Baru saja hari minggu kemarin Bidadari Kecilku pulang dari Rumah Sakit karena Panas tinggi dan Diare, eh sekarang Ayahnya yang masuk Rumah Sakit, karena Operasi Hernia.
Aku memang ga menyalahkan keadaan, karena aku tau, memang sudah seharusnya hal ini terjadi. Tapi rasanya rasa lelah minggu lalu belum juga lepas dari badan ini, sekarang sudah di "paksa" lagi untuk kembali berpacu dengan waktu dan berbagi antara Ayahnya di Rumah Sakit dengan Pasyaku di rumah.
Dalam kelelahan menunggui Ayahnya Pasya yang masih terbaring lemas karena baru saja keluar dari Rumah Sakit, aku mencoba menelaah apa hikmah indah dari kejadian berurut ini. Aku mencoba melihat kembali ke beberapa waktu yang lalu. Saat aku terbaring lemas di kasur Rumah Sakit 4 bulan silam, saat harus melahirkan Pasyaku lewat Operasi Caesar, keadaanku tak jauh berbeda dengan Ayahnya Pasya sekarang. Lemah, badan rasanya tak beraturan rasanya, makan tak lagi menyenangkan seperti di rumah, apalagi tidur, rasanya aku tak pernah lagi bermimpi...Aku banyak "mengajarkan" pada Ayahnya Pasya tentang hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh sehabis Operasi. Disinilah aku sadar tentang 1 hal, bahwa saat ini Allah sedang mengajarkan kami untuk saling ber-Empati. Ayahnya Pasya jadi tau rasanya terbaring lemas di kasur Rumah Sakit dengan selang infus dan jahitan di tubuhnya, mau gerak aja susah apa lagi mau jalan. Sedangkan saya di ajarkan untuk tau bagaimana capeknya Ayahnya Pasya dulu mondar mandir ke Rumah Sakit setiap hari, naik turun lift untuk sekedar cari makanan yang saya mau atau menebus obat keperluan saya dan Pasya. Kami juga di ajarkan untuk saling "berbagi" dalam ketakutan kami menanti kabar dari ruang Operasi. Belum lagi be-BTan menunggu Dokter Bedahnya Visit, maklumlah Dokter Bedah yang menangani kami adalah salah satu Dokter Bedah yang cukup laris di Rumah Sakit itu.
Itulah hikmah yang sejauh ini kami rasakan. Kami belajar untuk lebih "berterima kasih" lagi dengan kebersamaan kami yang selama ini kami rasakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar