01 Mei 2008

Manusia Butuh Penghargaan

Apa jadinya kalo kita hidup di dunia ini tanpa penghargaan dari manusia lain. Tentu jadinya kita saling melukai dan menyakiti. Itulah yang tidak saya dapatkan dalam pekerjaan saya yang baru sekarang. Saya dan karyawan lain yang ada di kantor itu tak pernah merasa di hargai, tak sedikitpun. Apapun yang kami lakukan selalu saja salah. Tapi tak banyak yang bisa kami lakukan, kami hanya bisa "nrimo" dengan keadaan yang ada.

Saya pernah mencboss_cartoonoba berontak dengan keadaan yang ada. Saya ga ingin hidup dalam penderitaan yang double. Penderitaan batin karena selalu di marahi, di salahkan, dan di pojokkan. Juga penderitaan lahir yang setiap hari ada saja "kerja rodi" yang kami lakukan. Hanya pertama saja saya sudah pulang malam, hanya karena mengedit 1 laporan yang sebenarnya bisa di kerjakan keesokan harinya. Dan hal itu terjadi terus sampai detik ini. Jangan di kira saya tak ingin menyudahi semuanya dengan "cabut" dari keadaan ini, tapi saya mencoba bertahan dengan lebih berfikir bahwa, "masa saya kalah dengan keadaan yang ada". Toh dia juga manusia...Ya kan??!!

Tapi di balik semua penderitaan yang kami rasakan ada "hikmah" tersembunyi yang kami temukan, kami menjadi saling dukung, saling bantu dan saling menguatkan satu dengan yang lain. Kami berusaha untuk tidak menjatuhkan dan menghakimi. Tapi kami juga saling berjanji bahwa apa yang kami lakukan sekarang bukanlah sebuah kepasrahan, tapi sebuah kekuatan yang tertunda. Suatu saat kami akan "menggugat" segala yang telah menjadi sakit hatri kami...jadi tunggu aja saatnya tiba!!!!