Senin, 20 Desember 2010

Mengapa Harus Takut Menikah??!!??

Rasa itu hadir sesaat setelah kau ucapkan sumpah setiamu di hadapanNya. Memintaku mendampingimu sampai kematian memisahkan kita. Penuh kemantapan kau ucapkan ikrar itu, membuatku semakin yakin bahwa kau adalah pasangan terbaik yang Allah kirimkan hanya untukku. Ini adalah rasa yang sesungguhnya. Rasa cinta tak terbatas, bukan penuh keegoan yang meluap-luap.
Lembut kecupanmu mendarat di keningku, dengan khusuk kau bacakan do'a untukku sebagai Istrimu. Meminta Allah menjaga selalu cinta kita, abadi sampai para bidadari iri. Ku cium tanganmu sebagai simbol hormatku padamu, ku tundukkan kepala seolah syarat aku akan selalu tunduk padamu. Dan di hari itulah aku tak lagi menyandang status gadis.....
Malam itu, penuh debar kita bersama. Berdua di kamar yang kini menjadi saksi awal tumbuhnya kasih sayang di antara kita. Kau bimbing aku shalat 2 rakaat, sebagai pembuka perjalanan rumah tangga kita. Berdiri gagah kau membimbingku sebagai imam, menuntunku mengarungi do'a demi do'a yang nantinya akan menjadi penolong kita. Malam itu aku rasakan, inilah cinta yang sesungguhnya, bukan cinta yang berbalut nafsu semata.
Saat ini pun aku masih saja merasakan hal yang sama. Tak sedikitpun berubah. Kau masih saja mengecup keningku lembut sehabis kita shalat bersama. Aku pun selalu tunduk mencium tanganmu, meletakkan semua keegoanku jauh di sudut hati. Kau masih seperti dulu, memberikan cinta terbaikmu tak terbagi oleh waktu. Inilah cinta yang sesungguhnya, cinta yang tak terselubung nafsu. Walau fisikku tak lagi seperti dulu, tapi matamu masih menatapku penuh kasih sayang tak berkurang sedikitpun. Inilah cinta yang sesungguhnya, yang Allah anugrahkan pada kita...Aku m encintaimu, suamiku.

Jumat, 17 Desember 2010

Kita Memang Berbeda

Bagaikan perumpamaan planet, kita dengan pasangan bagaikan planet Mars dan Venus.
Kita yang selalu memakai perasaan kita, kelembutan kita dan segala hal yang memakai hati. Di pasangkan dengan pasangan yang selalu bersikap sebaliknya, mereka selalu memakai rasio mereka, kesimple-an mereka dan segala hal yang berbau instant dalam tingkah laku mereka.
Lalu bagaimana dengan penampilan...
Seperti di tulisan saya sebelumnya, kita selalu saja ribet dengan hal berbau penampilan. Baik di dalam rumah, apalagi di luar rumah. Lalu pasangan, terkadang hanya dengan memakai deodorant saja mereka sudah merasa cukup untuk keluar rumah.
Untuk masalah perhatian, kasih sayang dan Cinta...
Kita sering kali merasa "haus" perhatian, kasih sayang dan cinta dari pasangan, kita merasa mereka tidak lagi cinta kepada kita karena kesibukannya. Kita sibuk mencari cara untuk memecah keheningan dalam peraduan demi untuk mendengarkan keluh kesahnya.
Dan mereka, mereka menganggap dengan "naik"nya status sosial kita, dengan bertambahnya nominal saldo di buku tabungan kita sudah merupakan perhatian berlebih pada kita. Pasangan terkadang menilai sebuah perhatian tidak lebih dari pulang kantor tepat waktu, membawa buah tangan untuk anak dan Istri atau menghias seisi rumah dengan perabot bermerk.
Ya... Kita memang beda.
Dua makhluk yang di perumpamakan dengan planet Mars dan planet Venus.
Makhluk lembut yang harus di sandingkan dengan makhluk luar biasa cuek.
Itulah kita sayang, pasangan Suami Istri yang telah menyatu dalam balutan kasih.
Tanpa kita sadari, kita memang berbeda. Tanpa bisa di paksakan untuk selalu mengerti apa yang masing-masing kita mau.
Karena kita memang berbeda......

Kita (baca:Perempuan) tuh Ribet...

Di sadari atau ngga, kita (baca: Perempuan) tuh ribet banget. Mau tau alasannya...
Coba ingat-ingat saat kita masih remaja, bagaimana kita sangat menjaga penampilan kita. Makan di jaga, gemuk dikit cermin jadi korban omelan. Belum lagi biaya yang harus di keluarkan untuk sekedar ke salon tiap bulannya. Ritual di salon yang memakan waktu lama, seolah tak menjadi masalah, asalkan penampilan bisa lebih baik (walaupun kadang ga berpengaruh...xixixiix).
Nah setelah menikah, kita sibuk menurunkan berat badan setelah mengembang sana sini karena melahirkan buah hati. Kebahagiaan menimang si kecil rasanya hanya bertahan 1-2bulan saja, setelahnya mulai sibuk deh membuka referensi tentang produk pelangsing tubuh juga olahraga sana-sini. Belum lagi kita yang termasuk berkulit sawo matang ala asia tenggara, banyak nya produk pemutih wajah dan tubuh rasanya ingin satu persatu kita coba demi memperbaiki penampilan. Kita juga sibuk belajar memasak demi menyenangkan pasangan dengan sejuta resep masakan yang menjadi favorite nya. Bukan hanya masakan dari timur, yang dari daerah barat pun kita coba sajikan di meja makan demi memanjakan lidahnya.
Bagaimana setelah usia tidak muda lagi. Keriput di mana-mana membuat kita sibuk mencari produk untuk menipiskannya, membuatnya samar bagai noda saos di baju yang di hapus oleh detergent mahal.
Hem... lalu mari kita tengok pasangan kita. Makhluk yang berjenis kelamin laki-laki itu seolah sangat cuek dengan penampilannya. Ok, mungkin mereka juga ke salon seperti kita, tapi berapa kali dalam setahun... dan apa yang di lakukan nya di sana. Tentulah lebih simple dari yang kita lakukan. Lalu perubahan bentuk tubuhnya itu lho, mereka seolah lebih cuek lagi dengan lekukan lemak di sana-sini. Bahkan mereka menganggap, semakin "gemuk" mereka berarti semakin makmur hidupnya. Lalu, mengapa ya kita yang sibuk memperindah diri, baik di rumah maupun di luar rumah kok rasanya masih saja kurang di hargai bahkan sering kali menjadi bahan penilaian saat suami atau pasangan beralih hati.
Kita di soroti semakin tajam saat suami tidak lagi menyukai kita. Kita juga jadi bahan perbincangan saat suami memutuskan memilih hati dan body lain untuk menjadi pelabuhannya.
Hem...
Manusia memang tidak ada yang sempurna, bahkan cinta itu sendiri. Mungkin tampil sesempurna mungkin di hadapan pasangan adalah sebuah keharusan, tapi bagaimana kita menghargai kerja keras untuk menampilkannya lah yang lebih patut di puji. Kita yang nota bene selalu "sibuk" mengurus rumah, anak-anak, bukan tidak mungkin sering melupakan hal-hal untuk memperhatikan diri kita. Di sini lah, peran pasangan di perlukan. Sekedar mengucapkan "Kamu cantik pake baju itu..." tentulah sudah bisa membuat kita sejenak melupakan kepenatan karena seharian di rumah.

Selasa, 14 Desember 2010

Selamat Hari Ibu, Bunda....

Tahun ini, Pasya punya cara tersendiri untuk mengungkapkan "perasaannya", terhadap peringatan hari Ibu. Aku yakin, dia pasti belum tau makna peringatan hari Ibu. Tapi di sekolah, dia dan kawan lain nya sibuk membuat kartu ucapan sederhana untuk kami, para Ibu.
4tahun sudah aku menjadi Ibu bagi Pasya, 9bln dalam kandunganku dan 3tahun bermain bersamaku sampai hari ini. Tak sedikit kelakuan nya yang membuatku kesel, marah bahkan sampai menghukumnya. Tapi bukan sekali dua kali juga dia membuatku bersyukur karna Allah telah berbaik hati menitipkan dia di rahimku, untuk menjadi bagian dari hidupku.
Pulang sekolah tadi Pasya serta merta memelukku dan mendaratkan ciuman di pipi kanan-kiriku sambil mengucapkan "Selamat Hari Ibu, Bunda...". Ah, sebuah kata sederhana yang keluar dari mulutnya membuat air mataku mengembang. Mungkin kalo kejadian itu bukanlah di sekolahnya, aku sudah pasti akan menangis haru...
Pasyaku yang kecil, yang dulu selalu ku bawa dalam rahimku.
Yang selalu berbagi nafas denganku selama 9bulan, kini sudah bisa membuatku terharu dengan tingkahnya.
Bunda bangga padamu nak....
Tidak seperti kawanmu yang "hanya" tanpa ekspresi saat bertemu dangan Ibu mereka, kau seolah ingin berkata lebih pada Bunda tentang peringatan hari Ibu, bahwa kau juga bersyukur menjadi anak Bunda...

Senin, 13 Desember 2010

Cemburu Ini Membunuhku.....

AKU CEMBURU...
Cemburu pada tawamu saat memandang layar itu. Lepas tanpa beban...
AKU CEMBURU...
Cemburu pada perhatianmu yang tak pernah jauh dari layar itu, fokus seolah tak ada hal lain yang jauh lebih penting.
AKU CEMBURU...
Pada gambar yang kau tatap tanpa berkedip....Apa kau tak memandangku yang sedari tadi resah mengamati tingkah lakumu.
Aku tak mungkin sanggup bersaing dengannya. Bahkan akupun tak tau bagaimana dia bisa menyita perhatianmu.
Sayang aku sungguh tak ingin jadi yang kedua....
berbagi perhatianmu,
Sayang...
Sungguh Cemburu ini membunuhku.....

Sabtu, 04 Desember 2010

Memang Susah...

Ternyata kesulitanku bergaul dengan para sejenis (sesama perempuan), ga cuma berlaku saat aku masih di bangku sekolah aja. Sekarang pun, saat aku menyandang status Nyonya dan Ibu dari 1 anak perempuan dan calon bayi yang ku kandung, aku masih juga kesulitan memahami jalan pikiran sesama jenisku itu...hem??!!! Ada banyak hal yang membuat aku jadi begitu extrovert dengan sesama jenisku. Semua itu bukan tanpa sebab, tapi banyak sekali "perdebatan" ga penting yang kadang timbul dari sekedar perbincangan biasa. Sekarangpun, aku merasakan hal itu...

Bisa di hitung dengan jari deh berapa temanku sesama jenis.Rasanya ga lebih dari 20 orang, itupun sudah di gabung dari aku sekolah dulu sampai sekarang. Maka jangan di tanya deh bingung nya aku saat harus mengadakan acara yang melibatkan sesama jenis, sapa yang mau aku undang itu pertanyaan pertama yang nongol di kepalaku. Sikap cuek dan blak-blakanku yang kadang "bertentangan" sama sikap "kelenjean" sesama jenisku. Aku yang cuek walau ga bisa masak, di tanggapi sinis oleh mereka yang berpendapat " mau di buat seperti apa rumah tangga kalo Istrinya ga bisa masak...", ato cemooh lainnya yang lebih kejam lagi " bagaimana suami mau betah kalo Istri nya ga bisa masak di rumah...". Ada lagi sikap cuek aku yang kadang menimbulkan kehebohan di antara sesama jenisku, yaitu aku yang selalu berusaha "apa adanya menilai". Mereka selalu menekuk muka dan akhirnya menjauh saat aku memberi komentar tentang apa yang mereka pakai, ato keputusan apa yang mereka ambil. Padahal sebelumnya mereka bertanya padaku, kenapa sekarang jadi berbalik marah padaku.....??!!! Aneh.

Timbul masalah baru saat aku harus dekat dengan beberapa Istri teman-teman mas. Aku yang ga suka berakrab-akrab dengan sesama jenisku jadi harus berusaha pasang tampang sumringah saat ketemua mereka. Bahkan ga jarang menghabiskan waktu bersama mereka. Aduh, ga kebayang deh gimana tersiksanya aku... Entah lah, sejak sering tersakiti oleh tingkah laku dan kata-kata mereka, aku jadi parno sendiri. Males ngumpul dengan gerombolan yang nota bene berjenis kelamin perempuan. Aku lebih suka mandiri, menggeluti duniaku tanpa harus ribet dengan segala hal yang berbau mereka. Sekarangpun, aku males banget buka Facebook. Karena di Facebook mayoritas temanku perempuan (ya demi menjaga perasaan Mas...). Isi status mereka yang ga jauh dari urusan masak apa hari ini, kemana hari ini, sampai urusan cinta dengan suami yang terumbar begitu saja dengan vulgar di sana, membuat aku eneg. So selain buat ajang belanja dan cuci mata, Facebook ku ga lagi aku aktifkan, alias ga update status maupun kasih coment. Males eui... Ga mutu!!!Gara-gara Facebook juga aku jadi suka uring-uringan. Saat butuh hiburan, buka internet eh malah di suguhi dengan status yang bikin eneg. Gimana hidup mau sehat, kalo kerjaan kita "ngintip" dapur orang lain. Buktinya, kita tau apa yang dia lakukan, apa yang dia masak... Ga banget kan??!! Memang susah mengerti jalan pikiran perempuan, jangankan laki-laki aku saja yang perempuan suka bingung kenapa seh perempuan itu sebegitu ribet nya, ga praktis, aneh-aneh dan 1 lagi suka banget "mempertontonkan" pada dunia apa yang dia punya, Oh God..!!! Untung aku menikah dengan laki-laki, ga kebayang bagaimana harus hidup dengan perempuan juga...argh!!!


Jumat, 26 November 2010

Lupa Tujuan Awal...

Kadang saat kita bertemu dan ngobrol sama teman baru atau bahkan teman lama tentang suatu hal membuat kita lupa. Lupa waktu, lupa status kita dan ga jarang jadi lupa tujuan hidup kita (nah lho...). Teman memang bisa menjadi penyemangat tersendiri buat hidup kita. Saya punya orang-orang yang berdiri di samping saya yang siap mem-back-up saya saat saya butuh. Saya menamakan mereka dengan label sahabat.
Hari ini, saya bertemu dengan orang baru lagi di sekolah Kk Pasya. Saya bahkan ga tau nama Ibu itu, tapi obrolan singkat kami tadi siang sempat membuat saya terpaku dan lupa akan tujuan awal saya menyekolahkan Pasya di sekolah nya yang sekarang.
Bukan karna sekolah Pasya ga bagus, tapi...
Ibu itu bilang "Kenapa harus sekolah Play Group, kan hanya bermain aja. Kenapa ga masukkan ke TPA (Taman Pendidikan Al'quran) aj. Lebih mantab pendalaman ngajinya".
Lalu, kata-kata itu masuk tepat ke pikiran ku yang terdalam...
Membuat aku berfikir.... ya juga ya kalo aja aku tau info TPA terdekat pasti aku masukkan Pasya ke sana. Bukan semata karna "harga" yang di tawarkan pasti jauh lebih murah tapi karna aku ingin Pasya bisa di andalkan Ilmu Agamanya.
Aku "lupa", dan terdiam dalam penyesalan yang mendalam....
Tapi, saat aku liat Pasya berjalan bersama teman-teman nya di luar menuju ruang komputer (jadwal Pasya hari Jum'at memang bermain komputer..), aku kembali tersadar. Aku ingat kenapa aku dan Ayahnya memasukkan Pasya ke sekolah ini.
Ya, kami ingin memfasilitasi keaktifannya di rumah. Kami ingin dia bisa bersosialisasi dengan baik, bisa punya bekal akhlak yang baik pula.
Lalu apa beda nya sekolah ini dengan TPA yang Ibu tadi katakan??!!
Pasya memang lebih banyak "bermain" di dunia nya sekarang, tapi bukankah usia nya yang sekarang baru 3tahun adalah dunia bermain...
Lalu apa yang aku khawatirkan???
Bermain nya pun bukan sembarangan bermain, dia belajar berempati terhadap orang lain. Belajar mandiri mengurus barang-barang nya sendiri, belajar banyak hal yang mungkin kalo kami masukkan Pasya ke TPA dia tidak akan mendapatkan hal tersebut.
Lagi pula, bukankah kami orang tua lebih tau apa yang dibutuhkan anak kami. Pasti apa yang di butuhkan Ibu tadi jauh beda dengan yang di butuhkan Pasya.
Lalu... Kenapa saya harus "peduli" dengan pilihan orang lain terhadap hidup mereka. Harus nya saya menganggap itu sebagai masukkan, tidak lebih.
Sekarang Pasya juga menunjukkan kemajuan luar biasa di sekolah nya, dan kami bangga akan hal itu....

Rabu, 24 November 2010

Ajang Curhat...

Ntah berapa banyak manusia di luar sana yang menjadikan FB (Facebook) sebagai ajang curhat. Dari mulai masalahkerjaan sampai masalah rumah tangga. Kadang bosen juga seh baca status yang isi nya gitu-gitu aja, tapi kadang menggelitik juga kalo isi status nya mulai nyeleneh..xixixi. Aku sama sekali ga pernah menjadikan FB sebagai ajang curhat, bukan karna ga pengen menerima coment dari orang lian. Tapi lebih karena aku ga suka orang lain tau apa yang aku rasakan...
Ada seorang teman yang selalu saja menggunakan FB sebagai ajang curhat. Bangun pagi ribet sama anaknya, siang masak buat suami nya, sampai malam "begadangan" sama suami semua di tulis di FB. ehm.....
Lucu seh kadang, tapi lama-lama kok eneg juga ya baca status nya yang tiap hari selalu begitu isi nya. Aku yang awal nya selalu kasih coment, sekarang jadi males banget kasih coment.
Aku juga ga berani protes, sekedar menjaga perasaan nya sebagai teman. Mungkin benar kata Mas, kalo FB jadikan sebagai "hiburan" aj, ga lebih. Karena kalo segala hal kita curhat di FB, bisa-bisa privaci kita sebagai individu dan istri tidak lagi terjaga.
Gimana mau terjaga, kalo masalah masak apa hari ini seluruh dunia tau, masalah kegundahan kita terhadap tingkah laku pasangan seluruh dunia juga tau, dan banyak hal lain nya, yang seluruh dunia juga bakal tau....
Oh FB... riwayat mu kini, seolah tak seorangpun enggan menyimpan privaci nya hanya karna ingin di bilang eksis. Lalu, di mana harga sebuah privaci kalo apapun yang kita lakukan selalu di coment-tari dan di ketahui oleh banyak orang??!!!

Senin, 08 November 2010

Masih tentang Emak-emak...

Beberapa hari yang lalu teman Pasya merayakan ultah nya di sekolah. Seperti sebelumnya, Pasya pulang membawa goody bag sambil bercerita tentang kehebohan perayaan ultah temannya itu.
Kata Pasya "Bunda, tadi Pasya nyanyi lagu ulang tahun, trus salaman sama Arkan (nama temannya yang ultah..) trus di kasih tas Toy story deh banyak permennya". Ceritanya lucu sambil mengangkat goody bag dari Arkan. Aku tersenyum... "Ayo sekarang kita beli kado untuk Arkan ya, besok di sekolah kasih Arkan..." Jawabku sambil mengelus lembut kepalanya.
Besoknya Pasya langsung memberikan kado itu pada temannya, Arkan. Dasar anak-anak langsung rame dan senang saat dapat hadiah, ga peduli apa isi nya. Hari berlalu, dan ternyata ada seorang Emak yang baru hari ini akan memberi kado pada Arkan. Buat aku, hal itu ga masalah... toh yang penting niat baiknya. Tapi ada Emak lain yang ribet banget, mempermasalahkan kado itu..
" Kalo ultah di sekolah mah biasanya ga di kasih kado..., mama Pasya kasih ga???"
" Aku sih kasih....." jawabku enteng.
" Wah, kalo gitu besok saya bawa deh sekalian kasih kado nya, kirain ga usah kasih...."
Halah...
Masalah kado yang simple aja koq sampe segitu ribetnya sih dunia, pake di voting segala lagi sapa aja yang kasih. Kalo mau nyenengin orang mah ga usah ribet bu..... namanya anak-anak, mereka mah belum peduli kita kasih kado apa ga, tapi ngeliat mereka seneng menerima hadiah dari kita apa kita ga ikut seneng, anggap aja beliin anak sendiri...

Jumat, 29 Oktober 2010

Dasar Emak-emak...

Sejak Pasya sekolah, maka sejak itu juga aku mulai "aktifitas" baruku sebagai "Emak-emak" yang rajin nongkrong di kantin sekolah Pasya. Sebelumnya aku udah survey kegiatan apa aja yang di gandrungi emak-emak di sana. Bukannya apa, aku paling ga hobby ngumpul ga jelas ngobrol yang ga jelas juga.
Awalnya mau ga mau aku ngumpul sama emak-emak itu (kan Pasya belum mau di tinggal di sekolah...), ngobrol ga jelas. Bermula dari obrolan ringan mengenai anak-anak kami, kegiatan kami di rumah sampai akhirnya obrolan itu bermuara ke para suami. Aneh memang, aku yang tadi nya jengah dengan obrolan ini, mau ga mau ikut menimpali sebisaku sambil sesekali membuang senyuman jika aku "terpojok" dengan sindiran mereka. Tapi lama kelamaan, aku ga bisa berdamai dengan situasi ini, bukannya apa, tapi kok lama-lama aku sendiri ga nyaman dengan bahan perbincangan yang di angkat mereka. Walau hanya sebatas obrolan ringan, tapi terkadang banyak pihak yang ga ikut nimbrung jadi ikut di "absent" namanya alias di omongin. Belum lagi, mulai membahas soal uang belanja, kerjaan suami dsb... Sedangkan aku paling menghindari obrolan jenis ini, aku paling ga suka orang lain tau mengenai "dapurku" dan "segala jenis masakan didalamnya."
Apalagi ada pengalaman nyeleneh yang pernah aku alami bersama "emak-emak" itu...
Suatu hari, si emak yang bertugas sebagai bendahara kelas Pasya memintaku melunasi uang kas sampai akhir tahun, tanpa banyak basa basi aku langsung mengiyakan dan uang kas lunas hari itu juga. Nah, si emak yang jadi koordinator kelas meminta catatan nama-nama yang menunggak uang kas, ternyata Pasya tercantum baru membayar sampai bulan September saja. Tapi aku diam, ku pikir ah bukan wewenangku toh yang penting aku sudah bayar dan ada bukti bayarnya. Tanpa basa basi si emak koordinator langsung "menembak"ku di tempat...
"Mama Pasya belum bayar lunas ya...."
Aku hanya senyum...lalu bu bendahara bilang "Udah, tapi segitu aja deh yang di tulis, toh buat apa seh uang kas nya....??!!!"
Argh....
Untung aja, aku selalu bayar tepat waktu apapun iuran dari sekolah Pasya, termasuk si uang kas tadi gimana jadi nya coba kalo saja aku menyepelekan hal itu bisa-bisa saat aku ga ada, namaku tetep di "absent" sama emak-emak tadi....xixiixixiix

Senin, 25 Oktober 2010

Pasyaku Sakit...

"Sudah seminggu Pasyaku sakit. Awalnya panas biasa, trus lanjut sama pilek dan batuk deh. Tapi lagi-lagi panas nya tuh tinggi banget, sampai 39 derajat. Kebayangkan gimana panik nya aku dan ayahnya. Bolak balik ke RS. Mayapada sampai akhirnya di putuskan cek darah, khawatir demam berdarah atau typus. Aduh.... jadi makin ciut nyaliku, tes darah kan sakit kasihan Pasya ;(
Test darah bilang semua penyakit yang di khawatirkan negatif, alhamdulillah...
Pasya kena radang dan infeksi saluran nafas biasa, katanya sih karena ketularan sama sekitar nya yang batuk, ups... beberapa hari sebelumnya memang aku flu, tapi aku ga mengira akan menular dan membuat nya jadi sakit.
Antibiotik nya sudah habis, vitamin penambah nafsu makan juga sudah di kasih, cepat sembuh ya cantik... Bunda sayang Pasya, selalu.... ;) "

Senin, 18 Oktober 2010

Bisa Juga...

Sudah beberapa hari terakhir ini aku memberanikan diri meninggalkan Pasya di sekolah, sendiri tanpa aku dan mbak nya. Hanya Pasya, Guru nya dan teman-teman lain nya. Ga sekali dua kali rasa khawatir menyergap, takut dia nangis, rewel dan merepotkan pihak sekolah. Tapi banyak juga orang tua yang berjuang "melepaskan" anaknya sendiri di sekolah demi kemandirian si anak. So... aku ga sendiri kan??!!
Hari pertama di tinggal sudah barang tentu berlimpah air mata, Pasya nangis mencari-cari aku. Tapi setelah hari kedua, nangis nya lebih sebentar dan segera berhenti begitu bergabung dengan teman-temannya. Hari berikutnya lebih baik lagi, hanya rewel beberapa saat aku lepas dia di pintu, dan... hopla bergabung dengan teman nya lalu lupa aku di mana.
Aku memang terlalu keras mendidiknya, kadang ga sekali dua kali aku ingin dia menjadi seperti yang aku ingin kan, tanpa sadar bahwa sebagai anak pun dia punya hak untuk punya keinginan. Sekarang, aku belajar untuk mencari solusi antara apa yang dia inginkan dan apa memang dia butuhkan. Aku juga membawa nya dalam do'a. Ga sedikit orang yang bercerita, bahwa kita ga bisa mengubah hati keras seseorang, kita harus memintanya pada si pembuat hati tersebut, melalui do'a. Pelan-pelan aku ga lagi emosi menghadapi Pasya yang kadang masih rewel, tapi membawa nya berdo'a agar dia lebih tenang.
Semoga pembelajaran ini bisa menjadikan aku dan Pasya jauh leih baik lagi, amin...

Selasa, 05 Oktober 2010

Bukan hal mudah...

Menghadapi tangisan anak di sekolah bukanlah hal yang mudah. Kalo di rumah, dalam keadaan seperti ini, aku mungkin sudah masuk kamar dan mengunci diri sambil menenangkan emosi yang pasti nya naik turun. Tapi bagaimana kalo di sekolah... Saat Pasya mulai "ngambek" ga mau di tinggal sendirian di kelas, aku mulai habis akal.
Rasa nya semua rayuan sudah aku kerahkan, bahkan nekat meninggalkannya dengan guru nya sudah aku lakukan. Tapi apa di nyana, dari mulai aku antar ke sekolah pagi harinya, sekitar jam 8, tangisan nya tidak juga berhenti sampai jam 11 siang saat dia pulang sekolah. Kalo sudah begini, siapa yang sanggup menahan emosi di hati.....
Ga sekali dua kali aku marahi dia, (udah sampai ubun-ubun rasanya kemarahanku...), tapi nangis nya bukan reda malah berpindah dari gendonganku ke gendongan wali murid lain. Ga mungkin kan aku biarkan anakku di gendong-gendong Ibu-ibu lain sambil nangis kesana kemari. Argh....pusing!!!!
Kehabisan akal, aku "tarik" dia pulang... Tapi kok melas juga liat muka nya yang ketakutan melihat kemarahanku. Aku kembalikan dia ke kelas, sambil bernegosiasi bahwa aku bakal menemaninya di depan kelas.
Ok, dia tenang sejenak... Belajar seperti biasa, sambil sesekali nengok ke arahku dan berkata "Bunda di situ aja ya, jangan kemana-mana ya...." Argh.... Capek badan sekaligus hati bikin air mataku leleh. Aku pangku dia sambil mengusap air mataku yang meleleh....
"Pasya kenapa seh.. kok ga mau di tinggal" kataku lembut menahan air mata yang terus mengalir.
"Pasya ga mau di tinggal Bunda, mau nya sama Bunda...." katanya memelas.
Argh.....

Selasa, 21 September 2010

Mudik Lebaran....

Tahun ini mudik lebaran yang ke 4 setelah aku nikah. Mudik dengan perut besar yang bulan ni masuk bulan ke 6. Ga usah di tanya deh gimana rasanya badan ni. Capek udah pasti... Pinggang rasanya mau copot, capek ga terkira.
Ya, maunya seh kalo bisa ga mudik... Tapi apa daya, dari pada ntar di amuk massa ya kan, lebih baik cari selamet deh. Walaupun badan harus rela capek luar binasa. Ga ada yang istimewa dengan mudik tahun ini, selain hadir nya si calon ade Pasya dan tentu nya kebersamaan dengan Pasya yang tahun ini 3tahun. Selebihnya semua biasa aja, makan bareng, shalat Ied bareng dan sungkeman. Nothing special...
Tapi ya nama nya juga Lebaran, semua keluarga "kudu" berkumpul bareng-bareng. Kalo absent tanpa alasan yang masuk akal, pasti bakal di rapatkan keluarga, malah bisa-bisa di "coret" dari daftar keluarga, hehehehe....
Mudik Lebaran...
Ntah kenapa jadi moment yang istimewa, padahal jarak tempuh begitu jauh. Ongkos juga ga sedikit yang di keluarkan, belum macet dan berebut tempat di kereta atau bis. Tapi ya semua orang menikmati nya seolah ga pernah bosen menanti Lebaran-lebaran berikutnya.

Rabu, 04 Agustus 2010

Nama nya juga anak-anak...

Selama kurang lebih 2 minggu nemenin Pasya sekolah, membuat aku makin "belajar" tentang Pasya secara lebih mendalam. Di rumah mungkin Pasya termasuk anak yang ceria, lincah dan sangat bawel. Tapi di sekolah kadang dia menjelma menjadi anak yang gampang sekali menangis saat teman nya menyenggol. Belum lagi dengan panggilan manja nya saat dia di kelas " Bunda...masuk kelas temenin Pasya".
Beberapa hari ini, Pasya selalu saja di nakalin sama temennya, Gavino. Ngeliat anak laki-laki bertubuh gempal ini menggoda Pasya memang gemes juga, kadang pengen cubit juga. Tapi walaupun aku telah mengingatkan Pasya untuk jauh-jauh dari Gavino, namanya juga anak-anak tetep aja main bareng lagi. Ah... dasar.
Pasyaku memang sudah besar, lagu anak-anak sudah di hapalnya di luar kepala. Kata-katanya pun "terangkai" baik dengan balutan kata-kata " Astagfirullah Bunda....", atau " Ya Allah, Ya Rabbi...". Bangga tentunya, ga sia-sia semua hal yang kami ajarkan padanya. Belum lagi melihatnya lincah menari mengikuti gerakan yang di ajarkan oleh Bu Gurunya di kelas. Lucu banget.....
Pasya...semoga kamu menjadi anak yang membanggakan ya nak, amin.

Senin, 05 Juli 2010

Minggu ke 12...

Tanggal 3 Juli 2010 kemaren, genep 12 minggu usia kandunganku. Lucu banget, pas di USG jelas banget gitu keliatan kaki, kepalanya dan tangannya udah mulai "tumbuh". Pas dokter gerak-gerakkin alat USG-nya, si dede spontan gerak juga. hehehehhe.... anakku, lucu banget kamu
Mualku juga udah mulai berkurang, walaupun kadang masih terasa. Mulai terasa juga pegal-pegal di sekitar kaki dan pinggang, terutama sehabis jalan-jalan. Seneng banget, ga terkira Allah Maha baik sama Aku dan Mas. Allah kembali mempercayakan kami anugrah terindah yang nantinya akan menjadi "cerminan" untuk langkah kami.
Anak yang kemudian hari akan membuat kami "sadar" akan berartinya hidup dan kehidupan ini. Anak yang nantinya akan mengajarkan kami untuk selalu bersyukur dan sabar menghadapi segala "tantangan" yang ada, karena kami harus kuat untuk mereka. Anak yang akan mempererat hubungan kami, menjadikan kami pasangan yang saling membutuhkan, saling bergantung untuk bisa membesarkan dan mendidik mereka. Anak yang Allah titipkan pada kami, semoga menjadikan kami orang tua yang tidak sombong akan apapun, terutama akan hidup ini, karena kami hanya lah pasangan suami-istri jika tanpa mereka, anak-anak.

Rabu, 16 Juni 2010

Menikmatinya...

Beberapa hari ini perut ga "bersahabat", mual banget rasanya. Laper, tapi males banget nyium bau makanan. Ehm... Kehamilan keduaku ini memang agak lain dengan Pasya dulu. Sekarang aku lebih "menikmati" masa males-malesan ku di kamar. Tidur-tiduran sambil liat televisi, atau menemani Pasya menggambar (sambil tetep tiduran..). Belum lagi selera makan yang drastis banget berubah... Tapi aku menikmatinya.
Alhamdulillah, 19 Mei 2010 lalu aku mendapati test pack ku positif. Sujud syukur aku lakukan, tapi tetep sabar, ga mau GR duluan. Tanggal 22 Mei 2010, kembali aku test, alhamdullilah hasilnya tetap sama, positif. Aku ga langsung ke dokter, menurut pengalamanku di kehamilan Pasya, dengan usia kehamilanku yang baru kurang lebih 4 minggu ini, janin belum terdeteksi USG. Karena itulah, banyak pasangan muda yang kadang menganggap kehamilan muda sebagai kehamilan palsu. So, tanggal 05 Juni 2010, baru deh aku cek USG.
Alhamdulillah..
Kantong hamilnya sudah kelihatan, begitu juga dengan calon janinku, walau masih berupa segumpal darah usia nya sudah 7 minggu. Seneng banget... Allah menjawab semua do'a-do'a kami. Sekarang, aku sedang menikmati segala rasa kehamilan ini. Semoga semuanya sehat, normal, baik aku maupun si kecil.. amin.

Jumat, 04 Juni 2010

Tetangga oh....

Siapa seh yang ga kesel, pulang kantor, badan capek pengen segera ketemu Istri dan anak eh mau parkir mobil di halaman rumah sendiri aja susah. Berkali kali bahkan rasanya dari mulai kami pindah ke rumah ini, aku selalu saja mengetuk rumah tetangga sebelah untuk memintanya memindahkan mobil nya yang parkir sembarangan di halaman rumah kami.
Tapi sampai dengan kemarin, mobil itu masih juga "nongkrong" di halaman kami. Sungguh menyebalkan. Entah tetangga itu sengaja, atau memang mereka ga sadar bahwa mereka ga cuma hidup sendiri. Capek, kadang emosi juga harus tiap kali mas pulang aku harus "mampir" ke rumah nya untuk minta pinggirkan mobil.
Hem...
Apa perlu hal ini kami sampaikan ke Pak RT ya....

Selasa, 18 Mei 2010

Our Love Song...



Ini aku apa ada nya sayang...
Yang ingin selalu mencintaimu, bersamamu, walau aku tau cinta ini tak sempurna...
Ini aku apa ada nya sayang...
Yang selalu ingin membuatmu bahagia....
Semoga cinta kita terbawa sampai ke surga... amin.

Sabtu, 17 April 2010

Petuah Rumah Tangga....

Pernikahanku yang baru berjalan 4tahun (tahun ini), terkadang membuat aku dan suami banyak melakukan instropeksi dalam pernikahan kami. Bukan hanya terhadap hubungan kami sendiri sebagai suami istri, tapi juga hubungan kami sebagai menantu dalam keluarga masing-masing.
Sebagai suami istri, aku banyak memberikan keluangan waktu untuk suami melakukan apa pun yang selama ini menjadi hobby dan rutinitasnya, selama hal itu baik dan tidak menggangu waktu kebersamaan kami. Aku juga berusaha memberikan kepercayaan untuk setiap langkahnya di luar rumah.
Aku sadar, setiap rumah tangga pastinya punya cobaan masing-masing, dan sejauh ini kami sanggup melaluinya dengan baik. Kebersamaan yang selalu coba kami bangun, sebagai pondasi, di lengkapi dengan rasa saling memiliki membuat rumah tangga kami lebih "bernyawa". Kami selalu berusaha memberikan nilai lebih pada pernikahan kami. Kami juga memegang komitmen pada janji kami sebelum menikah dulu, janji yang selalu mengingatkan kami akan adanya kebersamaan kami sampai sekarang. Semoga semua kebahagiaan yang ada, akan terbawa ke surga nanti. amin

Kakak..

Sebagai kakak dari dua orang adik laki-laki bukanlah sebuah persoalan mudah. Banyak hal baru yang harus aku pelajari dari mereka. Cara berfikir yang cenderung sistematis, simple dan apa adanya kadang membuat aku mengelus dada. Pergaulan mereka yang aneh, di mulai saat mereka menginjak sekolah menengah pertama. Pulang sekolah dengan rambut yang di cat warna-warni, nilai sekolah yang jeblok sampai dengan hal yang berbau lawan jenis. hem...
Sekarang kedua adikku bisa di bilang sudah sangat dewasa. Yang besar hampir lulus kuliah, dan sebentar lagi (insyaallah) mau lamaran. Yang paling kecil, kuliah semester 2, dan sekarang baru mulai PDKT sama lawan jenisnya. Jangan di tanya seberapa sulitnya tugas aku memantau mereka. Dari mulai diam-diam membaca isi smsnya, mengecek register telpon masuk, sampai mencoba menghacker nilai ujian mereka lewat internet. Belum lagi harus menghadapi langsung mereka dengan urat syaraf yang tegang, saat mereka beradu argumentasi denganku.
Tapi jangan di tanya bagaimana mereka menjaga dan memperlakukan aku. Saat aku kuliah dulu, menjadi tugas adikku yang besar untuk selalu menjemput aku. Ga perduli jam berapapun aku pulang. Belum lagi saat aku hamil, semua keinginan ngidamku adikku juga yang semangat mencarikannya, tanpa rasa repot, bahkan sekarang mereka minta aku segera hamil lagi, hehehehhehe...
Seneng, bangga punya dua adik laki-laki yang selalu bisa aku andalkan. Calon istri adikku yang besarpun sudah sangat akrab denganku. Sebisa mungkin aku menerima dia dengan tempat yang sama seperti adik laki-lakiku. Sekarang tinggal memantau mereka sambil terus memberikan "petuah-petuah" saat mereka membutuhkannya.

Kamis, 08 April 2010

Apa sih???!!!

Pagi kemaren, secara serempak aku kirim sms yang sama ke beberapa teman yang udah nikah. Pertanyaan simple tapi banyak juga yang membutuhkan waktu lama untuk menjawabnya...
"Apa sih yang paling membahagiakan dalam kehidupan Rumah Tangga kamu???"
Jawaban demi jawaban masuk ke inbox HP aku. Satu-satu aku baca, jawabannya sama, ga jauh beda, mengkrucut ke pada satu jawaban pasti. Yang paling membahagiakan adalah memiliki pasangan yang membanggakan dan buah hati yang menggemaskan. Hem....
Ternyata kita punya jawaban yang sama, walau pengungkapannya berbeda. Aku juga bahagia saat pasanganku bisa menerima cintaku yang tak sempurna, cintaku yang apa adanya. Dan jangan di tanya bagaimana bahagianya aku saat bidadari kecil hadir dalam kehidupanku, penyejuk mata dan hati siapapun yang melihatnya.
Kebahagiaan yang yang tergantikan......
semoga semua kebahagiaan yang ada terbawa sampai di surga nanti, amin.

Senin, 05 April 2010

Hari Pertama Sekolah...

Tanggal 2-3 April kemaren, Pasya mulai masuk sekolah. Ya, dua hari itu Pasya observasi kelas. Apakah nanti dia siap untuk gabung dengan teman-temannya masuk play group. July nanti usia Pasya memang baru 2 tahun 10 bulan, tapi itu sudah melewati standart umum usia play group, yaitu 2 tahun 7 bulan.
Bangun pagi-pagi, mandi pagi-pagi juga, trus ngerapiin Pasya. Hem, anakku sudah besar ya, berbalut pakaian muslim lengkap dengan jilbabnya, ga terasa hampir 3 tahun sudah dia sekarang. Untung 2 hari ini Ayahnya libur, jadi bisa nemenin juga deh ke sekolah. Pasya jadi tambah semangat dan ga rewel di kelas.
Jangan di tanya deh kaya apa dia di kelas. Awalnya lain banget sama Pasya yang biasa di rumah. Pasya anak yang aktif di rumah, tiba-tiba tersihir dengan pesona kelas yang sama sekali jauh berbeda dengan rumah. Belum lagi dia harus beradaptasi dengan guru dan teman-teman barunya. Hem, bukan masalah yang mudah...
Tapi beberapa menit di kelas aja, dia sudah mulai asyik dengan teman-temannya. Menangkap bola, mewarnai, bernyanyi dan sesekali menjawab pertanyaan Ibu gurunya.
Pasya, semoga hari pertama sekolahmu ini membuatmu semangat untuk terus sekolah, kan Pasya bilang mau jadi Dokter, semangat ya nak....

Bokap Umroh...

Petengahan Maret kemaren, Bokap Umroh...
Nitip seabrek do'a deh, heheheh. Maklumlah resolusi 2010, kasih Pasya ade bayi belum terlaksana setidaknya sampai bulan kemaren. Belum lagi do'a-do'a lain yang ga boleh di tulis di sini, habis katanya kalo di tulis bisa ga afdol gitu, heheheh.
Hem, semoga umroh Bokap khusuk, dan yang terpenting semua do'a nya terkabul disana, jadi bulan ni gue bisa liat dua strip di test pack gue, amin....

Selasa, 30 Maret 2010

Kangen...

Membuka lagi foto-foto lama yang tersimpan rapi di lemari. Terbayang lagi perjalanan foto-foto itu satu persatu. Lucu banget ya, ga sadar rasanya waktu aku buat foto itu. Tertawa lepas, tanpa beban... Masa-masa beberapa tahun lalu memang masa yang kadang masih aku impikan.
Ya, aku ga perlu bangun tidur dengan sebuah tanggung jawab sebagai seorang istri ataupun ibu. Aku bebas pergi kemanapun, kapanpun, tanpa harus bingung memikirkan, apakah anakku sudah makan, apakah suamiku sudah pulang.
Ku tatap lekat-lekat foto itu, ah..Kenapa semakin aku liat semakin aku ingin kembali ke masa itu.
Tersadar dari lamunan, aku mendapati buah cintaku bermain di sebelahku. Tawanya yang khas anak-anak, larinya yang tanpa beban, sifatnya yang ramah dan selalu ingin menolong, membuat aku bersyukur dengan keadaan aku sekarang. Aku ga perlu kembali ke masa lalu, aku punya hari ini dan masa depan yang akan ku ukir dengan pahat cinta.
Aku ga perlu lagi takut dengan tanggung jawab yang tersemat di bahuku, sebagai balasannya aku selalu mendapatkan ciuman mesra Ayah Pasya setiap bangun tidur. Aku juga ga perlu khawatir dengan keadaan diriku yang tak lagi sama seperti saat belum menikah, karena sebagai timbal baliknya aku mendapatkan bidadari cantik yang sekarang bergelayut manja di pundakku.
Ah..
Masa lalu yang indah, tapi tetap tak bisa menggantikan indahnya masaku sekarang.

Sabtu, 20 Maret 2010

Kirain Siapa...

Handphone "pengasuh" Pasya berdering...
2 Kali bunyi, tapi rasanya yang punya handphone sedang tidak "ditempat". Aku mendekati handphone-nya dan melihat siapa gerangan yang menelpon. Hem... dahiku berkerut.
Sebuah nama asing muncul di panggilan tersebut, Ayah tercinta.
Aku menebak-nebak, mungkin dari Bapaknya dirumah, karena pengasuh Pasya memang jauh dari Orang Tuanya yang di Madiun.
"Tadi ada telp ya Mbak??", rupanya si pengasuh sudah berdiri di samping aku yang sedang bingung terbengong-bengong.
"Ya, tapi ga tau dari sapa, tapi dari namanya yang nongol, Ayah tercinta gitu. Bapakmu kali...." Jawabku santai.
"Heheheh.. bukan Mbak, itu "pacar" saya..." Jelas pengasuh Pasya malu-malu.
"Lalu, kamu di panggil siapa??....." Tanyaku lagi, maklum aku jadi makin penasaran liat tingkah pengasuhku itu. Belum nikah kok udah panggil Ayah segala, pake embel-embel tercinta lagi, ampun...
"Saya di panggil Bunda...." Jawabnya sambil ngeloyor membawa handphone-nya, dan hilang dari pandanganku.
Hah??? Tinggal aku yang sekarang bingung melihat tingkah polahnya yang "ajaib", sambil geleng-geleng kepala.

Kamis, 18 Maret 2010

Happy B'day Mam...

Hari ini Nyokap Ultah..
Seperti tahun-tahun sebelumnya aku selalu berusaha memberikan kenangan untuk Nyokap di hari specialnya. Bukan hadiah mahal, tapi lebih ke bentuk perhatianku sebagai anak yang kadang tak mampu aku ungkapkan lewat kata atau perbuatan. Mama adalah salah satu orang yang istimewa dalam hidupku. Ia yang memberiku separuh jiwanya agar aku bisa melihat dunia. Mama yang rela membagi nafasnya untuk aku, selama aku dalam kandungannya. Mama juga yang berjuang memberikan sepenggal nyawanya agar aku bisa terus hidup. Rasanya tak mungkin aku sanggup menggantinya dengan apapun. Aku hanya bisa memberinya kasih sayang yang kadang masih belum sempurna. Aku hanya bisa berusaha memberinya cerita indah akan rumah tanggaku, karena kebahagian rumah tanggaku adalah do'anya selalu. Aku juga berusaha memberinya cucu, permata hati yang selalu menjadi senyumnya di masa tua ini. Mama.. Aku mencintaimu dengan segala keterbatasanku.. Semoga Allah memberimu surga terindahNya, sebagai ganti atas segala yang kau beri untukku. I love u mam....

My Stupid Boss...

Membaca Novel baru yang baru aku beli dari toko buku, membuat aku kembali masuk ke "dunia lain" yang dulu pernah aku huni. Masih sangat segar dalam ingatanku semua hal yang berhubungan dengan "dunia" itu. "Dunia" itu berisikan kami yang saat itu berstatus sebagai karyawan. Kami dengan posisi kami yang berbeda-beda terlihat kontras dengan keadaan kantor yang tampak tak pernah kontras. Lalu siapa yang jadi penguasa "dunia" itu??? Ya, tak lain adalah orang yang selalu menyebut dirinya Tuhan. Dia selalu membuat hal yang tak nyata menjadi ada, hal yang tak mungkin menjadi sangat mungkin, apalagi kalo bukan pekerjaan Tuhan. Dalam kamusnya tak ada yang namanya tidak bisa, tidak mengerti atau bahkan tidak tahu. Untuk berbicara saja, kami harus menata bahasa kami dengan sedemikian rupa.. (udah kaya berhadapan dengan presiden aja). Bayak kosa kata yang tidak boleh ada dalam pembicaraan kami dengannya. Belum lagi pekerjaan yang harus selalu selesai kapanpun dia perlu, walaupun pekerjaan itu baru saja dia berikan. Belum lagi sifatnya yang selalu merendahkan orang lain, mengadu domba dan banyak hal lain yang aku sendiri seperti kehabisan kata untuk menulisnya.
Hem...
Aku dan beberapa teman yang sudah bebas dari "dunia" itu, bersyukur karena tak perlu lagi merasakan kebiadaaban si penguasa. Tapi beberapa teman yang lain, bagaimana dengan mereka?? Aku sering berdebat dengan teman yang masih aja berharap si penguasa akan berubah menjadi malaikat baik... Karena itulah dia masih sanggup bertahan di sana.
My Stupid Boss...
Novel menarik yang aku beli, sanggup menjadi gambaran bahwa ternyata si penguasa ga hanya ada di "dunia" kami, tapi juga di "dunia" si penulis novel. Novel baruku yang membuat aku kembali tersenyum mengenang masa-masa laluku dengan teman-teman sependeritaan.
Guys... I recommended this novel for all of u, read it and u will know that u are not alone with ur destiny stuck in that office!!!

Rabu, 17 Maret 2010

Tetap Semangat...

Hem...
Memandangi "hasil pekerjaan"ku yang belum maksimal. "Gagal lagi neh..." bisikku dalam hati. Sedih, tertunduk diam aku dalam sesal. Rasanya tak ada yang salah kali ini, tapi kenapa belum juga berhasil???
Aku kembali menyalahkan keadaan yang sampai saat ini belum berpihak kepadaku. Aku sms Mas, dan beberapa teman terdekat. Aku keluhkan kegagalanku kali ini. Mereka semua mensupport aku, memberikan do'a tulus yang tak terkira. Mas menelponku dengan dukungan cintanya yang penuh, "Jangan cemas.. masih banyak waktu untuk memperbaiki semuanya. Allah maha baik, kita minta terus sama Allah, pasti akan di kasih.. percayalah!!". Aku bangkit.
Dalam do'a, aku meminta dengan sangat keinginanku yang terdalam. Aku percaya, Allah tidak tidur, dan aku tidak sendiri. Semoga dalam usahaku berikutnya Allah memberikan apa yang menjadi do'aku. Amin.

Sabtu, 13 Maret 2010

Ternyata....

Ga mudah menjadi orang tua, Ga pernah ada sekolahnya dan yang paling pasti ga bisa di koreksi apapun yang telah kita ajarkan pada anak kita. Baik ajarannya hasilnya pun baik, kalo buruk ajarannya, ya buruk juga hasilnya. Anak juga "cermin" untuk kita... Pernahkan kita bercermin, mengamati diri kita dari atas sampai bawah. Ya seperti itulah anak terhadap kita.

Jumat, 12 Maret 2010

Comment

Debat comment di Fb (facebook) dengan beberapa teman kuliah. Comment jahil yang ternyata di respond sama mereka. Beberapa teman sibuk update status yang lagi kangen sama pasangannya yang jauh di mata tapi dekat di hati (hem...yang bener neh???). Teman yang lain sibuk update ke-jomblo-annya, yang malah kadang bikin comment yang masuk "macem-macem".
Aku suka bikin suasana panas dengan comment yang aku buat. Apalagi menyangkut jauh di mata dekat di hati itu, hehhehe. Paling suka aku membuat pasangan yang lagi terpisah karena "tugas negara" itu kalang kabut membaca comment dari aku. Belum lagi update statusku yang kata teman-temanku kadang bikin "gatel" mata yang baca, heheheh. Maklumlah, aku update status suka asal gitu, kadang malah ga sesuai dengan keadaan yang ada, kaya iklan di TV gitu lah...
Lagian, main Fb (facebook) kok di ambil hati. Malah ada yang "berantem" di Fb (facebook). Ujung-ujungnya nama salah satunya ilang dari list teman yang lainnya, ampun deh... Kalo aku, lebih suka shopping lewat Fb (facebook), lebih simple n barang-barangnya juga lebih variatif dari yang di toko.
Tapi main Fb (facebook), lumayan bikin urat sarafku yang kadang tegang karena kesibukkan mengurus Pasya dan bebenah rumah bisa lebih rileks. Sambil minum kopi baca status teman-teman, bisa bikin ketawa. Lalu iseng kasih comment.... biar yang punya status "kalang kabut", hheheheh.

Minggu, 07 Maret 2010

Untungnya...

Tiap aku berhadapan dengan orang lain, banyak banget berkeliaran pikiran "aneh-aneh" dalam benakku. Dari mulai mencela atau memuji penampilan orang yang ada di hadapanku, sampai memberi makna tersendiri akan pertemuan yang ada. Aku termasuk orang yang moodi. Aku bisa sangat baik, tapi juga bisa sebaliknya.. sangat jahat terhadap orang lain.
Ga tau kenapa, hal itu terjadi juga saat aku berhadapan dengan cintaku. Banyak hal yang "tersimpan" rapi dalam benakku yang aku ga pengen dia tau. Bukan karena aku ga pengen jujur, tapi aku punya "dunia" ku sendiri, sama halnya dengan dia. Kami memang suami istri, kami "berbagi" segala hal, tapi sebagai manusia kami juga punya tempat khusus untuk diri kami sendiri. Cintaku punya tempatnya di depan komputer, ada banyak hal yang tak bisa ia bagi saat ia "berhadapan" dengan komputer. Begitu juga aku... Aku bisa sangat asyiknya jika sudah "menelusuri" bakatku menulis..
Dengan menulislah aku bisa sangat jujur terhadap apapun, termasuk perasaanku sendiri. Tapi aku tak pernah membiarkan seorangpun "menilai" tulisanku, yang kadang bersifat tajam, kejam, blak-blakan. Bagiku tulisanku adalah aku, jadi "menilai"nya sama halnya dengan memberikan "penilaian" terhadap aku.
Kadang, aku bersyukur.. bahwa walaupun Allah memberikan kita 2 telinga, tapi Allah memberinya batasan mendengar, sehingga tidak semua hal bisa kita dengar, termasuk pikiran orang. Andai kita semua bisa, apa mungkin dunia ini masih setenang sekarang???

Kamis, 04 Maret 2010

Lega...

Lega rasanya...
Hanya dalam waktu 3 hari, Pasya udah pinter banget ga pipis lagi di celana. Aku memang melatihnya, untuk kesiapannya sekolah nanti. Aku ga mau anakku jadi "bahan ledekan" teman-teman dan gurunya karena dia masih sekolah pake pampers. Perlahan, dalam waktu sekolah yang terhitung masih cukup lama, aku melatihnya ke Toilet sendiri. Belum sempurna memang, karena dia belum bisa "cebok" sendiri, tapi.. usahanya yang keras untuk ga pipis di celana, sudah cukup bagiku. Sedangkan untuk ga pup di celana, aku sudah melatih Pasya sejak dia mulai belajar jalan.
Sekarang, aku bisa "santai" membiarkannya tidur di tempat tidur kami, tanpa khawatir dia ngompol walaupun ga pake pampers. Aku tinggal mengingatkannya "Pasya.. ga pake pampers lho ya, kalo pipis bilang". Dan hal itu berhasil. Bahkan sekarang, Pasya yang selalu bertanya "Bunda, ni pake pampers ga, Pasya mau pipis...". Uh, pinter banget.
Di usianya yang 2,5thn ni hal itu sungguh sangat luar biasa. Aku tinggal melatihnya "lepas" dari pampers nya saat tidur. Tapi aku yakin, hal itu pasti bisa di lewati Pasya dengan baik.

Rabu, 17 Februari 2010

Play Group

Pasya sekolah...
Ya tahun ini dia mulai masuk sekolah Play Group. Jangan di tanya bagaimana antusiasnya dia. Setiap saat selalu tanya, "Bunda, kapan Pasya sekolah Play Group...". Hem, beberapa kali memang dia aku ajak "berkeliling" daerah dekat rumah. Mencari sekolah Play Group yang cocok dan pas dengan dia, juga kantong kami...heheheheh. Acara mencari sekolah Pasya bukanlah hal yang mudah. Bagaimana tidak, saat memasuki gerbang sekolah, Pasya pasti langsung takjub dengan segala atribut sekolah yang ada. Dari mulai isi kelas nya yang rame di hias bermacam gambar, sampai beraneka ragam mainan yang ada di tamannya. Kalo sudah begitu, jangankan mengajaknya pulang, menggandengnya beranjak sebentar saja dia tidak mau.
"Bunda...Pasya mau sekolah Play Group!!!".
Hem... semua mata memandangku. Seorang Ibu berkata "Pinter banget ya, sudah mau sekolah sendiri..yang lain kadang harus di bujuk dulu". Ya Pasya ku memang Istimewa. Dia sudah pinter pake sepatu sendiri, dan Istimewanya ga pernah terbalik antara kanan-kirinya. Pasya juga pinter menata puzzle, ga pernah bosen membolak-balikkan puzzle yang kadang masing suka salah tempat. Pasya juga sudah pinter makan sendiri, istimewanya dari dia 1 tahun, Pasya sudah bisa memisahkan duri ikan dari dagingnya, biji jeruk dari buahnya dan banyak lagi yang kadang belum bisa di lakukan anak seusianya.
Pasyaku...
Kadang aku kwalahan menghadapi "kepinterannya". Tapi aku sangat bersyukur memilikinya. Ga sulit mengajarkan hal baru kepadanya. Do'a-do'a pendek harian aja, dalam hitungan hari langsung di hapalnya. Belum lagi pelajaran lain yang sederhana tapi tak kalah penting, seperti bilang permisi saat dia ingin buang angin di tengah keramaian, ijin ke toilet saat ingin PUP, bilang terima kasih saat menerima apapun dari siapapun, dan banyak lagi.
Sekarang aku tinggal mengajarkannya lepas dari pampers nya, karena dia masih suka pipis di celana. Mengajarkannya toilet training sendiri, dan hal lain yang baru.
Tapi aku yakin hal itu ga akan lama di pelajarinya.

Kamis, 11 Februari 2010

Facebook Riwayatmu Kini...

Semakin di larang, jejaring pertemanan ini justru semakin menggila di kalangan masyarakat. Ga cuma kaum muda-mudi saja yang gandrung, tapi lintas usia sudah bisa mengakses jejaring pertemanan ini. Marak di angkat di televisi, bahkan sempat membuat MUI ingin mengeluarkan fatwa Haram, atas "media" ini, tak membuat si pemakai jera, atau bahkan berkurang. Mereka yang "terlanjur" jatuh hati seolah tak lagi peduli dengan keadaan.
Jejaring pertemanan ini memang "bebas", tak ada aturan yang mengikat, batasan yang mengekang, bahkan hal-hal yang di larangpun rasanya tak pernah tertulis secara baku. Hanya kita sang pemakai yang bisa membatasi diri dengan "keadaan" sekitar.
Saya mungkin sedikit beruntung, karena Pasya belum lagi mengerti dengan hal tersebut. Tapi bagaimana dengan para orang tua yang sekarang sedang gundah gulana menunggu kedatangan buah hati mereka yang "hilang" karena mencoba "kopi darat" dengan teman mereka yang di kenal melalui jejaring pertemanan tersebut... sungguh tak tergambarkan bagaimana hati saya. Beberapa teman saya memang aktif menggunakan jejaring pertemanan tersebut, bahkan setiap hal yang di temuinya selalu di "share" memalui jejaring pertemanan tersebut.
Hem.. Jaman semakin modern ya, tapi kenapa keamanan justru semakin berkurang, dan hati ini lho, ga bisa di tipu kalo tiap saat semakin sering was-was dengan keadaan sekitar.

Sabtu, 06 Februari 2010

Menangis Semalam...

Kaya lagu Audi tempo dulu...
Menangis semalam....
Ya di malam yang panjang, tumpah ruah air mataku...
Kayanya semua udah ga tertahankan lagi, sesak banget dada ini.
Aku tergugu dalam tangisan, sambil mulutku terus mengumbar kata-kata. Aku ga mau lagi memendam semuanya. Aku ga mau sakit hati lagi. Di benakku sekarang, lebih baik aku jujur daripada nantinya aku "jatuh" dalam keadaan yang lebih buruk lagi.
Lelah rasanya...
Capek "menikmati" keadaan seperti ini, selalu seperti ini.

Selasa, 02 Februari 2010

Menikmati....

Rasanya segala cara telah aku coba..
Dari mulai minum jamu, test dengan pengecek kesuburan, dan "sesi curhat" khusus ke Dokter Kandungan. Tapi sampai hari ini, belum juga ku dapati tanda "positif" yang kuinginkan. Aku "jatuh" dalam keterpurukkan putus asa.
Aku diam...
Menatap langit-langit kamarku yang kosong.
Hampa...Kosong rasanya hatiku.
Kenapa belum juga ya, apa yang salah, apa aku terlalu ngoyo??!!
Dalam keterpurukkanku, aku kembali mengingat masa lalu saat aku hamil Pasya dulu. Ya 3tahun lalu saat aku menginginkan Pasya, rasanya tak beda jauh dengan sekarang. Rasa yang menggebu yang ga bisa aku ungkapkan. Aku terlalu menginginkannya.
Tapi...
3tahun lalu aku lebih pasrah, pasrah dengan kondisi terus berdo'a dan berusaha.
Aku juga ga sengoyo sekarang, aku nikmati setiap prosesnya dengan hati ikhlas.
Aku lalu sadar..
Bahwa anak, jodoh dan rezeqi adalah misteri dan hak preogratif sang pemilik jagat ini. Aku ga lebih dari seorang manusia yang hanya mengharapkan "belas kasih" Allah untuk hal yang satu itu. Aku kembalikan hati dan pikiranku pada kondisi 3tahun lalu. Pasrah dan terus berusaha....tanpa lupa berdo'a.
Allah ga pernah tidur kan, Allah juga pasti tau betapa aku berusaha dan menginginkan ade Pasya hadir di tengah-tengah kami. Sekarang, aku ingin kembali menikmati segalanya. Semoga Allah segera memberikan bayi mungil itu di tengah-tengah kami. amin.

Jumat, 29 Januari 2010

Selingkuh

Di antara jejeran novel terbitan Lingkar Pena, aku menemukan Novel bercover biru. Novel yang berjudul Cinta Semusim karangan Ifa Avianty mengusik mataku untuk mengambilnya. Di cover depannya berjejer wajah tampan dan cantik sebagai penghias. Hem... Novel baru neh kayanya. Aku mulai membaca sekelumit resensinya, bagus juga...beli ah.
Lembar demi lembar mulai aku buka novel itu. Berbaris rapi kalimat demi kalimat yang menawa hatiku. Novel itu bercerita tentang perselingkuhan yang terjadi antara tokoh-tokoh di dalamnya. Cerita lugas, tegas dan tanpa rekayasa.
Tanpa sadar, aku berlari dalam cerita itu....
Ya, aku pernah ada di posisi salah satu tokoh itu. Dimana batinku bergejolak memilih, antara kekasih hatiku, atau wajah lain yang lebih berkharisma dan menawan. Tapi di akhir cerita itu, aku tersadar, bahwa bagaimanapun kita pasti akan kembali ke pasangan kita. Pasangan yang telah Tuhan pilihkan untuk kita, betapapun kurangnya.
Hem..Novel menarik yang membuat saya tersenyum, berfikir, dan kembali bersyukur atas pilihan yang telah saya lakukan sakarang.

Jumat, 22 Januari 2010

Bank Mana Lagi Ya??!!

Gila ya...
Berita paling menghebohkan setelah kasus Century baru-baru ini, adalah pembobolan sejumlah rekening nasabah. Bagaimana mungkin, tanpa kehadiran kita, namun bisa terjadi transaksi via ATM. Penarikan dengan jumlah yang lumayan mencengangkan mata...
Hem, 4,5 Miliar (wah...beli kerupuk dapet berapa ya...hehehehheh).
Seisi rumah jadi heboh neh, ya wayah gini sapa seh yang ga "aktif" pake fasilitas perbankan, ya ga??!! Hampir semua orang pake. Jadi ngeri neh. Setiap berita itu nongol di TV, semua manteng deh di depan TV. Menyimak semua anjuran para ahli forensik mengenai kehati-hatian menggunakan ATM.
Ada baiknya deh sekarang kita batasi dlu pengunaan ATM. Kalopun sangat terpaksa, gunakan ATM yang benar-benar "aman". Aku juga termasuk orang yang lebih "berhati-hati" lagi sekarang terhadap pemakaian ATM. Gimana nggak, aku jarang banget bawa uang cash, termasuk jika harus belanja. Mau ga mau aku ambil uang via ATM, nah kan sekarang keadaan lagi gini. Aku jadi parno sendiri deh....Uh!!
Kapan ya negara kita neh "aman" dari hal-hal yang meresahkan masyarakat gini. Kapan kita bisa tidur tenang, tanpa khawatir akan terjadi sesuatu sama hidup kita....
Eh, kenapa ya yang hilang kok bukan uang pejabat aja, atau petinggi negara yang uangnya ga halal. Kenapa uang kita, yang kita cari dengan susah payah. Oh Indonesia.......

Kamis, 21 Januari 2010

BT berkepanjangan...

BT banget seharian ini... Bukan karena Pasya yang memang aga rewel, tapi ada sesuatu yang ga bisa aku ceritakan secara lugas disini (kan di baca orang sedunia, ge enak...heheheh). Seharian ini, aku gelisah banget, pengen marah-marah n selalu aja spaneng. Rasanya aku di kelilingin sama aura yang buruk banget.
Ujung-ujungnya Pasya sempet juga seh kena getahnya, aku omelin karena dia ikutan ga kooperatif (udah tau Bundanya lagi BT, eh malah dia "nyanyi" pake oktaf tinggi banget, bikin kuping aku sakit). Alhasil sekarang kepala aku migran berat, mungkin ga sanggup kali ya nampung ke BT-an aku yang semakin memuncak, di tambah dengan "nyanyian" Pasya yang semakin meninggi pula.
Ampun sakit banget....
Hem...
Creambath enak kali ya, meredakan sebentar urat-urat syarafku yang menegang. Tapi bagaimana mungkin, Pasya saja sekarang ni lagi "duduk maniez" di pangkuanku, men nbmjemani aku up-date blog. Sedangkan Ayahnya... Uh, belum terdeteksi mau sampai rumah jam berapa.
Hem, makin sakit kepalaku memikirkan semua ini....
Mandi dulu deh, moga-moga air dingin yang ada bisa meringankan "beban" di otakku...

Adaptasi lagi...

Walaupun sama anak sendiri, tapi karena dari mulai usianya 6bulan sudah aku tinggal kerja, mau ga mau kami harus adaptasi lagi. Sebenernya seh bukan kami, tapi lebih tepatnya aku... Ya, aku yang selama 2tahun ni bekerja, ga pernah terbayangkan untuk stay di rumah full time mengurus Pasya. Memang ini adalah komit aku dan Ayahnya sebelum menikah dulu, bahwa aku ingin tetap eksis walaupun sudah menikah, bahkan punya anak.
Sudah 1 minggu ni aku stay at home... Ya sebuah keputusan panjang dan berat juga. Aku memutuskan stay sementara waktu, menunggu rezeqi yang lebih dekat. Memang, tempat kerjaku dulu jauh minta ampun, maka sampai rumah tenaga yang tersisa hanya bisa aku pakai untuk tidur. Maklumlah...capek.
Sekarang aku dan Pasya mencoba menikmati waktu kami yang "tanpa batas" ini. Dia bisa dengan mudah bergelayutan manja di pundakku, menangis sepanjang waktu kalo aku ga menuruti keinginannya, dan bermacam lagi. Belum lagi aku juga mesti "meredam" egoku yang masih sangat suka "mejeng" di depan komputer. Bukan soal mudah...

Selasa, 19 Januari 2010

Koq Ada Yach...??!!!

Seorang teman dari kantor lama menelponku.
Dia bercerita tentang kondisi kantor yang semakin ga bersahabat. Beberapa hari yang lalu, dia bersitegang dengan Boss ku. Singkat cerita, keangkuhan Bossku terpanggil untuk kembali menyakiti karyawannya. Sejumlah deretan angka yang merupakan komisi hasil penjualannya di tahun 2009, begitu saja di sulap oleh Bossku, hilang....
Hem, aku kaget.
Tapi tak terlalu tercengang juga, karena aku tau bagaimana watak Bossku itu. Aku kembali "terbang" kekejadian dulu saat aku masih di sana. Betapa tiap detik saat ada dia di kantor, kami akan menjadi "mati" dan tidak sanggup melakukan apapun. Belum lagi saat aku juga terkena kasus dengannya saat mencoba keluar dari kantor itu. Sungguh perjuangan yang panjang.
Temanku adalah Kepala Keluarga, bagaimana dia meneruskan hidupnya jika nanti Boss itu murka dan membuat hidupnya lebih sengsara. Bagaimana nasib anak-istrinya......
Mudahkan segalanya ya Allah, beri dia jalan terbaik. Berikan balasan setimpal atas apa yang Bossku perbuat.


Senin, 18 Januari 2010

Kapan neh??????

Hem... Romansa orang hidup ga pernah berhenti ya??
Saat masih single, selalu muncul pertanyaan, "kapan kamu nikah, sudah cukup lho umurmu..Teman seumurmu sudah banyak yang menikah".
Lepas dari pertanyaan itu, (karena sudah menikah...), muncul pertanyaan baru "Kok belum hamil juga...padahal yang lain sudah mau melahirkan lho??!!". Hem, dahi mulai mengkerut, sampai akhirnya aku berhasil juga berbadan dua. Setelah itu semua, apakah lantas pertanyaan-pertanyaan itu selesai??!! TIDAK. Sekarang muncul pertanyaan baru "Kapan si Sulung punya adik, kan sudah besar dia...." Uh, capek ya.
Ga pernah habis rasanya orang-orang itu mengurusi hidup aku. Segala hal di tanya, di urusi, bikin aku kadang terpungkur dalam rasa muak.
Tapi kembali aku tersadar, bahwa pertanyaan mereka, tak lain adalah do'a untukku. Kenapa aku harus marah... Sabar, n trus ikhtiar. Ya itu yang harus aku lakukan. Aku juga harus lebih rileks, n menghargai waktu. Jangan terburu-buru, Allah selalu memberi di saat yang tepat kan. Di saat yang Dia lebih tau, kapan Aku dan Ayahnya siap menerima "tanggung jawab" baru itu.
So....
Nikmatin aja waktu kebersamaan yang ada, toh kita tak pernah lepas berdo'a n berusaha. Allah ga akan mendzalimi hambanya, kan??!!

Mencoba....

Kok susah banget ya yang namanya maafin orang. Bukannya dendam, pengen balas kesalahannya, tapi aku belum bisa maafin apa yang udah dia perbuat ke aku. Aku ngerasa kalo sakit hatiku terlampau dalam, aku terluka dengan sangat. Ku coba lagi mengais pecahan hatiku yang luluh saat aku bersitegang dengannya, aku sadar aku ga mungkin melawannya. Tapi egoku tak bisa berkata damai...aku berontak, dan kemudian aku sadar, aku telah kalah.
Sekarang aku ga lagi mau peduli dengan apapun yang terjadi. Kalo hati ini terlukai lagi, ga ada kata lain, selain pergi. Aku ga mau lagi sakit hati, yang nantinya bisa membuat aku sakit badan, n parahnya sakit jiwa. Orang ini bak hantu... menghantuiku kemanapun aku pergi, sulit menghapusnya. Tapi aku tau, aku tak bisa lagi diam, karena dia akan membuat aku tak berarti.
Bosan rasanya... ga ada lagi semangat hidup!!!!