Kadang ada hal yang suami lakukan yang membuat saya kesal. Terutama saat manyangkut Pasya, anak semata wayang kami. Bagaimana tidak saat Pasya PUP contohnya, suami bukannya membersihkannya malah berteriak kesal " Bunda, Pasya PUP nih..." Aduh, padahal saat itu saya sendiri bukannya sedang santai atau berleha - leha, tak jarang saat hal itu terjadi saya sedang makan atau bahkan sibuk dengan pekerjaan rumah lainnya.
Sudah berkali - kali saya menyampaikan kekesalan saya ini pada suami, tak lain agar suami lebih "berempati" pada keadaan saya. Tapi yang saya dapat ya hanya alasan klise nya yang sudah entah untuk keberapa kali dia ungkapkan. Apalagi untuk masalah PUP Pasya, pasti alasannya klise, " Bunda, Ayah kan ga kuat dengan bau yang ga enak di hidung, nanti Ayah muntah..." Tak jarang saya luluh juga dengan alasannya, tapi saya tak memintannya lagi untuk membersihkan PUP Pasya, tapi hanya melihatnya, apakah benar Pasya PUP, tapi ya tetap saja hal itu hanyalah kata - kata....Akhirnya saya juga yang harus turun tangan.
Tapi kata teman - teman hal itulah yang justru melengkapi kebersamaan kami. Suami menutupi segala kekurangan saya di berbagai hal, sedangkan saya menjadikan kelebihan saya untuk melengkapi kekurangan dia. Saya juga tak pernah bosan untuk selalu mengingatkan dia untuk tetap "spontan" saat ada hal yang memang harus segera di lakukan. Spontan dikit donk, yang....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar