Sabtu, 21 Juli 2007

TETAP MESRA WALAUPUN MENDAPAT COBAAN

Memang membosankan kalau kita melakukan hal yang sama terus menerus dalam waktu yang lama. Manusia butuh kedinamisan dan keharmonisan dalam hidupnya. Kegiatan kita yang selama ini kita geluti sehari – hari akan membuat kita menjadi penat dengan keadaan sekitar. Setelah kita penat, maka akan muncul tindakan yang tidak maksimal dalam melakukan segala hal. Kita cenderung sensitif akan hal – hal kecil, kita juga menjadi paranoid dengan hal yang bahkan belum terjadi dalam hidup kita. Kalau hal itu sudah terjadi, maka segala hal tidak akan dapat berjalan dengan baik.
Begitu juga dalam kehidupan berumah tangga. Kita butuh dinamisasi dan keharmonisan antara suami dengan istri, anak dengan orang tua, menantu dan mertua, juga kita dengan para tetangga dan keluarga besar. Di kota besar seperti jakarta, mungkin banyak tempat yang menawarkan “surga keharmonisan” untuk keluarga. Dari mulai maal, taman hiburan, sampai taman – taman kota memasang “jaminan” kebahagiaan untuk seluruh anggota keluarga. Tapi terkadang kita lupa, bahwa sebenarnya kesemuanya itu tidaklah perlu kita beli dengan mahal. Banyak hal dapat kita lakukan bersama keluarga tanpa harus keluar uang banyak, bahkan mungkin tanpa uang sekalipun.
Saya dan suami telah mencobanya sendiri. Memang apa yang kami lakukan hari ini tidaklah kami rencanakan sebelumnya, kami lebih memandangnya sebagai “kemesraan di balik cobaan” atau mungkin “tetap mesra walaupun mendapat cobaan“. Ya, kami mendapatkan “hikmah” kemesraan itu tanpa sengaja.
Pagi hari tadi, seperti agenda – agenda sebelumnya, saya dan suami berangkat bersama keluar dari rumah kami. Sebelum berangkat kekantor suami mengantar saya terlebih dahulu kerumah orang tua saya yang kebetulan memang tidak jauh dari rumah kami, baru suami berangkat ke kantor. Tapi pagi itu, ban mobil kami bocor di tengah perjalanan menuju rumah orang tua saya. Karena tidak memungkinkan melanjutkan perjalanan, maka kami mengganti ban terlebih dahulu. Di tengah jalan, pagi – pagi, dengan kondisi jalan yang cukup ramai, kami cuek mengganti ban. Saat suami mengganti ban, suami meminta saya melap keringatnya yang keluar deras karena panas udara dan mungkin kelelahannya mengganti ban. Dan tanpa malu – malu atau pikir panjang, saya pun melakukannya. Terjadilah adegan “mesra” itu dipinggir jalan. Suami yang sibuk mengganti ban, sedangkan saya sibuk melap keringat suami.
Saya tersadar, ternyata tak sulit untuk menjalin kemesraan dengan suami. Bahkan ditengah jalan pun kita masih bisa melakukannya, dan tanpa memperlihatkan kesusilaan pula. Saya begitu bahagia, karena ditengah kepadatan agenda suami, kami masih bisa membuat kemesraan diantara kami bahkan tanpa mengeluarkan uang sedikitpun. Kami juga bisa memaknai sebuah cobaan / kejadian dengan jauh lebih baik, tanpa marah – marah, tanpa mengumpat, dan tanpa menyalahkan keadaan. Tapi justru “berterima kasih” pada keadaan, karena mungkin tanpa kejadian ini kami tak akan bisa memanfaatkan waktu kebersamaan kami dengan hal - hal yang “sepele” tapi manis. Dan ternyata mesra itu tidak perlu mahal & repot kan…??!!

Tidak ada komentar: