Rabu, 02 Januari 2008

Privaci


Mungkin kita sering kali mendengar kata ini. Bahkan tak jarang dari kita sering "menjerit" karena tidak bisa merasakan privaci dengan sebagaimana mestinya. Saya memang sudah berumah tangga, namun yang namanya privaci saya masih sangat ingin merasakannya dalam kehidupan saya. Saya tetap butuh "ruang" tersendiri dalam kehidupan rumah tangga saya.
Saat saya dan suami berbeda pendapat akan suatu hal, maka saya selalu meminta "ruang" untuk merenungi masalah yang kami hadapi. Saya butuh waktu untuk "bermain" dengan pikiran saya, sampai saya bisa kembali lagi dalam kehidupan rumah tangga saya. Beberapa hari yang lalu saya sempat kehilangan privaci itu. Saya sempat merasa bahwa saya bukan lagi berada dalam dunia saya. Waktu seolah berjalan lambat, dan saya harus berbagi kehidupan saya dengan orang lain. Rasanya itu bukanlah saya, namun semua itu tak bisa terelakkan, saya harus melakukannya.
Sekarang saya belajar terampil menata hati saya. Memang tak setiap saat kita bisa menemukan privaci kita, namun saat semua hal yang menjadi kewenangan kita "dilewati" oleh orang lain, maka tak ada salahnya jika saya kembali "menarik" diri untuk meminta privaci saya.

Tidak ada komentar: