Seorang Ibu tua menangis sendu di pelataran rumahnya. Sudah sekitar 2 hari dia memandangi cucunya bermain tanpa bisa ikut bermain bersamanya. Sang cucu selalu menangis setiap kali si Ibu Tua itu ingin "meraih"nya. Bukannya dia tak berusaha, ini adalah kali ke 5 si cucu bertandang main ke rumahnya bersama dengan orang tuanya, anak sulung si Ibu Tua. Tapi sudah lima kali pula si cucu selalu menangis saat berdekatan dengannya.
Si Ibu Tua mencoba menerawang kembali ke masa lalu, saat si cucu masih sangat kecil, saat semua yang terjadi sekarang belumlah menjadi kenyataan. Dia ingat, saat si cucu lahir, walaupun dia adalah cucu pertama yang lahir dalam keluarga besarnya, namun si Ibu Tua serasa tak punya waktu untuk sekedar menengoknya. Entah apa yang membuatnya enggan melihat wajah lucu tanpa dosa itu, wajah yang terpahat dari darah dagingnya sendiri... Si Ibu Tua juga ingat saat si cucu tergolek lemah di Rumah Sakit, saat semua orang memberikan perhatian ekstra padanya, si Ibu Tua yang adalah Neneknya, seolah tak perduli dengan keadaannya. Dia juga tak tergerak untuk menengoknya. Itu hanya sekelumit dari beberapa kejadian yang membuatnya jauh dari cucu yang selama ini di rindukan kehadirannya.
Tapi rasa sesal itu kini tak lagi berarti apa - apa. Semuanya telah berlalu, sirna lenyap beriring dengan waktu yang terus merambat maju. Si cucu sudah tak mengenalinya lagi sebagai Nenek, tak lagi perduli dengan kehadirannya. Bahkan cenderung menganggapnya tak lagi ada. Sekarang semua hanyalah impian untuk mengulang kembali semua waktu yang telah hilang....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar