Minggu, 22 Maret 2009

Diam

Pernahkah kita menyempatkan diri kita untuk sejenak diam. Banyak rutinitas yang kita lakukan, juga banyak waktu yang kita habiskan setiap harinya. Tapi, pernahkah kita berfikir untuk sejenak diam, mendengarkan "suara" alam yang menyeru pada kita. Hari ini saya menerapkan hal itu. Saya mencoba untuk diam sejenak saat Pasya mencoba menarik perhatian saya. Seharian ini memang dia terlihat cengeng, lebih dari biasanya. Mungkin hal itu wajar, melihat kenyataan yang terjadi, bahwa setiap harinya saya selalu meninggalkannya untuk sibuk berkutat dengan rutinitas kantor. Hari ini saya mencoba cuek dengan ulah Pasya yang tidak henti-hentinya mencoba "mencuri" perhatian saya. Dari mulai merengek minta susu, menangis minta naik sepeda, sampai nangis untuk hal yang saya sendiri ga mengerti tujuannya untuk apa. Awalnya memang saya memberikan apa yang dia minta, tapi lama-lama yang dimintanya semakin "aneh-aneh" dan membuat saya menjadi "gemes" juga dengan polahnya. Saya lalu menggunakan aksi diam. Ya diam tanpa kata yang keluar, tidak marah, ngomel ataupun tersenyum. Hanya diam tanpa kata-kata. Awalnya dia masih merengek meminta perhatian saya. Tapi tak lama kemudian, dia diam...Diam sendiri dan mengambil botol susunya lalu tidur. Saya sempat bingung, tidak menyangka cara yang saya gunakan berhasil juga. Ternyata kadang kita hanya butuh reaksi diam untuk menyelesaikan masalah yang kita alami. Lalu kenapa kita harus menghabiskan energi kita untuk marah-marah, bukankah...diam lebih indah.

Tidak ada komentar: