Minggu, 09 Agustus 2009

Aku Kalah....

Akhirnya aku Kalah.... Air mataku tumpah jua. Ga sedikitpun aku ingin menangis, tapi rasanya hari itu hatiku sedang mellow. Aku kalah, dan tergugu dalam tangis. Perdebatan itu di mulai saat aku belum juga sempat menginjakkan kaki di kantor, ya, aku masih dalam perjalanan menapaki langkah menuju kantor, tapi teriakan-teriakan itu sudah membahana di telepon genggamku. Ya Allah, aku lemas... kakiku rasanya mati rasa, ga pengen rasanya aku langkahkan kakiku ke kantor. Sudah terbayangkan bagaimana terkutuknya tempat itu. Tapi aku ga mau di cap sebagai pengecut, lari dalam ketidakberesan pekerjaanku. Aku harus berani menghadapi hari ini, walaupun akhirnya mungkin akan berat. 
Di ruangan tak dapat lagi aku tahan. Tumpahlah segala kegundahan hati selama ini. Aku menangis sejadinya di telpon mengadu pada Ayahnya Pasya, (belahan hati yang paling benci mendengar aku mengeluh tentang tempat kerjaku, karena baginya tempat itu bukanlah tempat yang layak untuk bekerja, melainkan tempat "perbudakan"). Aku tak bisa membendung lagi air mata yang tumpah, semua keluar begitu saja. Ku ulang-ulang kata yang sama setiap kali "Yang, Ade capek...capek dengan semua ini". Mas sangat mengerti dengan kata-kataku, siapa juga yang tahan dengan deraan caci maki yang hampir tiap saat aku dan rekan sekerja dapatkan. Dengan sedikit menenangkan Mas bilang "Ade pulang aja, kalo udah ga kuat keluar aja..ga usah di paksakan." Ya, selalu kalimat itu yang aku dapatkan saat aku sedang mellow soal pekerjaan. Ga ada jalan lain selain menyudahi semua penderitaan ini dengan cabut dari sini. Karena ga mungkin merubah karakter Si Boss yang psikopat, ga mungkin....
Ehm...
Aku mengambil nafas dalam, diam dan merenung. Dengan seorang teman aku diskusi tentang keadaanku sekarang. Ia menanyakan kenapa aku masih bertahan juga sampai sekarang. Aku menjawab simple, karena belum lagi ada tempat baru yang bisa memberikan aku pencerahan yang lebih baik. Ya, satu tempat yang lebih baik belum juga aku dan rekan semua dapatkan. Kami masih "terkungkung" dalam satu tempat pengap ini tanpa menemukan jalan keluar yang terbaik. Ya Allah...Aku kalah, namun aku tetap berusaha bangkit dan Ikhtiar untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih baik lagi. Bukakanlah jalan untuk kami Ya Allah, agar kami bisa segera keluar dari "neraka jahanam" ini. Amin

1 komentar:

purwati mengatakan...

salut untuk bunda Pasya yang bisa bertahan sekian lama kerja di tempat "perbudakan" ???
kenapa harus berkonflik dengan hati, pikiran dan perasaan bunda sendiri ?
karena suatu pekerjaan / hal harus mendatangkan keberkahan untuk jiwa dan raga kita.