Ternyata kesulitanku bergaul dengan para sejenis (sesama perempuan), ga cuma berlaku saat aku masih di bangku sekolah aja. Sekarang pun, saat aku menyandang status Nyonya dan Ibu dari 1 anak perempuan dan calon bayi yang ku kandung, aku masih juga kesulitan memahami jalan pikiran sesama jenisku itu...hem??!!! Ada banyak hal yang membuat aku jadi begitu extrovert dengan sesama jenisku. Semua itu bukan tanpa sebab, tapi banyak sekali "perdebatan" ga penting yang kadang timbul dari sekedar perbincangan biasa. Sekarangpun, aku merasakan hal itu...
Bisa di hitung dengan jari deh berapa temanku sesama jenis.Rasanya ga lebih dari 20 orang, itupun sudah di gabung dari aku sekolah dulu sampai sekarang. Maka jangan di tanya deh bingung nya aku saat harus mengadakan acara yang melibatkan sesama jenis, sapa yang mau aku undang itu pertanyaan pertama yang nongol di kepalaku. Sikap cuek dan blak-blakanku yang kadang "bertentangan" sama sikap "kelenjean" sesama jenisku. Aku yang cuek walau ga bisa masak, di tanggapi sinis oleh mereka yang berpendapat " mau di buat seperti apa rumah tangga kalo Istrinya ga bisa masak...", ato cemooh lainnya yang lebih kejam lagi " bagaimana suami mau betah kalo Istri nya ga bisa masak di rumah...". Ada lagi sikap cuek aku yang kadang menimbulkan kehebohan di antara sesama jenisku, yaitu aku yang selalu berusaha "apa adanya menilai". Mereka selalu menekuk muka dan akhirnya menjauh saat aku memberi komentar tentang apa yang mereka pakai, ato keputusan apa yang mereka ambil. Padahal sebelumnya mereka bertanya padaku, kenapa sekarang jadi berbalik marah padaku.....??!!! Aneh.
Timbul masalah baru saat aku harus dekat dengan beberapa Istri teman-teman mas. Aku yang ga suka berakrab-akrab dengan sesama jenisku jadi harus berusaha pasang tampang sumringah saat ketemua mereka. Bahkan ga jarang menghabiskan waktu bersama mereka. Aduh, ga kebayang deh gimana tersiksanya aku... Entah lah, sejak sering tersakiti oleh tingkah laku dan kata-kata mereka, aku jadi parno sendiri. Males ngumpul dengan gerombolan yang nota bene berjenis kelamin perempuan. Aku lebih suka mandiri, menggeluti duniaku tanpa harus ribet dengan segala hal yang berbau mereka. Sekarangpun, aku males banget buka Facebook. Karena di Facebook mayoritas temanku perempuan (ya demi menjaga perasaan Mas...). Isi status mereka yang ga jauh dari urusan masak apa hari ini, kemana hari ini, sampai urusan cinta dengan suami yang terumbar begitu saja dengan vulgar di sana, membuat aku eneg. So selain buat ajang belanja dan cuci mata, Facebook ku ga lagi aku aktifkan, alias ga update status maupun kasih coment. Males eui... Ga mutu!!!Gara-gara Facebook juga aku jadi suka uring-uringan. Saat butuh hiburan, buka internet eh malah di suguhi dengan status yang bikin eneg. Gimana hidup mau sehat, kalo kerjaan kita "ngintip" dapur orang lain. Buktinya, kita tau apa yang dia lakukan, apa yang dia masak... Ga banget kan??!! Memang susah mengerti jalan pikiran perempuan, jangankan laki-laki aku saja yang perempuan suka bingung kenapa seh perempuan itu sebegitu ribet nya, ga praktis, aneh-aneh dan 1 lagi suka banget "mempertontonkan" pada dunia apa yang dia punya, Oh God..!!! Untung aku menikah dengan laki-laki, ga kebayang bagaimana harus hidup dengan perempuan juga...argh!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar