Jumat, 06 Juli 2012

Selamat Hari Ibu, Bunda....

Tahun ini, Pasya punya cara tersendiri untuk mengungkapkan "perasaannya", terhadap peringatan hari Ibu. Aku yakin, dia pasti belum tau makna peringatan hari Ibu. Tapi di sekolah, dia dan kawan lain nya sibuk membuat kartu ucapan sederhana untuk kami, para Ibu.
4tahun sudah aku menjadi Ibu bagi Pasya, 9bln dalam kandunganku dan 3tahun bermain bersamaku sampai hari ini. Tak sedikit kelakuan nya yang membuatku kesel, marah bahkan sampai menghukumnya. Tapi bukan sekali dua kali juga dia membuatku bersyukur karna Allah telah berbaik hati menitipkan dia di rahimku, untuk menjadi bagian dari hidupku.
Pulang sekolah tadi Pasya serta merta memelukku dan mendaratkan ciuman di pipi kanan-kiriku sambil mengucapkan "Selamat Hari Ibu, Bunda...". Ah, sebuah kata sederhana yang keluar dari mulutnya membuat air mataku mengembang. Mungkin kalo kejadian itu bukanlah di sekolahnya, aku sudah pasti akan menangis haru...
Pasyaku yang kecil, yang dulu selalu ku bawa dalam rahimku.
Yang selalu berbagi nafas denganku selama 9bulan, kini sudah bisa membuatku terharu dengan tingkahnya.
Bunda bangga padamu nak....
Tidak seperti kawanmu yang "hanya" tanpa ekspresi saat bertemu dangan Ibu mereka, kau seolah ingin berkata lebih pada Bunda tentang peringatan hari Ibu, bahwa kau juga bersyukur menjadi anak Bunda...

You Are Special...

Tiap anak special, saya percaya itu...
Begitupun dua buah hati kami... Pasya dan El.
Seberapapun saya menghabiskan waktu dengan mereka setiap hari, masih saja saya belajar tentang mereka. Bagi saya, ilmu yang saya dapat tidaklah pernah cukup untuk membuat saya "lebih paham" apa yang anak-anak mau. Saya harus terus belajar dan berbagi dengan banyak orang agar saya lebih mampu melihat mereka dengan "cara mereka" bukan sebalik nya.
Anak-anak punya sejuta maaf, ya saya akui itu.
Tak hanya satu dua kali saya memarahi si sulung Pasya, bahkan "menghukum" nya, tapi dengan hitungan detik dia akan manja di pangkuan saya seolah lupa akan kemarahan saya tadi.
Aanak-anak punya sejuta talenta, ya saya pun percaya itu..
Allah memberikan tiap anak talenta yang tidak sama, bahkan dengan umur mereka yang setara. Saya baru saja menemukan cara, bagaimana menggali talenta si sulung. Tidak mudah memang, dan saya pun masih terus belajar melakukan nya, tapi kami mulai fun...
Si sulung suka menggambar, hobby berhitung dan tidak pernah bosan dengan angka. Saya tidak pernah melarangnya menggambar, melukis dan menumpahkan imajinasi nya di manapun dia mau. Saya memberikan nya crayon, cat air dan media lain yang menunjang kesukaan nya. Dalam berhitung, saya memberikan nya permainan berhitung yang dengan sangat cepat di serap nya.
Walau kadang saya masih harus "menarik urat saraf" dalam menghadapi anak-anak, tapi bagi saya... Mereka sangatlah Istimewa.