Senin, 06 Agustus 2007

Bentuk Kepedulian

Nabi Saw melihat Sa'ad yang sedang berwudhu, lalu beliau berkata, "Pemborosan apa itu, hai Sa'ad?" Sa'ad bertanya, "Apakah dalam wudhu ada pemborosan?" Nabi menjawab, "Ya, meskipun kamu (berwudhu) di sungai yang mengalir." (HR. Ahmad)
Mungkin teman saya yang akan saya ceritakan ini sangat berpedoman pada hadist diatas. Teman saya ini adalah type seorang teman yang bisa dibilang agak lain sama teman yang lainnya. Karena teman saya ini sangat lembut, bahkan bisa dibilang sangat lembut. Untuk berbicara dengan saya saja, yang berjenis kelamin sama dengan dia, dia sangat hati – hati. Dia menata dengan baik gaya dan tata bahasanya, seolah dia tidak ingin ada kata – katanya yang membuat saya tersinggung atau tidak suka.
Kebiasaan lain dari dia yang sangat saya suka adalah dia sangat tepat waktu dan amanah dengan segala tugas yang di “mandat”kan kepadanya. Dia paling tidak sanggup berkata “tidak” untuk setiap tugas yang menghampirinya. Sebisa mungkin dia pasti akan menjalankannya dengan baik, bahkan saat dia sakit seklaipun. Itulah mengapa saya bilang dia sangat berbeda dengan teman saya yang lain.
Siang tadi saat saya bertemu dengan dia, saya belajar hal baru lagi dari dia. Satu hal yang baru saya lihat seumur hidup saya. Saat kami sedang berada di tempat wudhu (pas saat shalat ashar), saya wudhu tepat disamping dia. Saat itulah saya mempelajari hal baru dari dia. Dia membuka kran air wudhi dengan sangat hati – hati, pelan sekali seolah dia tak ingin air yang keluar dari kran tersebut keluar terlampau banyak melebihi kebutuhannya. Dan yang paling membuat saya kagum, dia dengan lincah memainkan kran air dengan jari jempolnya, saat dia berwudhu. Pada saat air di tangannya sudah kosong dari air yang akan dipake untuk wudhu maka dia memutar kran untuk membuka air, setelah tangannya penuh dengan air, maka dengan cekatan dia mematikan kran air itu baru kemudian dia pake air ditangannya untuk berwudhu. Begitu seterusnya sampai urutan wudhunya terpenuhi.
Saya sangat kagum melihat “gaya” wudhunya yang menurut saya tidak lazim. Bagaimana tidak, pastilah butuh kecekatan tangan yang luar biasa untuk bisa melakukan hal itu. Dan yang pasti butuh yang namanya kepedulian. Ya peduli pada lingkungan, bukankah sekarang ini banyak saudara kita diluar sana yang kekurangan air. Juga bentuk keperdulian lain kepada salah satu hadist nabi seperti yang saya tuliskan di atas. Bahwa Allah tidak suka segala sesuatu yang berlebih –lebihan atau mubazir, bahkan dalam ruang lingkup wudhu sekalipun. Sungguh pelajaran yang sangat berharga yang bisa saya ambil dari semua kebiasaan teman saya itu. Semoga kita semua juga seperti itu.

Tidak ada komentar: