Sabtu, 01 Februari 2014

Tidak lagi sama

Membaca catatan teman

Bertambah nya usia kebersamaan dengan pasangan semakin terlihat semua hal yang dulu tertutup rapat.
Hal indah di awal kebersamaan yang dulu sering di lakukan perlahan surut seperti arus banjir. Hilang menguap terbawa angin.
Kebersamaan yang ada tak ubah nya sebuah kebiasaan. Bahkan yang dulu adalah kebiasaan indah, kini tidak pernah lagi terjadi.
Bertambah nya waktu bersama membuat saya terbiasa menerima kritik lebih sering di keseharian saya. Tentang apapun. Pujian indah nan menyejukkan jiwa tidak lagi pernah saya dapatkan. Apa saya merindu nya.. tentu saya wanita, tentu pujian adalah hal indah yang selalu saya tunggu. Tapi hal itu surut perlahan bertambah nya hari yang kami lewati. Saya diam, menerima kenyataan bahwa pasangan bukan lah type romantis. Saya tidak menuntut, karna sadar memang tidak sedikit pun pujian yang dulu keluar pantas saya dapatkan (mungkin dulu hanya karna ingin memikat hati saya).
Dulu awal kebersamaan, saya selalu menemukan telepon saya berdering tepat jam makan siang. Suara canda khas yang selalu saya rindu bercerita dari seberang telepon. Tidaklah lama hanya 10 menit, tapi sanggup membuat hari2 saya menjadi "hidup". Tapi sekarang, bahkan saat berjauhan sekalipun saya yang lebih dulu menelpon. Saya diam, menerima kenyataan bahwa romantisme bukan lagi milik kami yang sudah berumur.
Dalam diam saya terus berfikir. Hari2 yang saya lalui bersama anak2 membuat saya kadang melupakan keinginan2 saya terhadap pasangan. Anak2 membuat saya lupa romantisme yang saya rindukan. Anak2 mambuat saya tidak perduli lagi pada kritik yang saya terima atas kesalahan2 saya. Anak2 membuat saya sadar ... bahwa kebersamaan yang ada ini bertahan pun karna mereka, demi mereka.
Saya buang jauh2 harapan saya bisa bersama layak nya pasangan2 dalam sinetron. Saya kubur dalam2 keinginan saya mendapat puja puji layak nya pengantin baru dulu.
Saya berusaha tidak perduli pada apapun kritik yang membuat air mata saya meleleh. Saya tidak lagi perduli kepada keinginan nurani saya, bagi saya keinginan pasangan lah yang utama.
Karna saya tidak lagi "hidup" sekarang ini .. karna jiwa saya telah mati saat ini.

*merenung*

Tidak ada komentar: