Jumat, 26 November 2010

Lupa Tujuan Awal...

Kadang saat kita bertemu dan ngobrol sama teman baru atau bahkan teman lama tentang suatu hal membuat kita lupa. Lupa waktu, lupa status kita dan ga jarang jadi lupa tujuan hidup kita (nah lho...). Teman memang bisa menjadi penyemangat tersendiri buat hidup kita. Saya punya orang-orang yang berdiri di samping saya yang siap mem-back-up saya saat saya butuh. Saya menamakan mereka dengan label sahabat.
Hari ini, saya bertemu dengan orang baru lagi di sekolah Kk Pasya. Saya bahkan ga tau nama Ibu itu, tapi obrolan singkat kami tadi siang sempat membuat saya terpaku dan lupa akan tujuan awal saya menyekolahkan Pasya di sekolah nya yang sekarang.
Bukan karna sekolah Pasya ga bagus, tapi...
Ibu itu bilang "Kenapa harus sekolah Play Group, kan hanya bermain aja. Kenapa ga masukkan ke TPA (Taman Pendidikan Al'quran) aj. Lebih mantab pendalaman ngajinya".
Lalu, kata-kata itu masuk tepat ke pikiran ku yang terdalam...
Membuat aku berfikir.... ya juga ya kalo aja aku tau info TPA terdekat pasti aku masukkan Pasya ke sana. Bukan semata karna "harga" yang di tawarkan pasti jauh lebih murah tapi karna aku ingin Pasya bisa di andalkan Ilmu Agamanya.
Aku "lupa", dan terdiam dalam penyesalan yang mendalam....
Tapi, saat aku liat Pasya berjalan bersama teman-teman nya di luar menuju ruang komputer (jadwal Pasya hari Jum'at memang bermain komputer..), aku kembali tersadar. Aku ingat kenapa aku dan Ayahnya memasukkan Pasya ke sekolah ini.
Ya, kami ingin memfasilitasi keaktifannya di rumah. Kami ingin dia bisa bersosialisasi dengan baik, bisa punya bekal akhlak yang baik pula.
Lalu apa beda nya sekolah ini dengan TPA yang Ibu tadi katakan??!!
Pasya memang lebih banyak "bermain" di dunia nya sekarang, tapi bukankah usia nya yang sekarang baru 3tahun adalah dunia bermain...
Lalu apa yang aku khawatirkan???
Bermain nya pun bukan sembarangan bermain, dia belajar berempati terhadap orang lain. Belajar mandiri mengurus barang-barang nya sendiri, belajar banyak hal yang mungkin kalo kami masukkan Pasya ke TPA dia tidak akan mendapatkan hal tersebut.
Lagi pula, bukankah kami orang tua lebih tau apa yang dibutuhkan anak kami. Pasti apa yang di butuhkan Ibu tadi jauh beda dengan yang di butuhkan Pasya.
Lalu... Kenapa saya harus "peduli" dengan pilihan orang lain terhadap hidup mereka. Harus nya saya menganggap itu sebagai masukkan, tidak lebih.
Sekarang Pasya juga menunjukkan kemajuan luar biasa di sekolah nya, dan kami bangga akan hal itu....

Tidak ada komentar: