Minggu, 13 Juli 2014

Lahir untuk menjadi mujahid

Ramadhan ini di pertontonkan dengan banyak adegan memilukan dari gaza.

Miris...
Ngeri...

Banyak korban jatuh dari kalangan anak2 dan wanita.

Ya Allah kapan semua ini berakhir...

Terlihat jelas di beberapa rekaman video dan poto2 anak2 kecil dengan berani melempari tank2 israel dengan batu atau apapun yang mereka temukan. Mereka berani...

Mungkin jika saya yang di hadapkan dengan situasi demikian,  saya akan memeluk anak2 erat dan memberikan tempat yang aman untuk mereka.

Tapi...
Ibu2 di gaza tidak.

Mereka ikhlas keluarga mereka satu persatu menjadi mujahid,  dan akhir nya berakhir dalam mati syahid.

Mereka menanti jamuan Allah.

Walau dengan melewati ny mereka harus berperang.

Syahid perang adalah syahid tertinggi,  tidak perlu di hisab dosa2 masa lalu nya,  langsung di berikan surga terbaik oleh Allah,  subhanallah...

Orang2 di gaza berperang dalam keadaan puasa. 

Sahur dan berbuka dengan makanan seada nya.

Satu yang membuat saya takjub,  anak2 gaza seolah tak berhenti lahir.

Satu persatu mereka syahid.
Tapi lantas terganti dengan lahir nya ribuan anak lain.

Mereka besar sebagai mujahid,  di didik sebagai pejuang,  dan merka hafidz...

Subhanallah...

Merinding membaca berita2 itu.

Bahkan syarat menjadi salah satu mujahid yang tergabung dalam pasukan di gaza harus lah hafidz 30 juz dan tidak pernah meninggalkan shalat shubuh. Subhanallah...

Mendidik generasi yang siap sebagai pejuang tentu tidak mudah.

Menumbuhkan semangat juang dalam diri anak2 tentu harus membuat jiwa orang tua nya sekuat baja.

Lahir untuk jadi mujahid,  lantas mati syahid.

Itu lah anak2 gaza..

Semoga Allah melindungi mereka,  memudahkan mereka menggapai kemerdekaan mereka. 

Semoga Allah senantiasa menyediakan gaza jiwa2 kuat dan pejuang tangguh untuk selalu melindungi masjidil aqsa di sana.

Semoga Allah menjadikan para syahid dan syahidah gaza penjaga surga. Aamiin

Tidak ada komentar: