Selasa, 24 Mei 2011

Usia Pernikahan

Tahun ini pernikahan kami, insyaallah memasuki usia 5 tahun. Lengkap dengan 2 buah hati yang selalu menyemarakkan rumah kami. Tidak ada yang kurang, setidak nya bagi ku. Semua begitu "sempurna". Memang sebagai wanita rasa nya begitu naif kalo aku menganggap pernikahan kami ini selalu mulus, tak tersentuh masalah. Ada memang beberapa masalah yang sempat mampir, tapi sampai hari ini kami bisa bergandeng tangan melewati nya.
Beberapa orang bilang, usia 5tahun pernikahan termasuk usia rawan. Dimana suami sudah mulai membandingkan "masakan" dirumah dengan "masakan" luaran. Suami juga mulai pulang telat ke rumah dengan sejumlah alasan yang dulu tak pernah di utarakan sebelumnya. Lalu apakah perubahan itu hanya berlaku terhadap suami, tidak. Istripun mulai dengan kejenuhannya mengurus si buah hati, selalu duduk di rumah menghitung detik yang berlalu tanpa ada kegiatan yang signifikan. Kalo sudah begini, bagaimana nasib rumah tangga yang ada, haruskah mereka saling mendahulukan keinginan masing-masing untuk mendapatkan apa yang selama ini tidak di dapat nya??
Anak-anak bisa menjadi salah satu peredam keinginan yang ada. Saat suami tergoda dengan segala kesenangan di luar rumah, bukalah dompet dan liat foto-foto anak-anak di sana. Dengarkan celoteh ringan mereka lewat telpon. Tak mudah memang, apalagi jika hati benar-benar tergoda untuk mencari pelabuhan lain. Lalu, apa yang sanggup mengembalikan nya...
Percayakah, bahwa semua yang suami lakukan di luar rumah tak lepas dari ridho Istri, dan dari do'a Istri?? Semua yang suami dapatkan semata bukan karna hasil kerja keras nya, tapi karena kerelaan Istri yang selalu menautkan nama nya dalam do'a panjang. Apakah hal itu bisa suami dapatkan saat suami "sibuk" mengejar pelabuhan lain?? Apakah suami rela melepaskan nya demi kebahagiaan yang belum pasti untuk sebuah kerusakkan yang permanent??
Berapapun usia pernikahan kita, janganlah selalu melihat kemolekan fisik yang ada. Kalopun Istri tak lagi cantik seperti saat menikah dulu, lalu apakah suami juga tidak berubah... Menjadi keriput, gemuk dsb. Bawalah pernikahan yang ada tak hanya menjadi status di surat-surat legalitas, tapi di hati dan pikiran mu. Kembalilah ke rumah tidak hanya dengan lelah dan penatmu, tapi dengan cinta yang meluap yang siap kau bagikan untuk Istri dan anak-anakmu.

Tidak ada komentar: